Berkunjung keYogyakarta; Pedestrian Malioboro yang Nyaman (1)
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Tentang Jalan Maloioboro.
Bagi wisatawan, belum bisa dikatakan datang ke Yogyakarta jika tidak ke Malioboro. Begitulah kira kira kesan yang muncul bagi wisatawan yang melancong ke Kota Gudeg Yogyakarta. Jalan Malioboro memang menjadi icon Yogyakarta, sehingga hampir seluruh wisatawan seolah wajib hukumnya menikmati Malioboro walaupun hanya sekedar berebut foto diujung jalan Malioboro.
Boleh dibilang, Malioboro adalah tempat segalanya di Yogyakarta, di sepanjang jalan ini, orang bisa belanja oleh oleh has Yogyakarta baik yang ada di Mall, Pedagang Kaki Lima termasuk di Pasar Beringharjo. Wisatawan juga bisa menikmati kuliner has Yogyakarta utamanya pada malam hari atau sekedar jalan jalan menikmati suasana Malioboro.
Alhasil Malioboro merupakan pusaran ekonomi Yogyakarta sekaligis tempat tujuan Wisata selain Kraton Yogyakarta, Masjid Besar Kauman dan lainnya. yang punya nilai budaya.
Bagi wisatawan yang sudah lama tidak datang ke Malioboro, akan merasakan perbedaan jika datang saat ini. Sepanjang jalan ini, utamanya sisi jalan (trotoar) sebelah kiri, dari depan Hotel Garuda hingga depan Pasar Beringharjo yang dulu semrawut, kini terlihat apik dan resik
Malioboro sebagai tempat tujuan wisata, ditata sedemikian rupa. Trotoar yang dulu dijadikan tempat parkir motor dan berjejal pedagang kaki lima,kini betul betul dijadikan pedestrian yang nyaman, tak ada lagi motor atau PKL yang mengganggu pejalan kaki.
Beberapa tanaman bunga yang menghiasi bibir jalan, bangku bangku yang sengaja dibangun untuk tempat santai serta beberapa aksesoris lain yang ditempatkan sepanjang pedestrian, menambah kecantikan malioboro.
Sebagai kota budaya, para seniman juga bisa mengekspresikan keahliannya di Pedestrian ini, beberapa group music jalanan atau music tradisional diperbolehkan mengadakan atraksi dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, bagi yang punya jiwa dermawan, boleh menaruh uang pada kotak yang sudah disediakan sekedar saweran.
Sebagai pengganti tempat parkir pengunjung yang membawa motor, Pemerintah kemudian membangun tempat parkir yang permanen dan bertingkat di ujung jalan Malioboro tepatnya di jalan Abu Bakar Ali samping (seberang jalan) Hotel Garuda.
Dilain pihak, Malioboro sebagai pusaran ekonomi dan dalam rangka menunjang pariwisata, pemerintah tetap membolehkan para pedagang kecil atau Pedagang kaki Lima yang menjajakan produk UMKM seperti batik dan cendramata lainnya untuk berjualan di emperan toko atau trotoar yang ada disebelah kanan Jalan Malioboro, hanya keberadaannya diatur sedemikian rupa hingga para pengunjung tetap bisa lewat dan bisa belanja.
Bukan itu saja, jalur lambat yang ada disebelah kanan jalan Malioboro, dihususkan untuk jalur Becak dan Andong yang banyak ditumapangi Wisatawan untuk kepentingan transportasi atau hanya sekedar ingin menikmati tumpangan tradisional ini sambil jalan jalan,
(Bersambung)

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Jalan Berliku Menuju Istana
Selasa, 3 Januari 2023 06:00 WIBYouth Center di Cilegon, di Mana Gerangan?
Jumat, 23 Desember 2022 07:42 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler