x

Iklan

Rofiq al Fikri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengevaluasi 4 Tahun Kinerja Prabowo

Nawa Bohong Prabowo untuk Raih Kursi RI 1 di 2019

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh : Rofiq Al Fikri (Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu / JAMMAL)

 

Tidak terasa, kemarin Sabtu (20/10/2018) genap 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK memimpin setelah mengalahkan Prabowo-Hatta di Pilpres 2014. Jagat media sosial pun dibuat ramai membahas keberhasilan kinerja Jokowi selama 4 tahun mulai dari pembangunan infrastruktur (jalan/tol/bandara) yang merata (tidak hanya di Indonesia), menurunkan angka kemiskinan hingga satu digit, memulihkan kepercayaan dunia internasional akan kestabilan ekonomi di Indonesia, sukses selenggarakan event internasional (Asian Games dan Para Games).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Yang terbaru, Jokowi dianugerahi peringkat ke-16 sebagai pemimpin muslim yang paling berpengaruh di dunia oleh “The Muslim 500”, buku yang diolah di Pusat Pembelajaran Strategis Kerajaan Islam di Amman, Yordania. Ya, Yordania, negara yang didiami Prabowo belasan tahun saat melarikan diri pasca dipecat dari TNI karena perbuatannya yang melanggar HAM (menculik dan membunuh aktivis) tahun 1998.

 

Pendukung Prabowo pun turut meramaikan 4 tahun Jokowi memimpin, tentu saja dengan narasi Jokowi tidak mampu tunaikan janji (sehingga rakyat mau memilih Prabowo di 2019). Di negara demokrasi seperti AS, senator yang kalah dalam pemilu, mencoba mendapatkan simpati rakyat dengan berkarya dan membuat sesuatu untuk rakyat agar dapat terpilih di pemilu berikutnya. Kalau Jokowi ada nawa (9) cita, mari kita lihat 9 kinerja Prabowo (nawa bohong) di masyarakat selama 4 tahun ini sebagai upayanya agar terpilih di Pilpres 2019.

1. Juli 2018, Prabowo Menyebar hoax (berita bohong) kepada masyarakat tentang biaya pembangunan proyek LRT di Palembang (yang dibangun untuk kesiapan Asian Games 2018). Prabowo mengatakan, biaya pembangunan LRT di Indonesia di mark up, sehingga menjadi yang termahal di dunia. Padahal, faktanya biaya pembangunan LRT di Indonesia (Rp 473 miliar/km) jauh lebih murah dibanding negara tetangga seperti Malaysia (Rp 817 miliar/km) dan Filipina (Rp 907 miliar/km).

2. Mei 2018, saat ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Prabowo sujud menghadap makam. Prabowo pun ditegur oleh MUI karena memberikan contoh yang buruk karena tidak sesuai ajaran Islam. Islam mengajarkan sujud kepada Allah menghadap kiblat, bukan menghadap makam. Di makam, umat Islam diajarkan untuk mendoakan arwah almarhum, bukan menyembahnya.

3. Maret 2018, Prabowo menyebar pesimisme ke rakyat bahwa Indonesia tahun 2030 akan bubar. Padahal ia mengutip novel fiksi. Nyatanya, Indonesia diprediksi PwC (lembaga pemeriksa Bank di dunia) akan menjadi 5 besar negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada 2030. 

4. Prabowo terus mendoakan rakyat Indonesia miskin. Selama 4 tahun konsisten sebut data hoax kalau kemiskinan dan pengangguran di Indonesia meningkat. Faktanya BPS mencatat penduduk miskin selama 4 tahun (September 2014 ke Maret 2018) turun 1,78 juta orang. Presentase penduduk miskin Indonesia pun pertama kali menyentuh 1 digit dalam sejarah, yaitu 9,82% (sebelumnya selalu di atas 10%). Pun demikian dengan angka pengangguranyang terus menurun. Pada Februari 2018 angka pengangguran 5,13 %, turun dibanding Februari 2014 yang jumlahnya 5,70%.

5. Selama 4 tahun, Prabowo tidak pernah sekalipun berkunjung ke Papua. Padahal Papua adalah salah satu daerah termiskin di Indonesia yang perlu dilihat langsung apa masalahnya agar pembangunan bisa berjalan maksimal. Tidak perlu ditanyakan berapa kali Jokowi menghabiskan waktu di Papua. Jadi, terbukti omongan Prabowo yang mau entaskan kemiskinan omong kosong. 

6. Prabowo anjurkan masyarakat terima uang saat Pilkada 2018. Bawaslu langsung menegurnya dan menegaskan pemberi dan penerima uang untuk mengarahkan memilih kandidat dapat dipenjara. Prabowo ingin penjarakan rakyat. Tidak heran Paarti Gerindra menjadi partai yang paling banyak menampung caleg mantan koruptor. Prabowo sebagai ketua partai membubuhkan tanda tangan asal si calon ada duitnya. Itu dibenarkan oleh La Nyalla Matalitti yang diperas oleh Gerindra demi bisa jadi Cagub di Jatim, setelah diperas, La Nyalla ditinggal.

7. Prabowo bohongi Ulama “pendukungnya”, yaitu ulama GNPF. Selama 4 tahun selalu katakan “bela ulama”, tetapi saat disuruh memilih dua ulama untuk dijadikan cawapresnya (Ustad Abdul Shomad dan Salim Segaf Jufri), Prabowo malah pilih pengusaha jual beli saham yang kaya raya Sandi Uno. Prabowo pun dijuluki Jenderal Kardus (uang) oleh Partai Demokrat.

8. Prabowo curi uang rakyat lewat “Dana Galang Perjuangan”. Prabowo yang termasuk dalam 150 orang terkaya di Indonesia meminta rakyat menyumbang ke rekeningnya agar bisa maju di Pilpres 2019. Setelah terkumpul Rp 1,2 miliar, dananya tidak dilaporkan ke KPU. Padahal, UU Pemilu mensyaratkan sumber dana yang akan dipakai untuk kampanye harus dilaporkan. Kemana tuh Rp 1,2 miliar?

9. Terakhir yang paling fenomenal, Prabowo menyebarkan berita hoax melalui konferensi pers saat Indonesia sedang berduka (beberapa hari setelah gempa dan tsunami Palu) kalau Ratna Sarumpaet, elit tim suksesnya dipukuli hingga babak belur, ia pun menyudutkan pemerintah (Polri) yang dinilai menindas oposisi. Faktanya, Ratna bengkak karena operasi plastik. Kini koalisi Prabowo pun diperiksa satu persatu karena diduga melakukan tindak pidana, yaitu menyebar berita bohong yang membuat resah masyarakat.

 

Jadi, sudah pas kan perbandingannya? 4 tahun kinerja Jokowi dan 4 tahun kinerja Prabowo. Rakyat perlu tahu info ini.

Ikuti tulisan menarik Rofiq al Fikri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

9 jam lalu

Terpopuler