x

Iklan

Subairi Muzakki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Plih Manufaktur, Jasa, atau Startup pada Pilkada DKI?

Membaca tiga kandidat gubernur DKI Jakarta dari tiga karakter industri modern.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Dalam bisnis kita mengenal sektor-sektor industri berikut karakeristiknya yang khas. Sebut saja ada manufaktur, jasa dan perusahaan rintisan alias startup. Masing-masing model industri tersebut berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Ketiganya tetap hadir di tengah-tengah kita saat ini, hidup dan menghidupi begitu banyak manusia, memberi manfaat untuk masyarakat konsumen. Dalam sektor riil, ketiganya saling melengkapi. Tetapi dalam metafora politik, ketiganya akan jadi opsi untuk menentukan mana yang layak untuk dipilih.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tiga kandidat pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta masing-masing mewakili karakter industri di atas. Watak dan modal politik yang dimiliki menunjukkan ketiga calon pasangan berjalan di rel industri masing-masing—tentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Warga Jakartalah yang menentukan pilihan mana yang tepat bagi mereka lima tahun ke depan.

 

Kita mulai dari pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat. Pasangan ini mewakili karakter industri manufaktur. Hierarki dibentuk dengan jelas model top down. Aturan-aturan dibuat untuk menjamin efesiensi sekaligus mengalirkan laba bagi administrasi yang mereka pimpin. Mereka memimpin ala mandor karena aparatur lain, terutama bawahannya, terlihat seperti buruh.

 

Penggusuran dianggap wajar demi perluasan industri. Kompensasi dari vendor penting demi memberikan insentif untuk melakukan tindakan-tindakan serupa demi industrialisasi. Demi mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya maka dampak dari industri manufaktur seperti pencemaran lingkungan akan mereka abaikan. Kompensasi-kompensasi yang mereka berikan jadi solusi jangka pendek tetapi tidak dalam jangka panjang.

 

Pasangan berikutnya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Dari latar belakang pendidikan keduanya, yaitu politik dan keuangan, jelas keduanya mewakili industri jasa. Mereka terbiasa memberi bobot target tinggi untuk dicapai. Sekaligus menjanjikan benefit yang luar biasa juga bagi para konsumen. Industri jasa bergantung pada kepercayaan konsumen, itu sebabnya menjaga citra sangat penting untuk mereka.

 

Masalah bagi industri jasa terutama keuangan, misalnya, adalah ketika sebuah kasus menjadi krisis kemudian berkembang jadi bola salju yang dampaknya tidak terkendalikan. Target tinggi yang tidak disertai dengan upaya menyentuh masyarakat secara menyeluruh hanya akan jadi beban dalam pemerintahan. Rasa kecewa dan tidak puas mudah terjadi karena normatifnya janji-janji yang mereka berikan. Apalagi ketika garansi yang diberikan hanya dalam bentuk janji yang sulit untuk ditagih.

 

Pasangan terakhir Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni jelas mewakili startup yang tengah booming di dunia saat ini. Agus dan Sylvi belum pernah mengikuti kontestasi politik sekali pun. Tambahan lagi Agus masih berusia 38 tahun dan baru pensiun dini dari TNI dengan pangkat mayor. Sebagai pemula penting bagi mereka untuk terjun langsung meraih market seluas-luasnya. Gerilya 44 kecamatan AHY adalah langkah yang sulit diikuti oleh kandidat lainnya.

 

Setelah mendapatkan market, mereka segera menawarkan segala kemudahan yang bisa diberikan pada konsumen. Koneksi langsung dengan konsumen itu memungkinkan mereka dalam jangka pendek menyerap aspirasi yang ada. Ke-baru-an yang mereka tawarkan adalah memudahkan sekaligus menguntungkan masyarakat secara luas sebagaimana perusahaan-perusahaan rintisan. Mereka tidak memedulikan untung rugi sebagaimana manufaktur. Tidak juga meningkatkan aset lewat janji-janji sebagaimana perusahaan jasa. Tetapi, startup tumbuh besar seiring semakin besarnya benefit yang diberikan kepada masyarakat atau konsumen.

 

Dengan positioning di atas, tidak mengherankan jika dalam tiga bulan terakhir kita melihat bagaimana meroketnya tingkat elektabilitas Agus-Sylvi dalam berbagai survei. Masyarakat mudah beralih dengan cepat. Mereka ingin bersama pemimpin yang mau tumbuh bersama mereka. Bukan yang mencari untung lewat kompensasi. Bukan pula yang memberikan jaminan tanpa tahu pasti batas janji. Dan sepertinya dukungan itu akan terus mengalir untuk pasangan startup ini.

Ikuti tulisan menarik Subairi Muzakki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu