x

ilustr: upssdigital.com

Iklan

Panduan Menulis

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 November 2019

Minggu, 29 Desember 2019 23:07 WIB

Inilah Penyebab Kita Takut Berbicara dalam Bahasa Inggris

Tentang Belajar Berbicara dalam Bahasa Inggris

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bahasa Inggris sampai saat ini masih selalu menjadi momok dalam pendidikan formal kita maupun dalam komunikasi kita. Pada umumnya kita mengalami kesulitan manakala kita harus menggunakan Bahasa Inggris dalam pembicaraan. Padahal mungkin kita pernah memperhatikan bagaimana tukang becak atau pedagang acungan saja bisa berkomunikasi Bahasa Inggris dengan para wisatawan asing. Mengapa hal itu bisa terjadi? Padahal mungkin mereka tidak memperoleh pendidikan formal sebaik kita. Menurut salah satu praktisi bahasa Inggris di Kampung Inggris, ada tiga penyebab dasar yang bisa kita cermati disini yang menjadi penyebab kita takut berbicara dalam Bahasa Inggris.

  1. Tata bahasa (grammar). Ini merupakan penyebab utama mengapa kita takut berbicara dalam Bahasa Inggris. Setiap kali akan berbicara kita takut mengalami kesalahan pada tata bahasa (grammar) nya. Padahal mestinya kita menyadari bahwa saat berbicara, bahasa lisan, seharusnya kita abaikan saja mengenai kemungkinan kesalahan pada tata bahasa. Bukankah saat kita berbicara dalam Bahasa Indonesia pun kita tidak pernah peduli mengenai tata bahasanya? Situasi takut terhadap kesalahan tata bahasa ini terjadi karena kesalahan sistem pembelajarannya pada pendikan formal kita, dimana porsi grammar nya terlalu besar.
  2. Faktor lingkungan. Lingkungan kita yang tidak menggunakan Bahasa Inggris, melainkan Bahasa Indonesia dan bahkan Bahasa Daerah, menjadi penyebab lain mengapa kita tidak berani berbicara dalam Bahasa Inggris.
  3. Takut diejek. Ini ketakutan yang wajar, namun seharusnya tidak perlu terjadi. Kita bukan pengguna asli Bahasa Inggris jadi tidak perlu merasa harus berbicara seperti native speaker (penutur asli). Mengalami kesalahan dalam pemilihan kosakata, pelafalan maupun intonasi merupakan hal yang wajar.

Setelah mengetahui penyebab tadi maka yang perlu kita cermati dalam berbahasa Inggris lisan (conversation) adalah jangan hiraukan mengenai grammar. Utamakan komunikatif, yang penting informasi kita tersampaikan. Bukankah itu hal utama saat kita berbicara dalam bahasa apa pun? Pokoknya berbicara, tak peduli salah atau benar tata bahasa kita.

Baca Juga : Situs Terpercaya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya juga ciptakan lingkungan dan suasana yang membiasakan berbahasa Inggris; gunakan semua hal sehari-hari yang memungkinkan untuk kita pilih yang menggunakan Bahasa Inggris. Dalam penggunaan interface handphone atau gadget kita, menikmati film yang mengunakan sub title Bahasa Inggris, berkaraoke, chatting, ber facebook, ber twitter dan masih banyak lagi hal-hal yang lain yang memungkinkan kita melatih kebiasaan kita berbahasa Inggris.

Kita tidak perlu merasa takut diejek bahasa Inggris kita jelek. Perlu kita ketahui bahwa orang Indonesia termasuk yang baik dalam penggunaan Bahasa Inggris. Baik dalam pelafalannya maupun intonasinya. Coba kita perhatikan bagaimana penggunaan Bahasa Inggris lisan orang China, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura dan bahkan orang Perancis maupun Jerman.

Pelafalan mereka dalam Bahasa Inggris sering tidak sebagus orang Indonesia bahkan cenderung sangat buruk. Orang Indonesia lebih mendekati native speaker Bahasa Inggris. Ini menurut pendapat para ahli Bahasa Inggris. Orang Indonesia termasuk bagus dalam penggunaan Bahasa Inggris lisan.

Cek : Situs Jambi Terkini

Jadi, jangan pernah takut lagi untuk berbahasa Inggris, khususnya untuk conversation. Terus asah kemampuan berbahasa Inggris dalam aktifitas sehari-hari kita yang memungkinkan. Para tukang becak maupun pedagang acungan, yang mampu berbahasa Inggris dengan para wisatawan asing itu, hanya karena kebiasaan dan nekat. Maka kalau ingin mampu berbicara dalam Bahasa Inggris kita harus membiasakannya dan nekat. Language is a matter of habit. Bahasa adalah masalah kebiasaan. 

Selamat belajar. Good luck

Ikuti tulisan menarik Panduan Menulis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini