x

Iklan

Kezia Kristananda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 Desember 2019

Rabu, 18 Desember 2019 08:39 WIB

Kotabaru Yogyakarta, Hunian Terkeren Masa Kolonial

Yogyakarta bukan lah tempat yang baru untuk dijadikan sebagai destinasi wisata. Namun saat ini banyak wisatawan yang merasa bosan dengan opsi wisata yang ditawarkan di Yogyakarta. Apabila anda salah satunya, maka anda harus mampir ke Kotabaru, opsi baru pariwisata Yogyakarta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menikmati senja di tengah keramaian Kota Yogyakarta menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk menutup hari dan mensyukuri berkat yang telah diterima. Salah satu lokasi yang tepat dan mudah dijangkau untuk menikmati senja adalah Kawasan Kotabaru. Dengan pepohonan yang rindang, kursi taman yang disediakan dalam jumlah yang cukup banyak, dan bangunan-bangunan bergaya Indis yang membuat suasana seolah-olah sedang berada di Eropa.

Kotabaru adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan luas wilayah kurang lebih 71 hektar, kelurahan ini memiliki banyak sekali bukti-bukti bahwa Kotabaru sempat menjadi komplek hunian Belanda dengan konsep yang sangat matang pada masa kolonial. Hal ini disebabkan oleh perencanaan wilayah yang sangat mendetail oleh arsiteknya, yaitu Ir. Herman Thomas Kartsen. Tersedianya sarana kesehatan, militer, pendidikan, dan pembuangan limbah yang tertata rapi membuat kawasan ini memang pantas disebut sebagai hunian Belanda terbaik pada masa kolonial.

Selain menikmati senja dengan duduk di boulevard yang ada di Jalan Suroto, kita juga bisa menikmati keindahan kawasan ini dengan berjalan kaki di sore hari sembari melihat rumah-rumah dengan arsitektur yang masih sama dengan keadaannya saat pertama kali dibangun pada tahun 1920-an. Pada awalnya, kawasan Kotabaru ini memiliki konsep gardencity sehingga tiap rumah yang ada memang dibangun tanpa pagar, melainkan memiliki taman yang cukup luas untuk ditanami tanaman hias, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun saat ini memang sebagian besar rumah yang ada di kawasan ini sudah berpagar dengan alasan untuk menjaga keamanan rumah. Meskipun begitu, ada pula salah satu rumah yang memang tetap menjaga keadaan aslinya yaitu tidak memiliki pagar dan di bagian depan terdapat taman yang dihias dengan berbagai macam tanaman sehingga membuat orang yang melihatnya terkesima dengan keindahan rumah ini.

Berjalan kaki menyusuri kawasan Kotabaru memang sangat menyenangkan dan akan memberi kesan yang sangat berbeda dengan wajah Yogyakarta yang selama ini kita ketahui. Mengingat kegiatan ini dilakukan di lingkungan terbuka maka dianjurkan untuk melakukannya pada sore hari saat matahari sudah tidak terlalu terik.

Selain itu dianjurkan pula membawa air minum supaya tidak mengalami dehidrasi. Bagi wisatawan yang tidak membawa air minum pun tidak perlu khawatir karena ada beberapa toko dan cafe  yang tersedia di kawasan ini, salah satunya adalah Massimo Gelato. Café yang menyediakan es krim khas Italia dan berbagai macam minuman segar serta makanan ringan ini terletak di salah satu bangunan yang masih menjaga bentuk aslinya yang pada masa kolonial digunakan sebagai rumah orang Eropa. Selain menikmati segarnya es krim, wisatawan juga dapat sekaligus menikmati suasana rumah Eropa pada masa kolonial.

Apakah anda ingin melihat wajah Yogyakarta yang berbeda? Kotabaru adalah pilihan yang sangat tepat. Selain banyaknya bangunan yang masih mempertahankan bentuk aslinya, tipe bangunan yang ada di Kotabaru tidak bisa ditemukan di tempat lain. Thomas Kartsen memang pernah membangun komplek hunian lain di Bogor dan Semarang, tetapi Kotabaru memiliki wajah yang berbeda dan diakui sebagai hasil karya terbaik dari Thomas Kartsen yang merupakan arsitek terkenal asal Belanda.

Apabila merasa jenuh dengan atraksi wisata Yogyakarta, Kotabaru perlu anda kunjungi untuk mendapatkan hiburan yang segar dan berbeda dengan yang lain. Jangan lupa mampir ke Kotabaru!

Ikuti tulisan menarik Kezia Kristananda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler