x

Iklan

N Raymond Frs

Seorang Amtenar Pemerhati Pariwisata Daerah Sulawesi Utara
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bukit Doa Mahawu Kota Tomohon

Bukit Doa Mahawu terletak di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara yang dapat ditempuh sekitar 45 menit dari Kota Manado dengan menggunakan angkutan darat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hutan tropis Indonesia masih terus dijaga kelestariannya agar fungsinya sebagai paru-paru dunia bermanfaat terutama memberi keseimbangan alam akibat global warming. Kesadaran akan dampak pengaruh pemanasan global, setidak-tidaknya melandasi pengetrapan konsep “sinergitas alam bangunan dan rohani” di lokasi Bukit Doa Mahawu Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Banyak pengunjung yang datang ke Bukit Doa Mahawu Tomohon yang berada di ketinggian 900 hingga 1200 meter di atas permukaan laut (dpl) ini, untuk berbagai macam kegiatan yang.

Jarak dari Kota Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ke lokasi ini sekitar 45 menit lamanya dengan menggunakan angkutan darat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lokasi ini sangat mudah ditemukan karena sudah banyak orang yang datang mengunjungi sejak dibuka pada tahun 2006, tepatnya 14 September bertepatan dengan Hari Raya Salib Suci.

Ada banyak pengunjung yang datang hanya untuk foto-foto prewed di chapel, amphiteater, pemandangan alam serta nuansa hutan tropisnya yang unik dan indah. Kebanyakan pengunjung yang datang untuk kegiatan rohani seperti retreat, rekoleksi, ibadat padang, dan ibadat devosional.

Di tempat ini tersedia fasilitas ibadat seperti chapel, jalan salib, gua Maria, rumah retreat, dan lain-lain. Bentuk Chapelnya yang unik mirip kapal Nabi Nuh terbalik dengan 9 kerangka bak tulung rusuk ideal sekali untuk pemberkatan pernikahan.

Mengedepankan konsep “Sinergitas Alam, Bangunan, dan Rohani” di kompleks wisata rohani Bukit Doa ini, bukanlah isapan jempol. Seluruh bangunan di Alamanda Retreat dijuluki pengunjung sebagai “rumah pohon”. Penyebutan rumah pohon itu, terkait dengan tata ruang dan bentuk rumahnya yang mengadopsi rumah panggung adat Minahasa. Tak hanya itu, berada di tengah hutan dan kanan-kirinya masih mempertahankan pohon-pohon besarnya.

Sejak dibangun pada tahun 2006, di atas tanah seluas 4 ha yang berkontur berbukit–bukit, Alamanda retreat bisa menampung rombongan berjumlah 80 orang, banyak dipakai untuk berbagai macam kegiatan. Acara rohani seperti retreat, rekoleksi, seminar nasional, rapat pimpinan dari berbagai instansi gereja, perusahaan, pemerintah, dan lain-lain.

Lingkungannya terasa segar dan fresh di pagi hari dan malam hari. Kesejukan dan kadang cenderung dingin, memaksa setiap tamu yang menginap untuk diingatkan membawa baju hangat agar tak kedinginan.

Ada 6 (enam) unit bangunan di kompleks Alamanda retreat ini. 4 (empat) unit dipakai untuk istirahat. Sedangkan 2 (dua) unit lainnya untuk ruang meeting dan ruang makan.  Unit-unit itu memang didesain untuk rombongan yang ingin bermeditasi  dan berkontemplasi  dari kebisingan dan rutinitas keseharian. 

Suasana yang sepi dan lingkungan yang asri, sangat cock untuk retreat atau rekoleksi. Apalagi lokasi rumah retreat ini berada di kompleks Bukit Doa Mahawu yang luasnya mencapai 80 ha dan jauh dari pemukiman penduduk yang berjarak sekitar 5-6 km dari rumah-rumah retreat.

Jangan kaget kalau di pagi hari terdengar ayam hutan berkokok dan aneka macam burung hutan berkicau nyaring bak musik alam sambil mengiringi terbitnya matahari dari balik Gunung Mahawu.

Alamanda Retreat adalah salah satu fasilitas wisata rohani Bukit Doa Mahawu yang secara fungsional terpadu dengan fasilitas yang lain. Tak jauh dari rumah retreat, hanya berjalan kaki sekitar tujuh menit, dapat dijumpai Chapel Mahawu, Amphiteater, Gua Maria, dan Jalan Salib.

Di hari-hari libur nasional, atau hari sabtu dan minggu, tak jarang rombongan tour ziarah atau pengunjung biasa memakai fasilitas-fasilitas itu untuk ibadah padang, ibadah devosi kepada Bunda Maria (Mei-Oktober) dan Jalan Salib (Masa Prapaskah). 

Keberadaan fasilitas rohani itu di puncak bukit Mahawu ini dengan arsitekturnya yang menyatu dengan alam, juga menjadi daya tarik sendiri bagi para fotogrtafer professional untuk dijadikan spot dalam session prewedding.

Berkunjung ke Bukit Doa Mahawu selain untuk berdoa dan beribadat juga menyempatkan diri untuk menikmati wisata alam. Ada spot di belakang chapel yang bisa melihat/menonton langsung Kawah Tompaluan Gunung Lokon yang paling aktif di Sulawesi. Semburan material pijar dan awan debu vulkanik saat meletus tampak indah di lihat di spot belakang Chapel ini. (Rafans Sulutindo),-

Ikuti tulisan menarik N Raymond Frs lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler