Lunturnya Budaya Seiring Bertambahnya Zaman

Senin, 20 Mei 2019 14:47 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

bagaimana pengaruh zaman mempengaruhi kebudayaan

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kepualuan dengan beragam suku dan budaya di dalamnya. Perbedaan yang ada tersebut menjadi dasar munculnya semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda-berbeda tapi tetap satu sebagai negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Sebagai sebuah negara yang terdiri atas banyak suku dan budaya di dalamnya, tentu tidak mudah untuk menjaga keberadaan suku dan budaya tersebut. Seiring berkembangnya teknologi, pola pikir masyarakat mulai berubah. Indonesia sebagai sebuah negara tentu memiliki ideologi bangsa yaitu pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai warga negara tentunya wajib memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang ada pada pancasila. Terbentuknya pancasila tidak serta merta di pilih dan di bentuk oleh pada pendahulu pendiri bangsa ini. Mereka memikirkan ideologi yang sesuai dengan keadaan masyarakat indonesia. Oleh karena itu, sebagai warga negara, hendaknya tetap berpedoman kepada pancasila.

                Pancasila menurut Soekarno terdiri dari lima sila yang kemudian di kerucutkan mejadi trisila dan di kerucutkan lagi menjadi ekasila yaitu gotong royong. Budaya gotong royong saat ini sudah mulai hilang pada beberapa daerah khususnya koa besar seperti jakarta. Gotong royong merupakan kebudayaan yang di dalamnya memiliki prinsip tolong-menolong antar individu. Contohnya adalah kerja bakti, membantu tetangga yang kesusahan, dan bahu membahu dalam menyelsesaikan berbagai permasalahan. Pada saat ini, gotong royong sudah mulai luntur karena pengaruh globalisasi. Pengaruh dari globalisasi membuat manusia berubah pola pikirnya untuk cenderung bergantung pada teknologi dan menganggap teknologi dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Bahkan pada beberapa daerah, tetangga yang rumahnya berdekatan saja tidak saling mengenal karena tidak ada nya interaksi sosial antar individu. Hal tersebut menjadi sebuah kondisi yang cukup memprihatinkan melihat hidupnya berdekatan namun tidak salinge mengenal.

                Beragamnya suku dan budaya yang ada pada setiap daerah menjadi kekayaan tersendiri bagi indonesia. Sebagaimana kita tahu bahwa kebudayaan terbentuk dari kebiasaan dan adat istiadat masyarakat setempat. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri akan budaya yang mereka miliki. Salah satu kebudayaan yang populer adalah karapan sapi dari madura. Pulau yang terkenal dengan penghasil garam ini meilik banyak sekali kebudayaan. Karapan sapi merupakan suatu perlombaan adu cepat antara satu pasang sapi dengan yang lainnya dengan menarik kayu di tengahnya dan diatasnya terdapat orang yang berdiri. Budaya yang dulunya hanya di kenal oleh masyarakat setempat kini sudah mulai di kenal sampai ke mancanegara. Contoh kebudayaan yang lain adalah kuliner atau masakan seperti halnya soto madura dan soto madura. Makanan merupakan contoh hasil dari kenudayaan yang terbentuk karena pada masakan tersebut memiliki ciri khas yang menandakan dari mana asal makanan tersebut.  

Banyak budaya yang mulai populer namun ada juga yang mulai hilang. Sebagai contoh budaya “Tanean Lanjheng”. Kebudayaaan yang berasal dari madura ini adalah pemukiman tradisional yang saling berdempetan dan ciri khasnya ialah memiliki hamparan halaman yang luas dan bentuknya memanjang. Pda permukiman tersebut biasanya terdiri dari banyak rumah yang berisi keluarga-keluarga dalam satu famili. Terbentuknya permukiman ini pada zaman dahulu untuk memudahkan berkomunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Dengan letak rumah yang berdekatan suasan kekeluargaan yang terbentuk sangat erat. Seiring berkemabngany zaman dan kemajuan teknologi, sudah mulai bergeser pola pikir yang dulunya manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya menjadi pola pikir yang lebih mengandalkan adanya teknologi. Pemukiman yang ada saat ini cendurng satu halaman untuk satu rumah dan dibatasi dengan pagar yang terkadang proses interaksi tidak berjalan selancar pemukiman sebelumya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
FARID TRI AINUR ROFIQ

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Viral

Lihat semua