x

Iklan

Muhammad Irfan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Mei 2019

Kamis, 9 Mei 2019 10:57 WIB

Meninggalnya Ratusan Petugas KPPS Misteri dan Tragedi Pemilu 2019


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selesai sudah pesta Demokrasi yaitu pemilu serentak pada 17 April 2019. Seluruh rakyat Indonesia telah menyalurkan hak pilihnya dalam memilih pemimpin Indonesia yang akan datang. Dan saat ini sudah memasuki proses perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kelancaran proses Pemilu juga merupakan hasil kerja keras dari petugas KPPS yang memastikan agar Pemilu berjalan lancar. Namun, dibalik kelancaran tersebut, terdapat kisah kelam sepanjang sejarah Pemilu di Indonesia. Bagaimana tidak, 400 lebih orang yang menjadi pelaksana Pemilu yang meninggal dunia dan 4.000 lebih yang tengah menjalani perawatan.
Data yang baru saja diperbaharui oleh KPU mengenai petugas KPPS yang meninggal dunia maupun sakit. Hingga selasa (7/5) dengan total 4.766 petugas KPPS di 34 provinsi mengalami musibah wafat dan sakit.
“456 orang wafat, 4.310 sakit” kata sekjen KPU, Arief Rahman Hakim, dalam keterangan tertulisnya.
Pada konperensi pers Mentri Kesehatan, Nila Moeloek mengungkap penyebab banyaknya petugas KPPS yang meninggal dan sakit. Dari data Dinkes DKI, penyebab KPPS meninggal karena gagal jantung, stroke, gagal pernafasan, dan infeksi otak meningitis. Namun tidak semua petugas KPPS mengetahui punya penyakit. Salah satunya hipertensi.
“Jadi cukup banyak kita itu punya resiko hipertensi yang nanti ujungnya bisa kena ke stroke ataupun sakit jantung. Kemudian diabetes juga meningkat dari 6 persen menjadi 8,5 persen. Saat ini orang Indonesia juga sama hanya sadar akan kita menderita dimana itu hanya sepertiga. Jadi sepertiga itu bahkan patuh minum obatnya agak kacau,” kata nila.
Akan tetapi ada faktor lain penyebab kematian adalah kerja yang berat petugas KPPS. Mereka harus menghitung suara hingga larut malam tampa jeda sesuai aturan.
“Bekerja dengan keadaan lebih dari 24 jam usia di atas 60 tahun jadi resiko makin tinggi, karena itu kelihatan data DKI menunjukan di atas umur 50 lebih tinggi yang mendapat kematian ini,” kata nila.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandi Uno mengusulkan adanya Tim Pencari Fakta (TPF) yang menginvestasi kasus petugas KPPS meninggal dunia. Sayangnya respons dari komisioner KPU Viryan Aziz yang menganggap pembentukan TPF itu tidak relevan. Sebab, menurut Viryan, KPU telah berkoordinasi dengan Kemenkes soal dukungan kesehatan dan audit medis penyebab petugas KPPS meninggal dunia.
“Tim investigasi (kasus petugas KPPS meninggal dunia) saya pikir tidak relevan, yang relevan sekarang adalah kita ingin mengetahui dan sudah berjalan sejak awal, kami sudah komunikasi dengan Kemenkes,” ujar Viryan di KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Di sisi lain, Komisioner KPU Ilham Syahputra menganggap adanya investigasi kasus meninggalnya ratusan petugas KPPS berarti tidak menghargai perasaan keluarga korban.
“Kalau ada upaya meminta autopsy ya, kalau ada kecurangan seperti itu, ya, soal etik, kita tidak menghargai perasaan keluarga,” ujar Ilham saat dikonfirmasi, Rabu (8/5)
Disisi lain kematian para petugas KPPS seperti misteri yang belum dipecahkan. Dan amat disayangkan apabila Pemerintah, KPU dan Bawaslu menyikapi kejadian ini sebagi kejadian biasa. Masyarakat hendaknya perlu diberikan kejelasan terkait penyebab banyaknya petugas KPPS yang meninggal maupun sakit selama pelaksanaan Pemilu 2019. Hal ini juga untuk menghindari prasangka yang tak perlu dan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Tidak hanya BPN Prabowo – Sandi Uno yang meminta agar dibentuknya Tim Pencari Fakta (TPF), sejumlah tokoh lintas agama dan profesi yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Tragedi Kemanusiaan Pemilu 2019 (AMP-TKP 2019) . Menuntut agar dilakukannya investigasi serius dan transparan untuk menyelidiki kejadian tersebut. Mereka juga meminta dibentuk Tim Pencari Fakta untuk menyelidiki banyaknya petugas KPPS yang meninggal.
“Kami menuntut penyelenggara negara untuk hadir memberikan respons positif yang nyata terhadap kejadian luar biasa atau tragedy kemanusiaan tersebut melalui Tim Pencari Fakta, yang dibemtuk melibatka berbagai unsur masyarakat madani,” ujar Din Syamsudin, dalam keterangan tertulis, Kamis (9/5).
Dari fakta di lapangan, banyak ditemukan penyebab kematian petugas KPPS bukan hanya sekadar kelelahan, gejala yang ditimbulkan melemahnya organ dalam tubuh yang diakhiri dengan serangan jantung, muntah darah dan sakit perut.
Menurut penulis sudah seharusnya pemerintah bertindak cepat dalam menyelidiki tragedi pemilu ini. Hendaknya dilakukan tindakan visum kepada korban agar segera diketahui penyebab kematian petugas KPPS. Agar tanda tanya misteri dibalik kematian petugas KPPS terjawab, dan melegakan bagi keluarga korban bahwa penyebab kematian kerabatnya jelas.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Irfan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler