x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

SBY Bersua Jokowi: Sinyal Baik atau Buruk?

Silaturahmi antara dua orang, apalagi antara dua tokoh bangsa, sebaiknya dimaknai sebagai peristiwa positif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SBY akhirnya datang ke Istana menemui Jokowi, Kamis, 09 Maret 2017. Sungguh sebuah peristiwa politik secara par exellence, karena sejumlah alasan berikut:

Pertama, sebenarnya tidak pernah ada rivalitas langsung antara SBY dan Jokowi dalam pertarungan politik nasional. Asumsi rivalitas antara keduanya lebih justru persepsi berita media, yang diperburuk oleh analisa dan komentar para netizen di Medsos dan blog.

Kedua, bahwa SBY yang "mendatangi" tentu terkesan SBY "mengalah". Tapi buat saya, kunjunan SBY ke istana itu justru menunjukkan sikap politisi yang sedang menghitung sesuatu yang lebih penting.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, sejak SBY menyampaikan "Pidato Lebaran Kuda" pada 02 Nopember 2016, memang terkesan SBY mengambil posisi berseberangan vis-a-vis dengan pemerintahan Jokowi-JK. Meski sebenarnya, pidato lebaran kuda muncul lebih karena jalur komunikasi yang tidak lancar. Sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi antara Presiden dan mantan Presiden.

Keempat, sudah menjadi rahasia umum bahwa SBY sesungguhnya lebih bermasalah dengan ibu Megawati Soekarnoputri. Bukan dengan Jokowi. Selanjutnya, Jokowi harus memainkan peran seakan memusuhi SBY, sebab Jokowo menyadari betul bahwa dirinya mulus menjadi RI-1 terutama karena faktor Mega (melalui PDIP). Jika kemudian , Jokowi akhirnya mau menerima SBY, berarti Jokowi ingin menunjukkan dirinya layaknya seorang Presiden Republik, bukan "Prediden PDIP".

Kelima, analogi lain bisa dikemukakan di sini. Dan kesan awalnya tentu akan akan terkesan berbeda bila dibandingkan dengan kunjungan Jokowi ke Hambalang untuk menemui Prabowo (31 Oktober 2016), yang kemudian dibalas oleh Prabowo dengan berkunjung ke Istana (17 Nov 2016). Sementara pertemuan SBY-Jokowi pada 09 Maret 2017, SBY yang datang lebih dulu ke Istana. Dan kita belum tahu, apakah nantinya Jokowi akan bertandang ke Cikeas.

Keenam, setiap peristiwa politik, apalagi antara dua tokoh yang dipersepsikan bersiteru, harus diasumsikan tidak mungkin hanya berisi agenda tunggal. Artinya, setiap orang boleh saja mengemukakan analisanya, yang melebar kemana-nama. Misalnya, karena pertemuan itu berlangsung menjelang konteks Pilkada DKI 19 April 2017, sebagian orang bisa menduga-duga: Partai Demokrat akan mendukung Paslon Ahok-Djarot. Misal lain: pertemuan SBY-Jokowi berbarengan dengan sidang perdana kasus korupsi E-KTP. Kalau selera analisa yang diikuti, kesimpulan memang menjamah setiap kemungkinan. Kita tunggu saja dinamikanya.

Ketujuh, sesuai karakternya masing-masing, dalam pertemuan 09 Maret 2016, SBY seperti biasanya tampil dengan gayanya, senyum dipaksakan, gerak mimil yang kaku, dan tentu saja bahasa yang terkesan bombastis seperti ungkapan "ajang tabayyun". Dan untuk mengimbangi perasaan sang tamu, mantan Presiden, maka Jokowi berusaha tampil senormal mungkin, meskipun publik tidak mudah juga dibohongi dengan pernyataan bahwa "baru tersedia waktu yang pas" untuk melakukan pertemuan itu.

Kedelapan, juga penting bahwa pertemuan itu digelar di tanggal 9 (sembilan). Dan sejak 2004, SBY memang sering menggelar agenda besarnya di sekitar angka sembilan itu.

Kesembilan, dalam ajaran Islam, jika terjadi cekcok antara dua orang Muslim, maka orang/pihak yang berinisiatif untuk mencairkan percekcokan itu, selalu diposisikan lebih mulia dan karena itu dijanjikan mendapatkan pahala lebih tinggi, dibanding pihak yang hanya merespon. Minimal sang inisiator lebih dulu meraih pahala besar. Amin. Apapun itu, silaturahmi antara dua orang, apalagi antara dua tokoh bangsa, sebaiknya dimaknai sebagai peristiwa positif.

Syarifuddin Abdullah | Jumat, 10 Maret 2017 / 12 Jumadil-akhir1438H

Sumber foto: https://m.tempo.co

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu