x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mata Palsu Untuk Orang Orang Yang Kehilangan Bola Mata

Mata palsu atau protese dibanderol kurang lebih Rp 7 juta

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Desta, balita laki-laki berusia 4 tahun itu terdengar asyik mengotak atik ponsel milik ibunya. Ia sampai mengacuhkan pertanyaan presenter Indra Bekti ketika ditanya sedang bermain game apa. Sekilas, perilaku Desta tidak ada yang berbeda. Anak lain seusianya tentu akan berperilaku sama bila bertemu permainan menarik di ponsel. Wajar juga bila pertanyaan Indra Bekti itu jadi terasa membosankan baginya, karena ia tentu lebih tertarik gambar dan warna yang ada di ponsel ibunya.

 

Namun sebenarnya, balita itu bermain game hanya menggunakan satu mata. Ia didiagnosa memiliki kanker mata, Retinablastoma yang membuat salah satu bola matanya diangkat. Tapi, orang-orang di sekitar Desta tidak ada yang menyadari penampilan bocah lincah itu, karena ia menggunakan mata palsu atau dikenal sebagai Protese.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

“Protese tidak dapat mengembalikan fungsi penglihatan, tapi protese memiliki fungsi estetika bagi anak-anak penderita kanker mata yang salah satu atau kedua bola matanya sudah diangkat,” ujar Dokter Spesialis Kanker Anak, Haridini Intan, dalam acara Berani Gundul yang didakan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Gandariacity, Ahad 25 Februari 2018. Protese dipakai untuk memberi tampilan secara umumnya pada mata yang  tidak lagi memiliki bola mata.

 

Selain Desta, ada pula Angelina Yong, 22 tahun yang menggunakan protese setelah bola matanya diangkat karena Retinablastoma. Angelina menggunakan protese baru beberapa minggu dan meerasakan nyaman. “Tidak ada rasa apa-apa, nyaman dan saya merasa lebih percaya diri,” ujar mahasiswi salah satu universitas swasta di kota Bogor ini saat mengobrol di acara Berani Gundul. Selain fungsi estetika, Angelina merasakan manfaat lain, yaitu kotoran mata jadi tidak lagi banyak keluar dan mengotori kelopak matanya.

 

Meski sama-sama memakai protese, jenis mata palsu yang digunakan balita dan orang dewasa berbeda. Menurut salah satu pembuat protese, Dewi Pujiarsi, protese yang dipakai balita atau anak=anak akan lebih banyak berganti. Sedangkan yang dipakai orang dewasa bisa bertahan lebih lama. “Karena itu, tidak heran bila protese yang dipakai orang dewasa lebih mahal bila dibandingkan yang dipakai balita,” ujar Dewi Pujiarsi di tempat yang sama.

 

Menurut Dewi, protese dibuat menggunakan bahan akrilik yang elastis dan diperkaya anti alergen. Sepasang protese dibanderol sekitar Rp 7 juta denganspesifikasi pemakaian untuk orang dewasa. “Protese untuk anak-anak tentu di bawah itu, karena lebih sering diganti,” ujar Dewi. Proteseanak lebih sering digantikarenarongga mata anak masih berkembang. Sehingga, diperlukan penggantian bola mata palsu yang mengikuti ukuran rongga mata.

 

Sebelum dipasang protese, keadaan mata harus diperiksa lebih dulu ke dokter mata. Sebab, hasil pemeriksaan mata nantinya akan menentukan cara pemakaian, serta jenis protese. Ada dua jenis pemakaian. Pertama, untuk pemakaian protese yang di dalam rongga mata masih tersisa bagian bola mata. Kedua, untuk pemakaian pengguna yang tidak lagi memiliki sisa bola mata. “Bila masih ada sisa bola mata namun tidak dapat memberikan pengaruh apapun, harus dioperasi dan dibersihkan lebih dulu,” ujar Dokter Haridini.

 

Bagi pengguna yang sudah pernah menggunakan protese, caranya cukup mudah. Protese cukup dicuci keemudian dibasuh air matang dan dikeringkan sebelum dipakai di dalam rongga mata. Meski bersifat copot pakai, protese tidak perlu sering-sering dilepas. Uniknya pula, protese dapat mengikuti kemana arah mata yang sebelahnya mengarah. “Jadi terlihat seperti mata asli ya?” ujar Angelina.

 

Sedangkan, bagi pengguna protese untuk pertama kali, kadar sensitifitas syaraf matawajib diuji terlebih dulu. Biasanya, dokter akan memasukkan tisu ke dalam mata, kemudian menyentuhkan benda steril ke dalam mata. Reaksi yang muncul dari calon pengguna protese itulah yang dijadikan dasar penentuan jenis protese yang akan dipakai.

 

Terlepas dari fungsinya yang sebagian bessar mengarah ke estetika, protese banyak membantu penggunanya mengembalikan kepercayaan diri mereka atau orang-orang di sekitarnya. Protese tidak hanya digunakan bagi pasien Retinablastoma, melainkan bagi orang orang yang kehilangan mata akibat berbagai sebab. Misalnya, kecelakaan bahkan ketunanetraan yang berdampak pada pengempesan bola mata.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu