x

Iklan

Dayu Rifanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Aibobor dan muasal nama sungai, kali dan Danau

Kumpulan kisah cerita rakyat sorong selatan yang memikat, mendudukan fungsi air menjadi sangat penting bagi warga masyarakat sorong selatan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekolah menjadikan kita melek huruf, tetapi tidak mengajarkan kita bagaimana membaca untuk kesenangan – Ambeth R Ocampo.

Buku kumpulan cerita rakyat sorong selatan ini merupakan hasil pengumpulan cerita dari para tetua adat atau kampung, yang dilakukan para guru – guru yang kuliah di Universitas Atma Jaya dalam program pendidikan jarak jauh S1 PGSD di Kabupaten Sorong Selatan. Selama proses pembelajaran dan pendidikan, dirasa perlunya semangat pendidikan yang berbasis konteks budaya setempat, agar guru menjadi mudah mengerti dan mampu memaknai proses belajar dengan melibatkan siswa secara utuh, karena konteks budaya menghadirkan pemenuhan ruang eksistensi kedalam diri guru yang sedang belajar. Di bagian belakang buku cerita ini tertulis nama – nama para guru – guru yang bersekolah tersebut, dipadu dengan ornamen bercorak cenderawasih.

Buku ini tipis tetapi padat cerita. Mengapa demikian ? sebab hanya berisi 89 halaman tetapi padat berisikan 16 kisah cerita rakyat dengan tema besar atau dengan dominasi cerita tentang air : berupa kisah telaga, kali, sungai sampai ke danau. Betapa air menjadi fondasi penting kehidupan masa lampau, kini dan masa depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aibobor, membuka kisah dari buku ini, menceritakan seekor anjing bernama Aibobor yang patuh pada tuannya, sang tuan yang dalam perjalanannya menyusuri Sungai Kaibus (atau Konda) mengalami banyak kejadian ajaib seperti bekal makanannya yang berupa daun sagu berubah menjadi pepohonan sagu yang rindang dalam semalam, dan lokasi dimana pohon sagu berada dinamakan Badit Roni. Dalam perjalanannya ada daerah yang disinggahi sang tuan ini dan dinamakannya Seforare, saat lapar menjelang dalam perburuannya membuat sang tuan bertemu dengan seorang gadis yang terkena busur panahnya, yang dengan marah sang perempuan menunjuk ulu hatinya seraya berkata lihat panahmu mengenai hatiku !, dengan tangkas sang tuan sambut balik : karena anak panahku telah menusuk hatimu, maka aku akan meminangmu menjadi istriku. Mereka menikah kemudian punya anak, nah sang anak ini kemudian dirawat oleh seekor anjing, si Aibobor tadi karena kedua orang tuanya ternyata meninggal oleh banjir. Anak yang dirawat oleh seekor anjing terasa familiar di cerita  rakyat daerah lainnya bukan.

Cerita berikutnya adalah muasal ditemukannya api, menurut kepercayaan dari masyarakat saifi kabupaten sorong selatan. Sebab musabab mengapa hal ini ditemukan, karena ada seorang pemuda yang bernama Mklyok Sawen sedang berburu kasuari besar, yang dengan lihainya mampu selalu terhindar dari buruan Mklyok. Selama berburu, ada seekor anjing yang menemani Mklyok bernama komang. Pada suatu titik perburuan kasuari yang melelahkan, sembari mendengar angin berhembus timbul ide, selayaknya ilham besar datang padanya, aha !, terbersit dalah hatinya jika angina berhembus begitu kencang dan menimbulkan gesekan pada kayu, yang jika ada suatu benda digosok dengan benda lain akan timbul panas sampai timbul percikan api. Aha ! mklyok menemukan caranya dengan imajinasinya yang luar biasa. Dari cerita inilah asal muasal api yang ditemukan caranya oleh Mkyok Sawen.

Nenek bernama Sarbukun yang hidup seorang diri mengalami kejadian nan magis, dimana saat memakan tebu dan tergores bibirnya hingga meneteskan darah, dari darah itu menjadi dua orang anak laki – laki yang diberi nama Mes (dara) dan Asam (tebu). Kedua anak yang dirawat penuh kasih saying, besar dengan sehat, kuat berburu, cerdas dan menemani sang Ibu (nenek sarkubun) hingga sang nenek berusia lanjut dan pada saat mendekati waktu kematian sang nenek berpesan agar mereka merelakan sang nenek dengan cara tertentu disetiap sudut rumah diletakkan anggota tubuh sang nenek yang secara ajaib menjelma menjadi manusia dan kemudian dinamakan dengan marga Faam Yee, Mamao dan Sasior yang menempati seluruh pelosof tanah Aifat bagian timur, tepatnya di sebelat timur Sungai Kamundah di lembah kaki gunung fomair.

