x

Iklan

maya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kerja Seperti Robot Asal Dapur Ngepul

Driver online ngaku hidup lebih enak era SBY

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemaren saya bersama teman-teman pergi melepas penat sehabis bekerja seharian. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kami bersama memutuskan untuk jalan-jalam sembari cuci mata di salah satu mall di Jakarta Selatan. Tidak ingin menghabiskan waktu di jalan, kami pun memutuskan memesan taksi online.

“Selamat malam Mbak, maaf telat, rada macet,” sapa pengemudinya.

Pengemudi online tersebut sangat ramah. Entah karena SOP perusahaan yang mewajibkan seperti itu, entah memang karena berharap agar pelanggan memberikan bintang lima setelah akhir perjalanan. Seperti yang saya dengar, pengemudi yang kerap mendapat bintang di bawah empat akan kesulitan mendapat orderan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ternyata perjalanan dari Mega Kuningan menuju lokasi yang saya hendak tuju macet parah. Teman-teman saya yang sudah lelah kerja seharian terlihat sangat bosan duduk di bangku tengah. Iseng-iseng saya bercengkrama dengan pengemudi yang saya ketahui dari aplikasi bernama Pak Rahardja.

“Macet banget ya pak,” kata saya memecah keheningan.

“Iya mbak, timbal balik macet parah,” jawabnya dengan ramah.

“Enak ya pak narik online, gak ditentuin jam kerja kayak kita, narik dari jam berapa tadi nih pak?” kata saya.

“Saya mah setiap hari jalan dari habis subuh, pulang kerumah nanti jam 10-an (malam),” kata pak Rahardja hangat.

Teman-teman saya yang tadinya terlihat bosan di bangku tengah kini terlihat antusias mendengar percakapan kami. Mereka pun menggeser posisi duduknya dengan sedikit mencondongkan badan ke arah tengah depan.

Pak Rahardja mengaku baru bergabung dengan taksi online tersebut satu tahun belakang. Aslinya orang Jogja dan sebelumnya berpofesi sebagai seniman lukis. Jiwa seninya dari penampilannya yang memakai topi newsboy cap dan rambut gondrongnya.

Pak Rahardja mengaku mengambil pilhan jadi pengemudi taksi online karena uang hasil dari lukisannya tidak lagi mencukupi. Harga-harga semakin hari semakin naik.

“Kalau tidak begini, asap dapur nggak ngepul mbak,” tutur pak Rahardja sambil tertawa kecil.

“Sekarang apa-apa serba mahal. Dulu di zaman SBY menjabat enak, saya bisa bekerja sambil menjalankan hobi saya sebagai pelukis, penghasilan dari itu mencukupi. Harga-harga stabil dan terjangkau,” keluhnya.

Terbetik iba saya melihat kondisi Pak Rahardja dan mungkin jutaan bapak-bapak di luar sana yang bekerja demi keluarganya.

Mereka tidak lagi bekerja dengan hati yang senang dan gembira. Membawa hasil keringat dengan senyum merekah di depan pintu dengan tawa anak-anak menyambutnya pulang. Kini mereka bekerja bagaikan robot, dipaksa kerja hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga di tengah kondisi ekonomi yang semakin mencekik dengan membawa wajah lelah setiap harinya.

Saya berharap, melalui Pemilu 2019 akan hadir pemimpin yang adil dan memikirkan rakyatnya. Seperti sepuluh tahun pemerintahan SBY di bawah dukungan partai Demokrat dahulu. Ekonomi stabil, harga bahan-bahan pokok tejangkau, dan daya beli masyarakat terjaga.

Pada pemilu legislatif 2019 mendatang, Partai Demokrat menawarkan 14 Prioritas jika partai besutan SBY ini kembali kuat di DPR RI. Intisari dari 14 Prioritas yang ditawarkan itu adalah kembali meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Semoga dengan tawaran 14 Prioritas Partai Demokrat, bisa menjadi garansi bagi rakyat Indonesia untuk memilih caleg partai Demokrat untuk memperjuangkan dan mengawal kebijakan pemerintah kedepan yang benar-benar mensejahterakan rakyat Indonesia.

Ikuti tulisan menarik maya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu