Kue ulang tahun baru saja di potong
Gemuruh suara lantang dengan bebas terbang
Mengisyaratkan damai yang sedikit menyinggung benak
Tak wajar jika di simak lebih dalam
Mungkin saja nalurinya sedang terbakar oleh lipatan-lipatan tebal
Memaksanya harus berkata dalam kebimbangan
Tanpa naluri bagai tingkahnya yang ditertawakan oleh kegelapan
Hingga tak pantas di dengar oleh indera
Dari keanehan raganya saja patut dipertanyakan
Seperti badai yang baru saja pamit dari kecepatan angin
Dengan sedikit tawa menyambut celotehnya
Dan noda ungu yang menempel dari percikan rautnya
Belantara bumi pertiwi semakin ditekan
Penderitaan makin menjadi-jadi
Karakter instan mendominasi
Membutakan mata memandang lebih luas
Untukmu yang sedang mengacaukan rasa
Aku tak lagi melirik keberadaanmu
Biarkan nadiku mengalir bersama Tuhanku
Dengan simfoni yang penuh rahmat
Hentikan keserakahan yang melanda pundak lambaian ruang ini
Dengan janji-janji imitasimu
Untuk mencari emas di antara puing-puing suara kebenaran orang-orang kecil
Yang telah berdosa dalam jejakmu
///
Atambua, 21 Agustus 2019
Dok. Pribadi - Silivester Kiik
Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.