x

Menyesuaikan diri

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 16 Desember 2019 13:57 WIB

Keluar dari Zona Nyaman, Jadilah Individu yang Menyesuaikan Diri dengan Komunitas

Bila menjadi bagian dari komunitas, maka siapa yang harus menyesuaikan diri?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keluarlah dari zona nyaman. Jadilah individu yang beradaptasi dan mampu menyesuaikan diri dengan komunitas. Zaman kian berkembang, siapa saja yang tidak dapat menyesuaikan diri, maka akan tertinggal dan ditinggal. 

Kabinet Indonesia Maju yang dibesut oleh Presiden Jokowi pun, kini dituntut dengan cepat mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan tugas dan tanggungjawabnya.  Karenanya, kini rakyat Indonesia sudah tak asing dengan kata-kata "copot" yang sering diungkap Presiden bila ada pejabat negara yang tidak dapat melakukan derap langkah tugas sesuai arahannya. 

Menteri BUMN, Erick Thohir sudah sigap dengan membongkar kasus maskapai pelat merah Garuda Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, Nadiem Makarim, Mendikbud juga tegas menghapus UN. Ini adalah bukti dari kemampuan kedua menteri ini dalam menyesuaikan diri dengan "Komunitas Kabinet Indonesia Maju" dan arahan Presiden. 

Bagaimana dengan masyarakat kita? Bila seorang individu bergabung dengan sebuah "komunitas", seperti Mas Erick dan Mas Nadiem, semisal di tempat kerja atau tempat tinggal, atau lingkungan sosial atau tempat usaha baru, atau perkumpulan atau organisasi dan lain sebagainya, siapakah yang wajib menyesuaikan diri? 

Jawabnya sudah pasti, bukan komunitas yang akan menyesuaikan diri terhadap individu. Tetapi, individulah yang harus dapat menyesuaikan diri terhadap komunitas tersebut.  Terlebih komunitas tersebut sudah "teruji oleh waktu" serta memiliki peraturan dan hal-hal lain yang bersifat mengikat,  terhadap anggota komunitasnya. 

Bila individu memastikan dan yakin bergabung dengan "komunitas" tersebut, maka pastikan, langkah perdana adalah individu wajib dapat menyesuaikan diri. Soeharto Heerdjan (1987) menyebut bahwa, "Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan". 

Seseorang dikatakan dapat menyesuaikan diri dengan baik berarti dia berhasil melalui hambatannya. Namun dalam kenyataannya tidak semua individu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. 

Sebabnya, adanya suatu rintangan dan hambatan tertentu yang menyebabkan dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 

Dalam prosesnya, penyesuaian diri tidak bisa berlangsung secara instan, melainkan membutuhkan waktu untuk bisa menyesuaikan diri tergantung dari masing-masing individu. Ada individu yang dapat menyesuaikan diri dalam waktu yang cepat. 

Namun, ada juga yang membutuhkan waktu lama untuk dapat menyesuaikan diri. Semakin cepat seseorang dapat menyesuaikan diri, maka individu tersebut telah berhasil melalui hambatannya. 

Zakiad Daradjat (dalam Rita Anggraini, 2008:38) mengatakan bahwa, penyesuaian diri yang baik dapat terwujud apabila seseorang dapat mengenali dirinya sendiri dan bagaimana dia seharusnya berperilaku sesuai dengan lingkungannya. Individu yang cepat dapat menyesuaikan diri biasanya, tidak menunjukkan ketergantungan emosi. 

Mampu belajar dan cakap dalam bekerja. Mampu akrab dan bekerjasama dengan orang lain. Memiliki empati dan penuh tanggung jawab. Punya tujuan yang terarah dan jelas. 

Bersikap realistis dan objektif. Memiliki pertimbangan jiwa dalam menghadapi bermacam halangan dan rintangan. 

Jadi individu yang dapat menyesuaikan diri adalah yang cepat mengenali kondisi komunitasnya dan berbagai hal yang ada di dalamnya. 

Tidak individualistis, namun dapat bekerjasama, akrab, memiliki empati dan tahu etika, bertanggungjawab, jelas arah tujuannya bergabung, realistis, objektif melihat kondisi sesuai fakta dan realita, memiliki jiwa yang kuat, serta mengikuti aturan dan norma di komunitas. 

Bila ada individu yang gagal menyesuaikan diri, artinya seseorang itu kurang pengenalan diri terhadap dirinya sendiri atau adanya pengaruh dari individu lain baik di dalam komunitas maupun di luar komunitas. 

Yang pasti bila ada individu gagal berdaptasi dengan komunitas, baik karena pengaruh dari dalam diri maupun pengaruh luar, karena individu tersebut tak mau ke luar dari zona nyamannya. Apakah komunitas yang harus menyesuaikan? 

Bila faktanya, ada individu  yang tidak dapat menyesuaikan diri, dan komunitas telah melakukan pembelajaran/pembinaan dan gagal, maka komunitas tersebut tentu tidak mau individu bersangkutan malah membikin kisruh komunitas. 

Komunitas yang benar, tentu tidak akan diisi oleh individu yang tak dapat menyesuaikan diri dan malah bikin aturan sendiri. Bila meminjam kosa kata Presiden, pasti individu bersangkutan akan "dicopot." 

Apa yang kini diperbuat oleh Mas Menteri Erick dan Nadiem, selain cepatnya kedua individu ini beradaptasi dan menyesuaikan diri, juga patuh pada aturan yang dibuat oleh Presiden.

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler