x

Iklan

Oka Bagong

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Fenomena Medsos Terhadap Pelestarian

Perkembangan media sosial yang menyebabkan anomali pada masyarakat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berdasarkan data perkiraan terbaru International Union for the Conservation of Nature (IUCN), nasib harimau sumatra kini hanya berjumlah 300-400 ekor di alam liar, dan sekitar 200-250 ekor di kebun binatang di seluruh dunia.

Jumlah tersebut diprediksi akan terus berkurang dikarenakan perburuan liar dan hilangnya hutan yang menjadi habitat mereka. Sungguh ironis membayangkan cucu cicit kita nantinya tidak bisa lagi melihat seperti apa wujud harimau.

Dunia yang kita jalani ini, tidak lepas dari campur tangan seorang insiyur asal Amerika yang bernama Leonard Kleinrock, yang disebut sebagai Bapak internet. Seorang profesor ilmu komputer di UCLA Henry Samueli Sekolah Teknik dan Sains, ia membuat kontribusi penting beberapa bidang jaringan komputer, khususnya untuk sisi teoretis jaringan komputer. Dari jerih payahnya lah saat ini kita bisa berselancar di dunia maya, mencari info dari seluruh penjuru dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh eMarket, jumlah pengguna internet aktif di Indonesia berjumlah 112 juta orang. Jumlah yang menempatkan Indonesia di peringkat ke 6 pengguna internet terbanyak di dunia, di bawah China, Amerika, India, Brazil dan Jepang. Junlah yang tidak bisa diremahkan. Pangsa pasar yang menggiurkan bagi dunia usaha. Jumlah massa yang menantang bagi para pesohor. Dan sasaran yang empuk bagi para provokator dunia maya.

Masih melekat pada benak saya, dimana pada tahun 2014 dunia maya digoyang dengan banyak sekali isu hoaks. Para pemangku kepentingan mulai melirik medan pertempuran yang dianggap jauh lebih efektif dan efisien untuk menjatuhkan lawan-lawan mereka.Masyarakatpun di buat limbung di tengah arus informasi yang begitu deras, tanpa ada pegangan dan tindakan tegas dari pemerintah. Efek dari fenomena tersebut masih berdampak sampai dengan hari ini.

Lalu apa kaitannya fenomena medsos dengan pelestarian hewan harimau?

Mungkin tidak banyak yang menyadari, kalau sebenarnya kemajuan teknologi saat ini bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk melestarikan atau bahkan menambah populasi harimau Indonesia, terutama media sosial (medsos). Coba kita flashback ke zaman dimana kita mengecap bangku SD. Pada saat itu kita di ajarkan sebuah istilah yaitu "Mulutmu Harimau mu". Dengan adanya medsos maka bukan hanya "mulut" yg bisa menjadi "harimau" tetapi banyak bermunculan spesies-spesies baru seperti "Tweet mu Harimau mu", "unggahanmu harimau mu", "statusmu harimau mu" bahkan "like mu harimau mu".

Sunggguhhh suatu hal yang luarrr biasa bagaimana medsos bisa berperan dalam pelestarian harimau di indonesia. Mungkin hanya di indonesia fenomena ini terjadi. 

Jadilah warganet yang bijak dan cerdas, mengingat sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik, tahun dimana akan banyak bermunculan "harimau" yang siap menerkam setiap warganet yang lengah.

Ikuti tulisan menarik Oka Bagong lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler