x

Iklan

Matthew Justico Harya Putra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pembakaran "Bendera" Bagaimana Ini Sebenarnya Terjadi?

Awak mula terjadinya dan fakta dibaliknya........

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa hari kebelakang, masyarakat diramaikan oleh aksi pembakaran bendera(penulis tidak menyebut salah satu sampai ada putusan resmi) yang marak di berbagai pemberitaan media nasional. Silang pendapat terjadi diantara publik, yang satu berpendapat itu adalah bendera Tauhid yang lainnya beranggapan itu adalah bendera Ormas HTI. Namun saya tidak akan membahas, mengenai mana yang benar dari kedua pendapat tersebut. Saya akan lebih menyorot pada, bagaimana awal mula dari kasus ini.

Pada awalnya peristiwa itu terjadi di Alun-alun Limbangan, Garut, pada Senin (22/10) di tengah peringatan Hari Santri Nasional. Di acara tersebut sebenarnya sudah ada kesepakatan tak boleh ada bendera lain, selain bendera merah putih. Apalagi membawa bendera HTI. Namun saksi dilapangan menginformasikan, ada orang yang memprovokasi dengan membawa bendera tersebut. Disebutkan bendera tersebut muncul 5 hingga 6 kali, Banser yang berada ditempat pun tersulut emosinya setelah larangan yang ada tidak diindahkan. Lalu terjadilah pembakaran bendera tersebut, yang dipengaruhi emosi sesaat sehingga para pelaku kurang berpikir panjang. Seakan sudah termakan umpannya disertai momentum yang pas, para simpatisan HTI pun menggoreng isu di media sosial perihal ini. Saya melihat peristiwa ini seperti sudah tersusun rapi sedari awal, dimulai dari bendera yang digunakan.

Seperti yang ditulis politikus Partai Solidaritas Indonesia Mohamad Guntur Romli dalam situs pribadinya Gunromli.com. Menurut Guntur, bendera HTI bukan bendera Rasulullah, karena baru dikenal pada 2005. Padahal, organisasi Hizbut Tahrir sudah berdiri pada 1953 di Palestina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Guntur menulis, penetapan bendera putih (Al-Liwa) dan bendera hitam (Ar-Rayah) ada dalam buku Ajhizah Daulah Khilafah; Struktur Negara KhilafahPemerintahan dan Administrasi, baru terbit pada 2005.

Menurutnya, bendera putih Al-Liwa dipakai sebagai bendera administrasi negara khilafah dalam kondisi damai. Sementara bendera hitam Ar-Rayah dipakai militer dalam keadaan perang.

Lalu pertanyaan yang timbul adalah mengapa didalam peringatan Hari Santri Nasional dibawa bendera hitam, bukankah bendera tersebut dipergunakan dikala perang?. Siapa yang diperangi didalam peringatan Hari Santri?. Jika benar ini ditujukan untuk perang, maka pihak yang membawa bendera tersebut sudah mendapatkan tujuannya. Karena sesama umat muslim sudah saling memerangi kelompok yang berbeda dengannya. Jangan sampai konflik ini bisa merusak kerukunan antar umat, yang sudah lama terbangun baik di Indonesia. 

Ikuti tulisan menarik Matthew Justico Harya Putra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu