x

Iklan

M Rael Paais

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Trend Kimono dan Hanbok di Tanah Sunda

tingginya minat akan budaya bangsa lain (Jepang dan Korea) di tanah Sunda

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Visma, gadis berkerudung, asal Jayapura datang bersama pacarnya ke Floating Market, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sabtu siang, 29 Juli 2017 itu ia menuju wahana Kyotoku dan berganti kostum memakai Kimono sewaan. Sekitar satu jam, gadis berkulit sawo matang berusia sekitar 20-an tahun itu tampil sebagai seorang perempuan Jepang. Begitu juga pacarnya, Febri dengan pakaian ala seorang samurai.

Mereka kemudian berfoto-foto, lebih sering masing-masing, kadang foto berdua. Puas berfoto-foto, mereka segera melepaskan kostum itu “Sekarang udah lega pas udah dibuka,” kata si Febri. Visma pun merasakan hal yang sama.

Berbeda dengan pasangan itu, Mia memilih kostum Korea Selatan. Wisatawan asal Bandung itu datang khusus untuk menyewa pakaian adat Korea Selatan, Hanbok. Ia menyempatkan datang ke sana sebelum pergi kerja. “Saya suka drama Korea dan K-Pop,” kata perempuan bertubuh langsing itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nuansa Korea dan Jepang terasa kental di tempat ini. Lantunan lagu Korea menyambut saya ketika melangkah masuk ke dalam lokasi wisata ini. Mata saya juga tertuju kepada seorang perempuan yang berjalan dengan santai menggunakan pakaian tradisional Jepang, kimono. Sandal tradisional Jepang yang ia kenakan nampaknya menyulitkan langkah kakinya. Sebuah pemandangan tidak biasa yang saya temukan di tempat wisata ini.

Wisata budaya Jepang rupanya telah mejadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke tempat ini. Wahana bernuansa Jepang yang mulai beroperasi pada bulan Desember 2016 menawarkan sebuah pengalaman tersendiri bagi pada pengunjungnya. Pakaian tradisional dan aksesoris yang disewakan, kios penjualan khusus cinderamata Jepang, kios penjualan makanan dan cemilan Jepang, studio foto bernuansa Jepang, memperlihatkan kesungguhan pemilik wahana Jepang membuat para pengunjung merasa berada di Jepang.

Ide ini muncul ketika pemilik wahana ini berwisata ke daerah Kyoto di Jepang. Beliau melihat bahwa wisatawan di daerah tersebut rela membayar biaya yang cukup mahal untuk menyewa pakaian adat Jepang, Kimono dan berkeliling wilayah tersebut dengan menggunakannya. Dari kota itulah kemudian nama Kyotoku digunakan menjadi nama wahana ini.

Tidak sedikit pengunjung yang rela mengeluarkan uang Rp.75.000,- untuk menyewa pakaian adat Jepang berdurasi 120 menit. Menjelang sore, sekitar 200 kostum telah disewakan. “Hari ini udah 200-an, yang disini aja udah 110, belum ditambah yang disana,” ungkap Utari, seorang penjaga kasir kios Kyotoku. Tidak sedikit pula diantara mereka bersedia mengocek uang Rp.145.000 agar bisa juga difoto oleh fotografer dalam studio bernuansa Jepang tersebut. “Kalau weekday sekitar 30-an, weekend bisa sampai 100-an,” ujar Rudi, fotografer wahana Kyotoku.

Ironisnya, pengunjung kurang tertarik dengan pakaian adat tradisional Sunda. Staf Marketing Floating Market, Melani mengatakan, pihaknya pernah menyediakan baju adat Sunda sewaan lengkap dengan aksesorisnya. “Dulu pernah ada, tapi nggak jalan,” katanya. Para pengunjung hanya tertarik berfoto dengan dekorasi bernuansa Sunda yang terpajang pada wahana tersebut. Pakaian adat daerah pun dinilainya agak ribet untuk dipakai. Selain itu, menurut Melani, rata-rata orang Bandung sudah punya baju adat Sunda. “Saya aja punya dua” katanya.

Setelah Visma, Febri dan Mia melepaskan kimono dan hanbok sewaan di wahana Asia Timur itu, pengunjung lain antri bergantian ingin memakainya.

Ikuti tulisan menarik M Rael Paais lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB