x

Iklan

Rika Fedrika

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rumah Terasi dan Kelezatan Terasi Khas Cirebon yang Melegenda

Ternyata, bumbu terasi ini memiliki sejarah panjang. Ya, setidaknya era Padjajaran, jauh sebelum lahir kesultanan Cirebon, terasi menjadi upeti dan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah harapan baru dan angin segar perubahan tengah dirasakan masyarakat Cirebon. Ya, hadirnya “Rumah Terasi” dengan perubahan strategi pemasaran, kemasan dan olahan, bakal meningkatkan perekonomian warga. Rumah Terasi sendiri merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) Cirebon Power.

Seperti kita ketahui, Terasi khas Cirebon menjadi warisan turun temurun. Dibuat dengan cara tradisional, menjadikan cita rasa terasi khas Cirebon tetap terjaga. Di tangan para perajin “Rumah Terasi”, kemasan pun kini berbeda. Tak hanya punya ciri orisinil cap lima jari, ada juga sachet yang dihargai Rp 10 ribu. Untuk olahannya, mulai dibuat sambal kacang. Harganya pun terjangkau Rp 15 ribu/botol. Anak-anak muda Kanci juga bisa ikut pengolahan tradisional yang sudah turun temurun diajarkan untuk kaum perempuan.

Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon adalah salah satu sentra produksi terasi tradisional. Kuwu Desa Kanci Kulon, Laksanawati, menyebutkan, setidaknya ada sekitar 40 warganya yang menjadi perajin memproduksi terasi. Terutama kalangan perempuan. Mayoritas warga Desa Kanci Kulon merupakan nelayan dan petani. Ketika para suami melaut dan mendapatkan rebon, istri-istrinya di rumah membuat terasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari beberapa perajin terasi tradisional itu, sebagian sudah ikut kelompok perajin di Rumah Terasi. Perajin yang bernaung di Rumah Terasi menjadi binaan Cirebon Power sejak tahun 2014. Hingga saat ini, ada 24 perajin yang tujuh di antaranya menjadi pengurus. Pembinaan ini berhasil mengoptimalkan pemasaran, pengolahan hingga pengemasan produk.

Salah seorang pengurus, Sofiah seperti dilansir Radarcirebon.com (18/5/2017) menuturkan, “Kita terbantu Rumah Terasi. Karena bisa memperluas jaringan pemasaran produksi terasi warga Kanci,”

Ciri Khas dan Kelezatan Melegenda

Terasi asal Cirebon melegenda kelezatannya. Bumbu olahan yang berbahan baku rebon itu menjadi salah satu oleh-oleh wajib bagi pelancong yang datang ke Cirebon. Ternyata, bumbu terasi ini memiliki sejarah panjang. Ya, setidaknya era Padjajaran, jauh sebelum lahir kesultanan Cirebon, terasi menjadi upeti dan komoditas penting. Terlebih di era Kesultanan Cirebon hingga sekarang.

Kuwu Desa Kanci Kulon, Laksanawati, menyebutkan, setidaknya masih ada sekitar 40 warganya yang menjadi perajin memproduksi terasi. Terutama kalangan perempuan. “Kalau sejarahnya banyak yang sudah tidak tahu, tapi yang pasti warga di sini belajar membuat terasi dari turun temurun,” ungkap Laksanawati.

Menurut Kusti, seorang pengrajin seperti dilansir Jawapos.com (14/5/2017), proses pembuatan terasi secara tradisional merupakan warisan para pendahulu secara turn temurun. Meski proses pengolahannya ketinggalan dengan buatan pabrik, aroma dan cita rasanya belum tertandingi. Bahkan bisa dikatakan penggemarnya pun terbilang fanatik. 

Kusti sendiri sudah terbiasa menumbuk rebon sampai halus. Waktu dua jam terbilang cepat untuk proses ini. Baginya, membuat terasi tak sekedar mendapat penghasilan, tapi juga bagian dari melestarikan tradisi. Pengolahannya memakan waktu dua hingga tiga hari. Pertama rebon harus disimpan dulu semalam, lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Setelah itu baru terasi ditumbuk dan kemudian dicetak. Terasi kanci ini disebut bisa tahan satu tahun apabila sudah dikeringkan dalam oven.

Ikuti tulisan menarik Rika Fedrika lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu