Pembunuhan Hakim Jamaluddin Terencana: Malam Hari, Korban Dibawa Sejumlah Lelaki Tegap
Sabtu, 14 Desember 2019 14:35 WIB
Sedikit demi sedikit, kasus pembunuhan hakim Jamaluddin mulai terkuak lebar. Ada saksi penting, seorang pengacara wanita bernama Maimunah (nama samaran) yang diwawancarai secara eksklusif oleh Tribun Medan baru-baru ini.
Polisi masih terus berupaya membongkar kasus pembunuhan hakim Jamaluddin. Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan bahwa pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan itu dilakukan secara terencana.
"Sudah pasti ini pembunuhan terencana," kata Irjen Agus Andrianto, Sabtu, 14 Desember 2019, seperti diberitakan oleh Antaranews. Menurut dia, polisi masih menganalisis keterangan saksi dan alat bukti.
"Yang lain-lain saya rasa tidak perlu kita ungkap karena itu merupakan kegiatan teknis kita. Semakin terencana suatu kejadian butuh waktu untuk mengungkapkannya," ujarnya.
Polisi setempat menerima laporan warga sekitar pukul 13.30. Tubuh korban tengkurap di sela kursi tengah dan depan di dalam mobil pribadinya Toyota Land Cruiser Prado BK 77 HD.
Pengakuan pengacara wanita
Ada saksi penting, seorang pengacara wanita bernama Maimunah (nama samaran) yang diwawancarai secara eksklusif oleh Tribun Medan baru-baru ini.
Ia mengatakan, Kamis malam, 28 November 2019, sehari sebelum korban ditemukan tewas, Jamaluddin datang ke rumahnya bersama sejumlah laki-kali. Salah satunya bahkan mendorong Jamal agar memanggil wanita itu.
Sesuai laporan Tribun Medan, rumah pengacara Maimunah, didatangi oleh hakim Jamaluddin pada pukul 21. 35 WIB, sehari sebelum sang hakim tewas. Maimunah ingat, saat itu tayangan di ANTV adalah acara Uya-uya bertajuk Suratan Tangan (maksudnya mungkin Garis Tangan).
Jamaluddin sampai memanggil tiga kali, tapi Maimunah tidak mau menemuinya. “Sampai panggilan ketiga saya enggak keluar di rumah. Saya berpikir saya tidak ada berkepentingan sama bapak ini. Janji saya Jumat mau ke Kantor Pengadilan. Di malam Jumat itu perasaan saya sudah enggak enak," kata Maimunah..
Ia juga menjelaskan, ada yang mendorong Hakim Jamaluddin dari mobil hingga ke pintu rumah Maimunah. Total jumlah lelaki yang mengantar Jamaluddin saat itu, sekitar empat atau lima orang, termasuk yang duduk di belakang setir mobil. Tiga di antaranya, bertubuh tegap, yang langsung mendampingi Jamal saat memanggil-manggil Maimunah.
Pengakuan Isteri Jamaluddin
Maimunah juga mengatakan sempat mendengar Jamal memintanya untuk ikut bersama dirinya. Kata Jamal, ada yang mau dikonfrontir.
Setelah sekitar lima belas menit, karena Maimunah tak mau keluar juga, Jamal bersama sejumlah laki-laki itu pulang. Nah, Jumat, keesokan harinya, tepatnya sore hari, ia terkejut mendengar kabar Jamaluddin ditemukan tewas.
Bahkan Maimunah menyebutkan bahwa apabila apabila di malam tersebut dirinya membukakan pintu, maka nasibnya akan sama dengan almarhum Jamaluddin.
Selanjutanya: Jadi sebenarnya...
<--more-->
“Jadi sebenarnya saya itu enggak terlalu penting kali sama bapak (Jamaluddin) tapi seolah-olah dibuat penting. ada orang lain yang mengompori keadaan ini. Kalau saya berurusan sama bapak saya ada nomor hp nya," kata Maimunah kepada Tribun Medan.
Saksi kunci ini sudah diperiksa polisi. Maimunah juga berharap bisa mendapatkan perlindungan hukum baik dari kepolisian maupun Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban karena belakangan ini masih adanya pihak-pihak yang mencoba mengintimidasinya.
Memperkuat temuan lain
Kesaksian Maimuah itu memperkuat temuan lain bahwa sesuai hasil otopsi, korban 20 jam sebelum otopsi sudah meninggal. Karena otopsi dilakukan sekitar jam 20.00 malam, Artinya jika dihitung mundur 20 jam itu, dia meninggal sekitar jam 3 atau 4 subuh.
Temuan itu masih sejalan dengan pernyataan Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto sebelumnya. Ia menyatakan kemungkinan pelakunya "orang dekat" dan pelaku mengenal korban.
Kesaksian isteri yang janggal
Sebelumnya, Zuraida Hanum, isteri korban, mengatakan bahwa pada pagi hari saat kejadiaan berangkat sekitar pukul 05.00 WIB. Jamaluddin pamit hendak menjemput rekannya di bandara. Hanya kesaksian ini tidak sejalan dengan waktu perkiraan korban dibunuh sesuai hasil otopsi.
Pengakuan isteri juga berbeda dengan temuan CCTV tetangga korban, yang merekam mobil korban keluar dari rumahnya sekitar pukul 04.00 WIB. Adapun CCTV di rumah Jamaluddin dalam kondisi mati.
Seperti diberitakan oleh Tribun-Medan.com, Pejabat Humas PN Medan, Erintuah Damanik, mengatakan: "Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV (di rumah Jamaluddin) tidak dicolokkan, padahal sebenarnya berfungsi. Jadi disengaja."
Kasus pembunuhan hakim Jamaluddin
Dalam rekaman CCTV tetangga itu, arah mobil Jamaluddin itu berbeda dengan arah biasannya jika beragkat ke kantor atau bandara. "Kalau mobil itu keluar biasanya ke kanan. Tapi kalau hari itu ke kiri bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat ada sepeda motor yang mengikuti," kata Erintuah .
Temuan itu juga sesuai dengan kesaksian warga desa di lokasi mayat Jamaluddin ditemukan. Ada kesaksian bahwa mobil korban sudah terlihat mondar-mandir di sana sekitar pukul 05.00. Jarak antara rumah Jamaluddin hingga ke desa tersebut sekitar 30 kilometer.
Kesaksian warga itu disampaikan oleh Kapolsek Kutalimbaru Ajun Komisaris Bitler Sitanggang kepada KompasTV yang ditayangkan pada 30 November. Saat itu Kapolsek juga bersama warga. Bahkan terdengar juga kesaksian warga menyatakan hal yang sama. ***

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Dahsyatnya Corona: 300 Lebih Orang Tewas, 14 Ribu Terinfeksi, 24 Negara Tertular
Minggu, 2 Februari 2020 19:38 WIB
Mensesneg Minta Revitalisasi Monas Distop, Inilah 3 Blunder Gubernur Anies
Senin, 27 Januari 2020 21:12 WIBArtikel Terpopuler