Salah satu kerja dan prestasi yang capai oleh Puan Maharani adalah berhasil melakukan reformasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Seperti diketahui, setidaknya selama 10 tahun terakhir ini, program KB mengalami stagnansi dan tak ada perkembangan yang signifikan. Dengan reformasi ini, Puan Maharani berharap akan ada perubahan, terutama dalam konteks membangun keluarga yang terencana.

Dari reformasi tersebut kemudian lahirlah program Kampung KB, sebagai upaya untuk meningkatkan peran serta pemerintah dalam merencanakan keluarga yang berencana. Solusi cerdas Puan Maharai ini, setidaknya sejak 2016 lalu, telah menyasar ke berbagai daerah melalui sebuah gerakan yang massif, dengan melibatkan kepala daerah dan dinas masing-masing.

Kenapa Kampung KB harus menjadi sebuah gerakan? Karena jumlah penduduk harus bisa sedemikian rupa ditekan. Jumlah penduduk yang tidak terkontrol, akan melahirkan masalah fundamental, terutama ketika sebuah negara berkutat pada status berkembang saja. Ini masalah klasik di Indonesia, dimana pertumbuhan relatif tinggi sementara kualitas dan “penyebaran” hidup tidak merata.

Akibatnya kemiskinan, kekurangan pangan, bertambah daerah kumuh, dan kesenjangan sarana dasar tak bisa dielakkan karena pertumbuhan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan pertumbuhan dan kemajuan negara. Maka, Kampung KB sebagai solusi cerdas Puan Maharani menjadi kontekstual untuk direvitalisasi.

Hasilnya, pelan-pelan mulai tampak mengalami perbaikan dalam beberapa sektor, diantaranya angka harapan hidup Indonesia mengalami peningkatan, dari 70,4 pada tahun 2013 menjadi 71,5 pada 2015. Tidak hanya itu, dari segi kualitas pendidikan, rata-rata lama orang Indonesia menempuh pendidikan adalah 7,95 tahun.

Kampung KB sejatinya adalah bagian dari usaha Puan Maharani untuk melaksanakan agenda prioritas pembangunan Nawacita ke 3, 5, dan 8. Tidak hanya itu, Kampung KB adalah upaya untuk sekaligus membangun dan melakukan pembinaan karakter bangsa dari keluarga. Dimulai dari titik paling terjangkau dan komunitas terkecil bernama kampung.

Apa yang bisa dibaca dari keberhasilan ini, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari peran Puan Maharani yang memberikan solusi cerdas, terutama dimulai dari upayanya untuk merevitalisasi dan mereformasi BKKBN sehingga menjadi lebih berperan, tidak lagi stagnan. Termasuk juga program monumental bernama Kampung KB, sebagai upaya untuk ikut memperbaiki kehidupan manusia Indonesia, dimulai struktur dan kelompok terkecil, yaitu keluarga dan kampung.

Bagi Puan Maharani, membangun manusia dan kebudayaan adalah membangun keluarga sebagai tempat pertama pendidikan, dan membangun kampung sebagai tempat pertama sosialisasi dan interaksi berlangsung.

Ikuti tulisan menarik Samsul Khairuman lainnya di sini.