Air Danau atau Aya dan Maru yang kemudian digabung menjadi ayamaru adalah kisah selanjutnya tentang seseorang bernama orain yang berburu di daerah Mrie Ase sampai ke Hnasle, yang dalam perburuannya anjing pendamping orain terkejut pada seekor narah atau tikus tanah hitam yang di gong-gongnya terus selama perburuan, sampai akhirnya sang anjing menggali tanah dimana suara narah berada, ternyata yang keluar malah air yang semakin deras sampai akhirnya menjadi Danau Ayamaru.

Berhati – hatilah dalam bertindak, sebab adakalanya hidup membawa keberuntungan da nada kalanya sebaliknya, kesialan yang didapat terutama jika kita tidak berhati – hati. Pesan itu bisa kita dapatkan dari cerita tentang terjadinya kali keyen dimana pada jaman dulu, orang yang tinggal di dataran tinggi sebelah utara kampong keyen kesulitan akan air. Tetapi kemudian ada seseorang dari mereka menemukan tetesan – tetesan air di balik sebuah batu. Kisah penemuan air ini disimpan mati oleh orang ini, sampai akhirnya kawannya curiga padanya, dan dia memberi tahu akhirnya. Yang terjadi kemudian adalah sang kawan lupa meletakan kembali batu pada sumber air tersebut yang mengakibatkan banjir dan aliran banjir itu diikuti oleh mereka berdua untuk memastikan sejauh mana air meluap, dan akhirnya luapan itu membentu sungai yang dinamakan menjadi menjadi sungai keyen yang berarti “Kita Jalan”

Tersisa cukup banyak kisah lainnya seperti cerita tentang terjadinya pohon sagu, asal usul marga simat, Namle si manusia ajaib, terjadinya kampung wersar dan 7 kisah menarik lainnya yang saying jika dilewatkan buat kamu yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Sorong selatan pada khususnya, Sorong dan Papua pada umumnya.

Buku ini menarik karena harus diakui, tidak banyak buku cerita rakyat daerah Papua yang beredar di pasaran sehingga dapat kita beli dan baca dengan mudah. Bahkan jika berburu ke perpustakaan daerah juga tidak banyak yang bisa kita dapatkan untuk dibaca (kebetulan saya mencarinya di perpustakaan daerah Surabaya, bukan di Papua). Huruf-huruf yang cukup besar yang dipilih untuk menuliskan kisah ini juga membuat mata terasa nyaman. Dan karena rata – rata kisahnya tidak berpanjang – panjang dalam detil dan kata, tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca habis kisah satu buku ini.

Tetapi rasanya juga ada beberapa hal yang perlu ditambahkan oleh buku ini agar bisa lebih menarik. Beberapa kisahnya sangat pendek, sehingga rasanya kurang jelas, mungkin juga hal ini terkait metodologi pengumpulan data yang bisa jadi kesulitan menggali bahan cerita. Jika membandingkan dengan tulisan cerita rakyat yang dikuratori oleh Arnold Ap, yang dapat dibaca disini 2 terlihat bahwa satu cerita bisa detil dan cukup panjang sehingga yang membacanya dapat mengikuti alur ceritanya dengan baik, selain ada dua cerita yang juga terdapat di buku ini dan buku cerita rakyat terbitan tahun 1982 Arnold Ap dkk, Mamle dan Cerita tentang sungai seremuk. Selain itu, jika ditambah peta kecil daerah pada setiap cerita akan juga menambah detil kecil yang memikat, sehingga orang yang baru membacanya mempunyai gambaran dimana letak cerita – cerita ini. Satu hal yang penting tetapi terlewatkan menurut saya juga kisah tentang Sorong Selatan, semacam pengantar singkat lokasi sorsel, letak geografis, keadaan demografi serta apa yang menarik dan menjadi ciri khas daerah tersebut sehingga prolog ini menjadi pengantar para penikmat buku bacaan untuk mempersiapkan diri membacanya. Tidak lupa para tetua adat dan kepala kampung perlu mendapatkan penghargaan untuk dimasukan dalam buku ini, sebab cerita – cerita ini dituturkan oleh mereka yang sayangnya belum ada dalam buku ini. Walaupun demikian, ada beberapa kekurangan dari pemikiran saya, tidak membuat buku ini kehilangan pesonanya untuk dibaca karena buku ini menjadi catatan dokumentasi penting yang merekam cerita – cerita dari Sorong selatan, dan saya berharap anak – anak yang membacanya di Sorong Selatan akan berkata “ah ini kitong pu kampung pu cerita, menarik, wow sa jadi suka membaca, karena buku – bukunya membuat sa dekat dengan alam sekitar dimana sa tinggal”, menyitir Ocampo, membaca harusnya menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan.

Selamat membaca.

Catatan :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sorong_Selatan

Buku cerita rakyat Irian Jaya terbitan 1982 dapat didownload di https://www.academia.edu/14955391/Cerita_Rakyat_Irian_Jaya_1982

Oleh Dayu Rifanto

Ikuti tulisan menarik Dayu Rifanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler