Dengarlah gemuruh muntahan yang belum juga berhenti. Gejolak isi terdalam mendesak permukaan. Kepulan abu vulkanik tinggi membubung. Pijar lava dari jauh terlihat bersinar-suminar.
Letusan ialah tabiatku, panas ialah sifatku. Menggoyang diri lalu kolam raksasa di sekelilingku mengggulung ombak ke pesisir. Aku bahkan pernah melebur diri sendiri. Setelahnya tumbuh “anak”, dan mungkin nanti “cucu”.
Ke pesisir sejauh tiga puluh mil aku menyapa. Ke utara, timur dan tenggara. Ribuan warga tersapu meregang nyawa. Yang bertahun-tahun lalai bahwa aku bisa menyapa, dengan getaran bergemuruh.
Syarifuddin Abdullah | 28 Desember 2018/ 20 Rabiul-tsani 1440H
Sumber: nasional.tempo.co. Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Ikuti tulisan menarik Syarifuddin Abdullah lainnya di sini.