x

Siap antar Timnas U-22 raih emas SEA Games

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 15 November 2019 13:10 WIB

Gladi Bersih Timnas U-22 Versus Timnas U-23 Iran

Sebelum berangkat ke SSA Game, inilah kesempatan akhir untuk Timnas U-22 bersiap diri demi meraih target emas

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Timnas U-19 akan kembali melakoni laga pemanasan sebelum terjun ke SEA Games Filipina, pada Sabtu, 16/11, di Stadion Pakansari, Bogor versus Timnas U-23 Iran. Dalam laga uji coba pertama, Rabu, 13/11, di Stadion I Wayan Dipta Gianyar, Bali, kedua tim bermain imbang 1-1.

Sesuai skenario, laga di Pakansari ini, akan menjadi gladi bersih bagi penggawa Garuda U-22. Tidak ada lagi rotasi pemain dan pemain pengganti pun sudah selayaknya event resmi, dengan penggantian maksimal tiga pemain. Untuk itu, performa pasukan U-22 yang masih meragukan, memang pantas menjadi pertanyaan publik sepak bola nasional.

Bahkan Indra Sjafri sendiri, selepas tampil di Bali, mengatakan penampilan anak asuhannya belum memuaskan, belum ada peningkatan secara signifikan sejak turnamen di Tiongkok beberapa waktu lalu. "Dibanding pertandingan lawan Tiongkok, Yordania dan Arab Saudi, komposisi ini tidak lebih baik dan belum lebih baik," ucapnya, Rabu, 13/11. 

Mendukung apa yang dikeluhkan Indra, bila tidak salah, perbedaan mencolok dan mendasar yang dimiliki oleh ketiga Timnas kelompok umur, yaitu Timnas U-16, Timnas U-19, dan Timnas U-22 ada pada indikator kecerdasan pemain.

Bila saya mengurus PSSI, maka tidak boleh ada pemain Timnas yang nilai rapornya di bawah 8.0 untuk urusan TIPS (Teknik, Intelegensi, Personalti, dan Speed).

Bila menganalisis tiga Timnas, maka faktor kecerdasan pemain memang menjadi kunci perbedaan mereka.

Saat awal Bima Sakti membesut Timnas U-15, saya sangat meragukan keberadaan pemain yang dipilih PSSI, bukan oleh Bima Sakti. Namun, seiring waktu berjalan, hingga akhirnya tim berganti menjadi Timnas U-16, hampir seluruh pemain yang notabenenya hasil binaan SSB dan Kompetisi Swasta, yang lantas tinggal dicomot gratisan oleh Klub Liga 1, sangat  cepat beradaptasi dengan program pelatihan Bima Sakti. Program Bima Sakti ini didukung oleh Kurikukum Sepak Bola Nasional Filanesia, produk berkualitas dari Direktur Teknik Danurwindo. Hal ini menjadikan Timnas U-16 cukup bergigi dan mereka akhirnya dapat lolos ke Piala Asia U-16.

Setali tiga uang, pasukan Fakhri Husaini pun demikian. Bahkan David Maulana dan kawan-kawan yang dipilih dan diasuh oleh Fakhri Husaini sejak di Timnas U-15, langsung moncer dengan berbagai prestasi.

Pada akhirnya, tim yang digadang-gadang akan mewakili Indonsia di Piala Dunia U-20 tahun 2021 ini, mengikuti jejak adiknya lolos ke Piala Asia U-19 2020.

Kesamaan yang sangat mencolok dari kedua Timnas ini ada pada sektor kecerdasan intelgensi yang lantas sangat signigikan. Kecerdasan teknik dan speed dalam bermain bola memang mutlak wajib dimiliki setiap pemain sepak bola, apalagi bila terpilih masuk timnas.

Namun, omong kosong sebuah timnas sepak bola akan dapat berprestasi, bila dihuni oleh pemain-pemain yang miskin kecerdasan intelegensi. Buntutnya juga buruk dalam kecerdaan personaliti (mental, emosional).

Jadi, wajib disadari oleh penggawa Timnas U-22 khususnya oleh tim pelatih, dua sektor standar (intelegenai dan personaliti) ini masih banyak yang lemah.

Sebagai deskripsi atas kondisi Timnas U-22, sebelum laga versus Timnas U-23 Iran,  Indra Sjafri mengatakan sudah memprediksi Iran akan memainkan bola-bola pendek. "Mereka akan memaksa kita main defending dan akan main di lebar lapangan, mereka juga bermain dengan pressing ketat," kata Indra Sjafri usai pertandingan.

Namun berikutnya Indra menjelaskan bahwa tim bermain tidak sabar, saat dapet bola counter, kita masalah. Saat ada peluang hasil dari counterattack, juga masalah.

Apa yang diungkap Indra, juga dilihat oleh seluruh publik sepak bola nasional, baik yang menonton langsung di stadion, maupun dari saluran RCTI di rumah. Saya sendiri, turut kebanjiran pertanyaan via whatsapp (wa), kenapa Timnas U-22 seperti itu? Padahal ditarget meraih tropi/emas SEA Games.

Untuk itu, terkhusus bagi para pemain Timnas U-21, yang kini sudah dipilih dan akan mewakili Indonesia di SEA Games, bermainlah dengan cerdas intelgensi dan personaliti! Tingkatkan hal itu. Sebab, Timnas senior juga memiliki persoalan yang sama seperti kalian.

Jadikan keberhasilan Timnas U-16 dan U-19 lolos Piala Asia, menjadi spirit dan lecutan, bahwa kalian juga pasti mampu bermain dengan cerdas intelegensi dan personaliti, demi bangsa dan negara.

Bermain egois dan emosional adalah ciri dari tak cerdas intelegensi dan personaliti.

Bravo Timnas U-22, singkirkan Timnas U-23 Iran. Catatkan sejarah manis untuk Indonesia. Bekal meraih emas SEA Games Filipina. Aamiin.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler