x

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

FIFA Hukum Wasit Seumur Hidup, PSSI Haramkan Wasit Dihukum

Publik Sepakbola nasional ingin sepakbola nasional kondusif

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sedih rasanya, membaca argumentasi Joko Driyono “Sekali lagi saya hanya sharing dan seakan menunggu kapan wasit itu dihukum. Kalau moral kita begitu, almarhum lah sepak bola ini. Jadi pastikan keputusan wasit tidak diganggu gugat,” ucap Joko kepada pewarta di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018). Selanjutnya Joko menambahkan, “dari pada dihukum, wasit lebih baik diberikan pembinaan demi menambah kualitasnya dalam menjalankan tugas.” Komentar Joko itu persis setelah pekan pertama Liga 1 bergulir.

Di pekan-pekan berikutnya, kasus wasitpun terus bergulir, hingga akhirya di pekan ke-9 publik sepakbola ramai membicarakan wasit yang mengesahkan gol “Tangan Tuhan Diego Assis”. Sementara baik suporter di Stadion maupun pemirsa televisi di rumah menyaksikan saat hakim garis mengangkat bendera, namun wasit tetap bergeming dengan keputusannya.

Persija pun melayangkan protes. Apa jawaban Ibu Sekjen PSSI? "Kami tidak bisa menanggapi suratnya. Karena kita tahu membuat protes hal yang tidak bisa diprotes, itu tidak bisa. Tetapi, PSSI memastikan tanpa harus adanya protes atau pun suara dari publik atau masyarakat, atau pun klub bersangkutan, setiap pekannya kita secara reguler akan mengevaluasi wasit,"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masih pembelaan Ibu Sekjen," PSSI melakukan evaluasi itu secara rutin. Contohnya minggu ini ada evaluasi menyeluruh selama satu pekan, dari Senin sampai Jumat ini untuk mengevaluasi wasit-wasit yang memimpin laga dari pekan pertama hingga pekan kesembilan, sebelum memasuki pertandingan pekan kesepuluh. Jadi PSSI memiliki catatan-catan tersendiri," jelasnya.

Sekjen juga masih menambahkan bahwa  PSSI bakal berusaha semaksimal mungkin dalam mengevaluasi kinerja wasit. Menurutnya, dalam mengevaluasi wasit, PSSI diawasi oleh Asosasi Sepakbola Jepang (JFA).

"Pertama, Direktur Teknik Wasit PSSI. Kedua oleh aksesor yang ada di lapangan. Kemudian laporan ini akan dikirim ke JFA untuk dinilai mereka dan dikembalikan ke PSSI. Jadi, ada tiga referensi dalam penilaian wasit," tambahnya.

Ringkas cerita, PSSI memang mengharamkan wasit dihukum. Menurut PSSI wasit hanya perlu dibina. Bila ada wasit yang bermasalah, sederhana sekali penangannya, hanya dengan mengurangi jatah tugas wasit memimpin pertandingan. Simpel sekali.

Tapi menyangkut pemain, pelatih/ofisial tim, serta suporter, PSSI dengan Komdisnya gemar sekali menjatuhkan hukuman plus denda yang bernama uang.

Bahkan terbaru, Persipura pun meradang dengan hukuman denda 100 juta gara-gara memprotes keputusan wasit. Akhirnya menyidir bahwa PSSI sedang mencari modal untuk mendukuk Pak Edi nyalon Pilgub. Sementara di pekan-pekan sebelumnya, klub-klub yang memprotes keputusan wasit hanya dikenai teguran, bukan hukuman apalagi denda.

PSSI, Pak Joko, Mba Tisha yang baik, apakah melarang menghukum wasit itu karena perintah Asosasi Sepakbola Jepang (JFA)? Lalu menghukum dan memberikan denda uang  kepada pemain, pelatih/ofisial tim, serta suporter itu perintah siapa? Maunya siapa?

Persoalan hukuman dan denda Komdis yang terus menuai masalah serta masalah wasit yang terus menggelinding, seolah masuk telinga kiri dan masuk telinga kanan Anda-Anda semua di PSSI.

Bahkan, publik pecinta sepakbola nasional yang turut bersuara di berbagai media pun kalian anggap angin lalu?

Wahai PSSI, coba apa komentar Anda, dengan fakta berikut:

FIFA memerintahkan agar laga Afrika Selatan versus Senegal di kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika diulang. Ini berkaitan dengan hukuman seumur hidup yang dijatuhkan kepada wasit yang memimpin laga itu.

Wasit asal Ghana, Joseph Lamptey, dihukum berat terkait keputusan kontroversialnya pada laga Afsel vs Senegal, 12 November 2016. Dalam pertandingan yang dimenangi Afsel dengan skor 2-1 itu, Lamptey menghadiahi Afsel dengan sebuah penalti atas handball Kalidou Koulibaly. Tapi, tayangan ulang menunjukkan bahwa bola sebenarnya mengenai lutut Koulibaly.

 

FIFA menganggap Lamptey telah melakukan manipulasi pertandingan. FIFA pun melarangnya untuk terlibat dalam semua aktivitas yang berkaitan dengan sepakbola, baik level nasional maupun internasional, seumur hidupnya. Hukuman untuk Lamptey ini dikuatkan oleh putusan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) baru-baru ini.

Sebagai tindak lanjut, FIFA memerintahkan agar laga Afsel vs Senegal diulang. Laga ulangan akan dilangsungkan pada bulan November mendatang.

"Laga akan diulang pada jeda internasional bulan November 2017, dengan tanggal pastinya akan diumumkan pada waktunya," tulis FIFA dalam pernyataannya yang dikutip Reuters.

"Sebagaimana dinyatakan dalam aturan Piala Dunia, keputusan ini akan segera berlaku, tapi menunggu konfirmasi dari panitia penyelenggara untuk Kompetisi FIFA pada pertemuan berikutnya, yang dijadwalkan pada 14 September."

Senegal dan Afsel masing-masing menempati posisi ketiga dan keempat di klasemen Grup D kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika. Kedua tim ada di bawah Burkina Faso dan Cape Verde. Cuma juara masing-masing grup yang lolos ke putaran final.

Dari rilis tersebut, coba saya ulang lagi paragarafnya ya:

Wasit asal Ghana, Joseph Lamptey, dihukum berat terkait keputusan kontroversialnya pada laga Afsel vs Senegal, 12 November 2016. Dalam pertandingan yang dimenangi Afsel dengan skor 2-1 itu, Lamptey menghadiahi Afsel dengan sebuah penalti atas handball Kalidou Koulibaly. Tapi, tayangan ulang menunjukkan bahwa bola sebenarnya mengenai lutut Koulibaly.

 

FIFA menganggap Lamptey telah melakukan manipulasi pertandingan. FIFA pun melarangnya untuk terlibat dalam semua aktivitas yang berkaitan dengan sepakbola, baik level nasional maupun internasional, seumur hidupnya. Hukuman untuk Lamptey ini dikuatkan oleh putusan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) baru-baru ini.

Apa kata kunci masalah yang dilakukan wasit Lampety? Lampety dianggap memberikan hadiah gol pinalty. Setelah pertandingan, dalam tayang ulang, terbukti ternyata bola tidak menyentuh tangan, tetapi lutut. Lampety hanyalah manusia biasa, yang bisa jadi benar tidak bermakksud memberikan hadiah pinalti untuk Afsel. Saat pertandingan berlangsung, kejadiannya sangat cepat, dan mata bisa saja tertipu. Tapi apa keputusan FIFA setalah melihat tayang ulangya?

Apa bedanya dengan kasus gol Diego? Seumur hidup lho, wasit Lampety dihukum FIFA!

PSSI yang saya hormati, ayolah buat publik sepakbola nasional simpatik sama Anda! Berilah rasa lega kepada publik pecinta sepakbola nasional yang bahkan hingga meregang nyawa demi mendukung klubnya. Sepakbola nasional menjadi industri, siapa yang membeli jualan produk para sponsor? Yang membeli rakyat pecinta sepakbola nasional.

Jadi, bersikaplah bijak, adil, dan proporsional dalam mengambil sikap. Adillah dalam memberikan sanksi dan hukuman denda. Adillah menghukum semua komponen yang terlibat dalam kompetisi bila memang layak dihukum sesuai kesalahannya. Jangan arogan!

Seluruh publik memperhatikan sikap dan keputusan-keputusan Anda-Anda.

Ingat dan catat!

Wasit asal Ghana, Joseph Lamptey, dihukum seumur hidup oleh FIFA dan keputusannya diperkuat oleh CAS akibat membuat keputusan kontroversialnya pada laga Afsel vs Senegal, 12 November 2016, karena menghadiahi Afsel dengan sebuah penalti atas handball Kalidou Koulibaly. Tapi, tayangan ulang menunjukkan bahwa bola sebenarnya mengenai lutut Koulibaly.

 

Coba apa analogi dari keputusan Lampety dengan wasit “A” yang menghadiahi Persela gol “Tangan Tuhan”, sementara tidak perlu memakai hasil tayang ulang, Sang hakim garis telah mengangkat bendera?

 

Mau terus begini sepakbola Indonesia, PSSI? Haram menghukum wasit? Halal menghukum yang lain!

 

Antara panggung dan dunia nyata, kini semakin sulit membedakannya.

Serupa, penuh sandiwara.

#takutkehilanganyangbukanmilik

(Supartono JW.24052018)

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu