Perseteruan antara Rocky Gerung dan Hotman Paris terus berlanjut hingga kini. Keduanya tampak tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Kedua tokoh tersebut kini menjadi buah bibir lantaran saling sindir di media sosial. Benturan antara Rocky Gerung dan Hotman Paris berawal dari pertanyaan Rocky Gerung yang menyebut cincin berlian Hotman lebih berkilau daripada otaknya.
Pernyataan tersebut menyulut Hotman Paris untuk menanggapi pernyataan tersebut. Perseteruan lalu memuncak ketika Hotman yang juga kuasa hukum paslon 02 tengah bersidang di Mahkamah Konstitusi. Dalam beberapa pernyataan pada awak media, Hotman Paris kerap mengklaim bahwa kliennya menang melawan lawannya bahkan ia menyebut menang 30-0.
Beberapa pernyataannya tersebut kemudian menuai banyak komentar. Salah satu tokoh yang mengomentasi adalah Rocky Gerung yang menyatakan Hotman hanya pandai membuat sensasi tanpa esensi.
Perseteruan antara kedua berlanjut hingga kini, Hotman sendiri mengaku siap jika dipertemukan dalam forum debat dengan Rocky Gerung. Begitu juga dengan Rocky tidak ambil pusing jika ada forum yang mempertemukan keduanya.
Selain forum debat, nampaknya Hotman Paris Hutapea juga menantang Rocky untuk bertarung di atas ring tinju, meski Rocky tidak meladeni tantangan Hotman paris satu ring dengannya.
Lantas jika kedua dipertemukan di forum debat, siapakah yang akan menguasai forum tersebut apakah Rocky atau Hotman? Debat antara keduanya memang layak untuk ditunggu.
Pasalnya kedua memiliki kapasitas dan kapabilitas yang tidak perlu diragukan lagi, Rocky yang mempunyai kapasitas di bidang Filsafat sedangkan Hotman yang punya kapasitas dibidang Hukum.
Jika dipertemukan akan terjadi saling adu argumen dengan sudut pandang yang berbeda yakni sudut pandang filsafat dan hukum.
Dalam hal ini, kedua keilmuan tersebut memang tidak apple to apple jika dibenturkan. Kita tahu bahwa filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan termasuk hukum.
Adanya ilmu hukum lahir dari adanya filsafat yang mengilhami ilmu-ilmu lain. Sebagai mother of sains filsafat tidak memiliki tendensi apapun di dalamnya.
Karena tumpuan filsafat adalah wisdom atau kebijaksaaan, basis dari filsafat adalah pemikiran untuk kebijaksaaan, begitu juga dengan tujuan dari berfilsafat untuk bijak dalam berfikir bertindak dan berucap secara logis.
Sedangkan dalam pembentukan hukum tidak bisa dilepaskan dari adanya kepentingan baik itu kepentingan politik maupun kepentingan ekonomi.
Sehingga apa yang dicita-citakan oleh filsafat belum sepenuhnya bisa diimplementasikan dalam dunia hukum yang terkait dengan keadilan dan kebijaksaan.
Lantas, jika Rocky Gerung sebagai pakar filsafat dan Hotman Paris sebagai pakar hukum siapakah yang akan memenangkan perdebatan? Kita tunggu saja.
Ikuti tulisan menarik Muhammad Rizal Firdaus lainnya di sini.
