x

Iklan

Syarifuddin Abdullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kenduri Terlarang

Beda rasa antara berhenti karena pilihan, dibanding berhenti karena terpaksa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Datang mengetuk pintu yang langsung terbuka lebar. Memasuki ruang besar yang tak bersekat. Terlihat meja kenduri dengan ragam sajian tersedia. Tiap sajian punya daya goda yang sulit ditolak indera.

Semua yang diangankan terpajang nyata. Bebas memilih antara menerima atau menolaknya. Merasa diposisikan sebagai tamu istimewa. Kesempatan yang sebenarnya jarang terjadi.

Tak kuasa menolak daya goda tiap sajian. Mencicipi satu per satu dengan lahap. Tak peduli sajiannya manis atau asin atau pahit. Atau mana tahu ada sajian beracun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski tahu sejak semula itu salah. Selalu ada alasan pembenarnya. Mengikuti pameo Perancis phanta rei (semuanya mengahlir). Bayangan muaranya masih samar, tanpa penunjuk arah.

Kenduri terlarang itu pada ujungnya mesti berakhir. Semua sajian akan habis atau tersisa membusuk. Akan beda rasa antara berhenti karena pilihan, dibanding berhenti karena terpaksa.

Syarifuddin Abdullah 03 Juli 2017 / 09 Syawwal 1438H.

Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler