x

Iklan

JARAK STOP PEKERJA ANAK

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

LIBURAN TANPA PEKERJA RUMAH TANGGA

PRT itu nafas bagi sebagian keluarga tempat mereka bekerja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Gue gak keberatan untuk masak! Cuma aja, nyokap gue gak suka makanan yang dimasak. Paling-paling yang mau makan cuma anak sama suami aja.” Celoteh awal saat berjumpa rekan kerja di Senin pagi ini, tentang isi liburan Lebarannya. Ada lagi yang bercerita tentang habisnya waktu liburan, walaupun gak pergi kemana-mana karena tidak ada yang jaga lansia dirumah. Rekan yang lain tidak kalah heboh menceritakan kesuksesannya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga tanpa PRT. Hebat!

Hari ini memasuki kegiatan normal, selesai sudah liburan panjang hari raya. Sejak pagi-pagi sudah memulai berberes untuk segera berangkat menuju tempat kerja. Kegiatan bekerja sudah dimulai, saatnya meninggalkan rumah untuk beraktivitas di kantor. Ada rasa mager (malas gerak), tapi gak boleh dimanjain karena sudah menjadi tanggung jawab menjadi pekerja. Kalau malas, bagaimana mau terima gaji dan fasilitas yang lain tho?

Di kantor, suasana liburan masih terasa, salam-salaman dan tegur sapa menjadi ritual di awal hari pertama bekerja. Tak lupa, tukar-tukaran kue hari raya dan makanan khas dari daerah masing-masing. Cerita liburan juga gak kalah seru karena menghiasi pagi ini. Termasuk cerita liburan tanpa Pekerja Rumah Tangga. Itu seru juga lho!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai keluarga kecil dengan 1 anak, Maria, dan suaminya harus berpikir untuk mengasuh anak semata wayangnya karena Mbak Yah sudah mudik jauh-jauh hari sebelum Lebaran. Lebaran masih 2 minggu, PRT sudah pulang dengan alasan supaya tidak macet dan lain-lain. Antara sepakat dan tidak sepakat sebetulnya kondisi ini. Untungnya, jadwal sekolah anak sudah selesai rapotan sehingga tidak ada tugas sekolah yang harus dikerjakan. Walhasil, si bocah hari ini ikut Mami ke kantor, besok ke kantor Papi....dan begitu seterusnya sampai orang tuanya libur sesuai jadwal kantor. Tanpa PRT..... berbagi waktu mengasuh sembari bekerja.

Lain lagi dengan Teti yang saat liburan harus siap menggantikan suster yang biasanya merawat ibunya yang stroke. Memulai jadwal mengurus ibu sejak jam 5 pagi dan stand by jika diperlukan oleh sang ibu. Kali ini liburan diisi dengan merawat beliau saja karena tidak mungkin ditinggal dan meminta saudara karena tinggal di kota yang berbeda. Tanpa PRT.....merawat orang tua sambil mengisi liburan.

Nah, sampailah pada Rani yang gak biasa masak harus mengisi liburan bersama mertuanya. Sebelum dia cerita saja, kita semua tahu bakalan heboh yang diceritain nantinya. Liburan kali ini, mereka sekeluarga menemani ibu mertua yang sudah hidup sendiri. Sebelum liburan, Rani sudah minta mba Yani, PRT yang bertugas memasak untuk membuat makanan yang ibu suka. Tapi, liburan PRT kan panjang, seminggu lebih, mana mungkin membuat masakan selama itu. Nah, alhasil, setelah masakan serep mba PRT habis, putar otaklah Rani untuk menyajikan makanan setiap harinya. Hasil masakannya gak cocok di lidah ibu mertua. Akhirnya, tiap hari harus cari makanan yang bisa diterima beliau. Tanpa PRT.......menu makanan harus tetap variatif dan lolos seleksi.

Kalau mau ditampung semua cerita teman-teman hari ini, bisa jadi buku cerita lho. Cerita tentang kehidupan keluarga-keluarga tanpa kehadiran Pekerja Rumah Tangga memang unik. Saya sendiri yang terbiasa melakukan beberapa pekerjaan di rumah merasa tanpa PRT pekerjaan kok gak rampung-rampung ya. Bisa sih masak, mencuci, mengepel, mengurus anak, mengurus lansia, menyetir dll. Tapi kok kalau dilakukan sendiri, ada saja yang tidak selesai secara tuntas. Wah, kalau diuji kompetensi, gak lulus deh aku.

Untunglah, hari ini para Pekerja Rumah Tangga sudah mulai bertugas juga seperti kami yang harus merampungkan pekerjaan di kantor masing-masing. Kehadiran mereka bukan sekedar menyelesaikan tugas kerumahtanggaan. Kehadiran mereka lebih dari itu karena memberi nafas pada kami untuk bekerja dengan konsentrasi dan bisa berkompetisi. PRT juga memberikan kesempatan pada anak-anak tumbuh dengan rasa aman dan nyaman di dalam rumah. Pekerja Rumah Tangga juga memberikan perhatian untuk para lansia bahkan anggota keluarga yang sakit dan perlu dibantu dalam kesehariannya. Sungguh, keberadaan PRT itu bukan sekedar “biasa” saja, tetapi sangat membantu berjalannya kehidupan dengan lebih lancar.

Selamat datang di keluarga-keluarga tempat Anda bekerja. Mari sama-sama bergerak untuk perjuangan Kerja Layak PRT, agar mereka dapat memperoleh Hak dan pengakuan bahwa yang PRT lakukan adalah sebuah profesi, pekerjaan yang layak. Semoga dengan kesempatan libur kemarin para PRT juga mempunyai semangat untuk bekerja dengan lebih baik dan menerima pengakuan, PRT adalah Pekerja.

Salam dari kami yang membutuhkan Pekerja Rumah Tangga dan mendukung PRT adalah Pekerja!

*Cerita dari beberapa kawan yang berusaha membangun relasi kerja (lebih layak) dengan PRTnya.

Ikuti tulisan menarik JARAK STOP PEKERJA ANAK lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB