x

Puluhan penari kuntul ikut serta dalam merti umbul Langse di Desa Nepen, Teras, Boyolali, Sabtu (7/9/2019).

Iklan

Eksani Boyolali

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Mei 2019

Minggu, 8 September 2019 08:11 WIB

Merti Umbul Langse, Warga Dukuh Silem Pentaskan Tarian Kuntul

Berharap mata air mengalir deras, Warga Silem merti Umbul Langse BOYOLALI --- Ratusan warga dukuh Silem, Kadireso, Teras menggelar merti umbul langse di Lebak, Nepen, Sabtu (7/9/2019). Kegiatan ini sebagai bentuk permohonan warga kepada sang maha kuasa agar diberikan kelancaran air dari mata air umbul langse dan umbul sungsang yang berada di Desa Nepen, Teras, Boyolali. Kedua sumber mata air tersebut tersebut merupakan sumber pengairan warga di Desa Nepen, Kopen, Kadireso, Doplang hingga desa desa di kecamatan Sawit, Boyolali. Warga percaya bahwa setiap tahun mata air di umbul langse dan di umbul sungsang tersebut harus di ruwat dan harus menampilkan tari tarian khusus yaitu kuntulan. Tarian kuntulan tersebut merupakan sejenis tarian rodat yang dibawakan oleh puluhan orang dewasa dan diiringi tabuhan rebana dengan menyanyikan lagu lagu sholawatan dan lagu lagu dengan syair jawa. Setelah tokoh agama mendoakan, ingkung dan jajanan pasar yang berada di jodang langsung menjadi rebutan warga, mereka percaya makanan yang sudah didoakan dalam acara tersebut bisa membawa berkah. Menurut salah satu warga, Erni (39), mengatakan “ia bersama anaknya sengaja ikut menonton kegiatan tersebut, karena acara ini setahun sekali, dan merti umbul seperti ini juga salah satu budaya khas daerah yang perlu dilestarikan, ia juga ikut merebut jajanan pasar tadi namun hanya dapat sedikit,” Ujarnya. Sementara itu menurut Sekretaris Desa Kadireso, Astriyo Setiawan (28), Mengatakan, “Kegiatan merti umbul langse dan umbul sungsang ini digelar setiap tahunnya dengan menampilkan tarian kuntulan dari warga, tujuannya agar kedua sumber mata air tersebut lancar kembali dan dapat mengairi persawahan warga disekitarnya dan kebutuhan air sehari hari warga desa dapat tercukupi, karena sumber mata air dari kedua umbul tersebut mengalir ke Desa Nepen, Kopen dan Kadireso, hingga desa desa di Kecamatan sawit, Boyolali, warga percaya bahwa dengan adanya merti umbul seperti ini mata air akan kembali lancar, seperti diketahui sejak tahun 2006 hingga 2010 yang lalu mata air umbul langse sempat kering sama sekali dan diadakannya merti umbul serta tarian kuntulan seperti ini mata air tersebut bisa mengalir kembali, Harapannya warga bisa menggunakan air dengan bijaksana dan penuh syukur apalagi seperti saat ini musim kemarau, Ujarnya. Biasanya kegiatan seperti ini dilaksanakan pada bulan agustus bertepatan HUT kemerdekaan RI, namun kali ini warga menggelar acara ruwatan merti umbul langse dan umbul sungsang tersebut di bulan sura dalam penggalan jawa, Harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan syukur warga pada Allah atas kedua mata air tersebut, selain itu juga untuk mengenalkan tarian khas daerah yaitu tari kuntulan. (Eksani)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merti umbul langse, Warga dukuh silem pentaskan tarian kuntul

BOYOLALI --- Ratusan warga dukuh Silem, Kadireso, Teras menggelar acara adat merti umbul langse di Lebak, Nepen, Sabtu (7/9/2019). Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk permohonan warga kepada Sang Maha Kuasa agar diberikan kelancaran air dari mata air Umbul Langse dan Umbul Sungsang yang berada di Desa Nepen, Teras, Boyolali. Kedua sumber mata air tersebut tersebut merupakan sumber pengairan warga di Desa Nepen, Kopen, Kadireso, Doplang hingga desa desa di kecamatan Sawit, Boyolali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Warga percaya bahwa setiap tahun mata air di Umbul Langse dan di Umbul Sungsang tersebut harus diruwat dan harus menampilkan tarian khusus yaitu Kuntulan. Tarian Kuntulan tersebut merupakan sejenis tarian rodat yang dibawakan oleh puluhan orang dewasa dan diiringi tabuhan rebana dengan menyanyikan lagu lagu sholawatan dan lagu lagu dengan syair bahasa Jawa.

Setelah tokoh agama mendoakan, ingkung dan jajanan pasar yang berada di jodang langsung menjadi rebutan warga. Mereka percaya makanan yang sudah didoakan tersebut bisa membawa berkah. Menurut salah satu warga, Erni (39), dia sengaja menonton kegiatan tersebut karena acara ini cuma setahun sekali. "Dan merti umbul seperti ini juga salah satu budaya khas daerah yang perlu dilestarikan," kata dia. Erni juga ikut merebut jajanan pasar tadi. "Namun hanya dapat sedikit.”

Menurut Sekretaris Desa Kadireso, Astriyo Setiawan (28), kegiatan merti Umbul Langse dan Umbul Sungsang ini digelar agar kedua sumber mata air tersebut lancar kembali dan dapat mengairi persawahan warga disekitarnya. Juga, kata dia,  kebutuhan air sehari hari warga desa dapat tercukupi.

Air dari kedua umbul tersebut mengalir ke Desa Nepen, Kopen dan Kadireso, hingga desa-desa di Kecamatan Sawit, Boyolali. Warga percaya bahwa dengan adanya merti umbul air akan kembali lancar. Sejak tahun 2006 hingga 2010 yang lalu mata air Umbul Langse memang sempat kering sama sekali. "Harapannya warga bisa menggunakan air dengan bijaksana dan penuh syukur apalagi seperti musim kemarau saat ini," kata Astriyo.

Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus bertepatan HUT kemerdekaan RI. Namun kali ini warga menggelar acara ruwatan di bulan Sura dalam penggalan jawa, dengan harapan dapat meningkatkan rasa syukur warga pada Allah SWT atas kedua mata air tersebut.

Eksani

Ikuti tulisan menarik Eksani Boyolali lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler