x

Iklan

Leny Suryani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Antara Pilkada dan Pil Pahit PRT

Pekerja Rumah Tangga

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi ini, 15 Februari 2017 merupakan hari Libur Nasional yang sudah ditetapkan oleh Persiden Jokowi, karena terkait dengan PILKADA serentak di beberapa kota di Indonesia, masyarakat bersemangat dan berbondong- bondong mendatangi TPS (Tempat Pemungutan Suara) menentukan pilihanya. 

Banyak yang tidak tahu, bertepatan dengan tanggal tersebut telah terjadi peristiwa penting, kejadian tragis yang dialami oleh seorang Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA) yang usianya 15 Tahun bernama "Sunarsih" Ia bekerja dan dianiaya majikanya Ny. Ita hingga meninggal dunia di Surabaya. Tapi keadilan tidak berpihak pada Sunarsih karena pelaku ( Majikan) hanya di hukum ringan dan tidak sesuai dengan perbuatanya yang menghilangkan nyawa seseorang dengan sengaja.

Hari ini seluruh Masyarakat terfokus pada PILKADA, baik dar segi Tim Sukses yang akan mensukseskan segala cara untuk kemenangan masing- masing paslon, begitupun Lembaga survey yang siap memprediksi siapa yang unggul di berbagai wilayah. Semua perhatian dari hari ke hari, detik demi detik terfokus siapa yang bakal terpilih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu bagaimana dengan kisah tragis yang dialami Almarhumah Sunarsih?

Hari ini tepatnya 11 Tahun peristiwa tersebut. Negara tidak hadir, negara telah lalai untuk memberikan rasa aman bagi pekerja rumah tangga keadilan dan perlindungan belum dirasakan oleh PRT. karena tiap hari kekerasan terjadi dan dialami oleh PRT, sejak Tahun 2004 Jala PRT mengajukan ke Pemerintah dan DPR RUUPPRT dan Konvensi ILO 189 tentang situasi kerja layak PRT, karena setiap tahun tercatat lebih dari 400an kasus kekerasan yang terjadi menimpa PRT. 

Hingga sekarang Sudah 13 Tahun RUU mandeg dan belum ada kehendak baik dari Pemerntah dan DPR untuk membahas mengesahkanya.

Lebih memilukan lagi kicauan salah satu anggota DPR RI - Fahri Hamzah yang merendahkan Pekerja Rumah Tangga dengan kalimat " MENGEMIS MENJADI BABU" 

Momentum PILKADA pun tidak ada paslon yang mengisukan atau mengkampanyekan kerja layak PRT dan pentingnya perlindungan hukum, mereka tidak memikirkan "Tokoh" Pekerja di rumahnya.

Perlakuan terhadap Pekerja Rumah Tangga seperti dua kutub yang berlawanan "PILKADA VS PRT, RAMAI VS SUNYI"  keduanya penting karena pilkada menentukan pemimpin yang melindungi dan mengakomodir tuntutan, termasuk tuntutan PRT yang butuh pengakuan bahwa PRT adalah Pekerja dan berhak mendapatkan hak- hak yang sama seperti pekerja lainya. 

Tahun 2017 adalah Hari PRT ke- 11. secara rutin tiap tahun kami peringati dalam berbagai bentuk acara, bagian untuk menjaga dan mengingat tentang peristiwa penganiayaan PRTA " Sunarsih" sampai meninggal dunia. Untuk Tahun ini kami PRT Sejabodetabek memperingatinnya dengan mengadakan pentas teater yang seluruh pemainnya adalah PRT.

Setiap Tanggal 15 Februari, di tanggal tersebut Tahun 2007 Dimulainya Advokasi terhadap PRT karena di latarbelakangi peristiwa penganiayaan PRTA "Sunarsih" sampai mennggal dunia. Demikian untuk selanjutnya setiap Tanggal 15 Februari selalu di serukan Hari PRT Nasional serta Menjadi Hari Libur Nasional.

Dengan mengadakan pentas Teater Perdana PRT "PRAANG" Kisah anak berjarak- jarak , mengenang peristiwa yang dialami " Sunarsih"  dari keseharian bekerja, mengalami berbagai penyiksaan psikis dan fisik, hak -haknya dilanggar sebagai pekerja, upah yang tidak di bayar,tidak ada istrahat, libur mngguan, tidak dapat makan secara layak, tidak ada jaminan kesehatan, bekerja lebih dari 18 jam sehari- hari. Dari penganiayaan dan perlakuan Majikan setiap hari terhadap Sunarsih, hingga akhirnya sunarsih meninggal dunia. Pada Tanggal 12 Februari 2001.

Selama Lima Bulan mereka berlatih sampai pementasan tentu mereka harus bernegosias untuk mendapatkan ijin dari majikan, keluarga untuk ikut latihan secara rutin. Tidak gampang memang tapi dengan menyampaikan informasi yang baik dan bertanggung jawab, majikan dapat mengerti dan keluarga mendukung. Suka dan duka mereka jalani untuk terus berlati.

Hingga akhirnya terbayar sudah pada pentas perdana teater PRT "PRAANG" pada tgl 120217. Di Gedung Kesenian Miss Tjitjih. Pada tanggal tersebut, 11 Tahun lalu Sunarsih meninggal, nyata sekali dari judul dan alur ceritanya mengkisahkan anak manusia berjarak jarak. 

Dari pentas teater ini, kami berharap tidak ada Sunarsih, sunarsih yang lain yang menjadi korban lagi, pentas ini  juga menyuarakan segala permasalahan PRT ketika bekerja, ketika DPR belum mengesahkan RUUPPRT dan ketika Pemerintah belum meratifikasi Konvensi ILO 189 tentang situasi kerja PRT.

Dimana, semua itu berakibat kami menerima segala bentuk kekerasan. Kami terus berharap DPR dan Pemerintah segera memberi pengakuan dan perlindungan hukum terhadap PRT, kami akan terus bergandeng tangan menyuarakan aspirasi kami.

Dan mendesak pemerintah untuk:

#bahasdansahkansegera

#ruupprt

#kilo189 

Tentang kerja layak PRT.

PRT Bekerja Berbagi Berjuang Bersama Untuk Keadilan Kesetaraan.

 

Selamat Hari PRT Nasional.

Hidup PRT...

 

Sekian Terima kasih

Salam

Leni Suryani

(Spdprt Sapulidi)

Ikuti tulisan menarik Leny Suryani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler