Penulis Indonesiana yang khusus memperhatikan Kebijakan.. Hukum.. Politik.. Pendidikan.
Sekda Banten Dorong Evaluasi Menyeluruh atas Kasus SMAN 1 Cimarga
3 jam lalu
Fhoto Sekda Banten H. Deden Apriandhi Hartawan
Kisruh antara kepala sekolah dan siswa di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, akhirnya berujung damai. Namun, di balik senyum dan jabat tangan yang mengakhiri konflik itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi, menegaskan bahwa perdamaian ini bukan akhir dari masalah, justru awal dari introspeksi bersama.
“Yang penting bukan siapa salah dan siapa benar, tapi bagaimana kita belajar dari kejadian ini. Jadikan ini bahan evaluasi, agar dunia pendidikan kita semakin beradab dan berempati,” ujar Deden usai menghadiri mediasi di Lebak, Kamis (16/10/2025).
Dari Tamparan ke Titik Damai
Kasus ini bermula dari dugaan tindakan kekerasan seorang kepala sekolah terhadap siswanya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Sontak, kabar itu menyebar cepat di media sosial, memantik gelombang reaksi dari masyarakat hingga terjadi aksi protes siswa.
Sang kepala sekolah, Dini Fitria, kemudian menjadi sorotan publik. Tak sedikit yang mengkritik tindakannya, namun banyak pula yang menilai sikap tegasnya harus dilihat dalam konteks pembinaan moral siswa.
Setelah beberapa hari tegang, akhirnya kedua belah pihak sepakat berdamai. Dengan dimediasi oleh Pemerintah Provinsi Banten dan dukungan Dinas Pendidikan, perdamaian itu disertai komitmen untuk memperbaiki pola komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua.
Pendidikan Bukan Sekadar Soal Nilai, Tapi Teladan
Dalam pernyataannya, Sekda Deden menekankan pentingnya memperbaiki kultur pendidikan yang selama ini sering terjebak dalam pendekatan hukuman.
“Guru memang harus mendidik dengan disiplin, tapi juga dengan kasih. Siswa harus belajar hormat, tapi sekolah juga wajib membangun ruang dialog,” ujarnya.
Ia berharap momentum ini menjadi refleksi bagi seluruh sekolah di Banten — agar sistem pendidikan tak hanya mengejar prestasi akademik, tapi juga membentuk karakter dan rasa empati.
Psikolog Turun Tangan, Pemulihan Jadi Fokus
Pemerintah Kabupaten Lebak kini menyiapkan tim psikolog untuk membantu pemulihan emosional kepala sekolah dan ratusan siswa yang sempat tertekan akibat sorotan publik.
Langkah ini diapresiasi banyak pihak karena dianggap sebagai bentuk perhatian terhadap dampak psikologis dari konflik yang sempat viral di dunia maya.
“Media sosial bisa jadi pedang bermata dua. Kita perlu mengembalikan fokus ke pendidikan, bukan ke sensasi,” kata salah satu pejabat Dinas Pendidikan Banten.
Pelajaran Berharga dari Cimarga
Kasus SMAN 1 Cimarga menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan ruang steril dari masalah, tetapi tempat di mana setiap pihak belajar bukan hanya siswa, tapi juga guru, orang tua, dan pemerintah.
Kini, setelah perdamaian dicapai, publik berharap agar komitmen evaluasi benar-benar dijalankan. Bukan hanya berhenti di tanda tangan kesepakatan, tapi diimplementasikan dalam kebijakan nyata.
“Sekolah bukan tempat mencari kesempurnaan, tapi tempat belajar menjadi manusia yang lebih baik,” ujar Deden.
Perdamaian memang penting, tapi lebih penting lagi adalah perbaikan sistem. Kasus Cimarga seharusnya membuka mata kita bahwa pendidikan sejati tumbuh dari empati, dialog, dan keteladanan, bukan dari hukuman dan kemarahan.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
King Badak Bantah Tuduhan Menerima Dana Aspirasi
16 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler