x

Iklan

Diah Sri Lestari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kebahagian dan Kesejahteraan

islam memandang kerja adalah sesuatu yang sangat penting, dan upah adalah hasil dari pentingnya bekerja, setelah berjuang bersusah payah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di dalam kehidupan perekonomian, erat sekali hubungannya dengan sumber daya manusia yang pastinya tidak akan lepas dengan namanya upah/gaji. Dimana bagi manusia kerja adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan semua manusia dengan upah yang diperolehnya untuk melangsungkan hidupnya. Karena sesungguhnya manusia selalu mengiginkan kebahagiaaan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Yang mana dasar untuk mencari kebahagian dan kesejahteraan adalah dengan kerja. Islam memandang kerja adalah sesuatu yang sangat penting, dan upah adalah hasil dari pentingnya bekerja, setelah berjuang bersusah payah.

Ketika Islam sangat menekankan kerja, lalu pekerjaan apa yang paling utama? Hadist berkata dan menyatakan bahwa:’’ pekerjaan paling utama, menurut Nabi SAW, adalah usaha seorang lelaki dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang bersih.’’ (Dede Nurohman:2011:36). Saat Islam juga mewajibkan memberikan upah sesuai dengan waktu dan tanpa mengurangi sedikitpun dan sesuai dengan yang dijanjikan. Maka, tepatilah atau akan mendapatkkan dosa dan termasuk bertindak dholim. Tersinggung pada hadist Nabi yang artinya:’’ Berikanlah pekerja upahnya sebelum kering keringatnya’’. (HR. Ibnu Majah).

Berikut ada hakikat kerja dalam sistem perekonomian Islam yang dikutip dari buku yang berjudul “Memahami dasar-dasar Ekonomi Islam”. Yaitu:

  1. Bekerja sebagau peneguhan eksistensi kekhalifahan
  2. Bekerja merupakan kewajiban
  3. Bekerja adalah ibadah
  4. Bekerja merupakan perjuangan
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

(Dede Nurohman:2011:33-34)

Dalam dunia eekonomi, kerja sangatlah identik dengan kata-kata upah. Menurut Islam pemberian upah yang baik adalah dengan keadilan dimana menyeimbangkan kepentingaan antara pekerja dengan penguasa. Yang artinya setinggi-tingginya keinginan penguasa dan seberat-beratnya pekerjaan pekerja maka hasilnya menyeimbangkan keduanya atau kedua-duannya tidak merasakan rugi pastinya. Di dunia kerja dimana beban pekerja sangatlah berat antara waktu dan tenaganya ditentukan oleh perusahaan/penguasa yang menyuruh-nyuruhnya untuk melakukan pekerjaan apa yang akan ia lakukan. Islam mengajurkan berikanlah upah yang dapat mencukupi atau upah yang layak bagi hidup pekerja tersebut. Dan Islampun mengajurkan pada saat pemberian upah tidaklah lambat, sebab pekerja saat itulah pasti sangatlah membutuhkan untuk membelikan semua kebutuhannya. Islam tidak mmemperbolehkan pennundaan pemberian upah terllu lama, kecuali sang pekerja menikhlaskan hal itu dengan alasan tertentu.

Sebagai manusia memang seharusnya untuk menghargai sesamanya, saling tolong menolong, dan selalu menjalin silatuhrahmi persaudaraan yang kuat sesamanya, teristimewah jika seorang muslim. Sama saja dengan hubungan majikan dengan pembantu. Sudahh seharusnya untuk menjalin kekeluargaan di antara keduanya. Dimana majikan harus memberikan rasa aman dan nyaman. Majikan tidak diperbolehkan keras terhadap pembantu akan pekerjaan yang ia kerjakan untuknya, terlebihnya harus memberikan pembantu waktu untuk beristirahat. Serta sebagai pembantu juga harus mempunyai etika yang mana etika sebagai pembantu harus menghargai pekerjaan dan di bantu majikan yang tidak memberikan beban yang terlalu berat kepada pembantunya melebihi kemampuannya. Islam mengajurkan demikian agar keduanya merasa untung, bahagia, dan sejahtera pastinya, dengan dibantunya saling keterkaitan diantaranya.

Pada buku yang berjudul Ekonomi Islam yang isinya yaitu: “untuk melihat perekonomian secara luas, dalam pembahasan proses pembentukan output akan dirunut melalui proses penyediaan input dan teknologi produksi. Hasil sampingan dari proses terbentuknya output ini adalah tingkat upah yang selalu menyertai meskipun tingkat upah ini merupakan hasil sampingan, namun hal tersebut sangat peting untuk membantu menganalisis dan memprediksikan perilaku ekonomi dan elemen-elemennya”. (Ekonomi Islam/P3EI:2014:419). Artinya bahwa untuk mengetahui perekonomian secara keseluruhan. Pembentukan hasil dari kegiatan produksi atau bisa disebut dengan masukan merupakan jejak dari tersedianya pengeluaran dan teknologi produksi. Jadi hasil darei kegiatan produksi atau masukan tersebut adalah tingkat upah. Ini sangat penting untuk mempermudah dan menyelkidiki dan memperkirakan reaksi ekonomi selanjutnya.

Disinggung lagi pada buku tersebut bahwa adanya pemaknaan pekerjaan penuh. “bahwa dalam perekonomian Islam jika setiap agen melaksanakan nila-nilai Islam, maka akan didapati kondisi seluruhnya bekerja (full employment). Pada situasi ini, setiap manusia yang ada telah bekerja sesuai dengan tuntutan ajaran Islam, apapun pekerjaannya. (Ekonomi Islam/P3EI:2014:424). Artinya bahwa jika setiap orang dalam bekerja melakukannya berdasarkan nilai-nilai yang diajarkan pada Islam, maka orang tersebut akan mendapatkan keadaan yang sebenarnya dan keluasan dalam bekerja. Dan pada waktu itu pula orang-orang yang bekerja demikian sudah memenuhi tuntutan ajaran Islam pada pekerjaan apapun itu. Pada situasi bekerja, ekonomi Islam pada dasarnya setiap orang memiliki pilihan untuk bekerja, baik bekerja untuk diri sendiri, ataupun bekerja untuk memperoleh upah/gaji.

Dapat disimpulkan bahwa kenapa penulis sangat berpegang erat pada kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang ekonomi. Karena pada umumnya semua orang akan selalu bahagia dan hidupnya akan sejahtera saat memiliki harta ataupun uang yang cukup ataupun melimpah ketika sudah merasakan bagaimana susahnya mendapatkan semuanya dengan hasil keringatnya. Dapat disimpulakn lagi bahwasannya pekerja dan majikan yang baik akan tercipta pula keharmonisan dalam hubungan sesama manusianya. Dan ketidak curangan majikan terhadap upah pekerjanya adalah salah satu cara rasa kebencian, marah, ataupun dendam akan tidak terjadinya kejahatan yang terjadi.maka diantara keduannya harus salimg menyayangi dan menghargai. Dan upah adalah tujuan pertama pekerja yang sangat membutuhkannya.

Ikuti tulisan menarik Diah Sri Lestari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler