Balas Dendam Dimulai: Iran Hantamkan Rudal Berkali-kali ke Basis AS, Reaksi Trump?
Rabu, 8 Januari 2020 07:29 WIB
Iran benar-benar membalas kematian Jenderal Soeleimani. Pagi ini, Iran meluncurkan serangan rudal yang ditujukan pada pasukan AS di Irak dalam apa yang dikatakannya sebagai pembalasan atas pembunuhan pekan lalu atas Jenderal Iran Qasem Soleiman
Iran benar-benar membalas kematian Jenderal Soleimani. Hari ini, Iran melancarkan serangan rudal ke basis militer AS di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani pekan lalu.
"Pagi ini, pejuang pemberani Angkatan Udara Iran (IRGC) meluncurkan operasi yang sukses yang disebut Operasi Martir Soleimani, dengan kode 'Oh Zahra' dengan menembakkan puluhan rudal ke pangkalan teroris dan pasukan invasi AS bernama Ain Al Asad, " demikian situs berita negara Iran menyebut, 8 Januari 2020.
Dilaporkan oleh ABCNews, Pangkalan udara Al-Asad di provinsi Anbar Irak, yang menampung kontingen AS, dihantam setidaknya enam kali, kata pejabat militer Amerika.
Pangkalan Al Asad sebelumnya telah menjadi target milisi Syiah yang didukung Iran. Serangan kelompok ini terhadap pasukan koalisi dan AS memicu situasi memanas yang berujung pada serangan terhadap jenderal Soleimani.
Sehari sebelum serangan balasan tadi, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan negaranya sedang mempertimbangkan 13 "Skenario balas dendam" setelah pembunuhan Qasem Soleimani. Bahkan opsi yang paling ringan sekalipun, kata Shamkhani, akan menjadi "mimpi buruk dan bersejarah" bagi AS.
Ali Shamkhani mengatakan kepada kantor berita Tasnim: “27 pangkalan AS yang paling dekat dengan perbatasan Iran sudah dalam keadaan siaga tinggi. Mereka tahu bahwa tanggapan kami kemungkinan mencakup rudal jarak menengah dan panjang. ”
Selanjutnya: Reaksi Trump
<--more-->
Reaksi Presiden Amerika
Presiden Amerika Donald Trump telah bereaksi lewat sosial media:
“Semua baik-baik saja! Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Penilaian korban dan kerusakan sedang terjadi sekarang. Sejauh ini baik-baik saja. Kami memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi.”
Sebelumnya, Departemen Pertahanan telah mengkonfirmasi: “Sekitar pukul 5:30 malam (EST) pada tanggal 7 Januari (pagi 8 Januari WIB ) Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap militer AS dan pasukan koalisi di Irak. Jelas bahwa rudal ini dilancarkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan koalisi A.S. di Al-Assad dan Irbil. "
Asisten Sekretaris Pertahanan untuk urusan Publik, Jonathan Hoffman, mengatakan bahwa AS sedang menilai kerusakan dari pertempuran awal ini.
“Dalam beberapa hari terakhir dan sebagai respons terhadap ancaman dan tindakan Iran, Departemen Pertahanan telah mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi personel dan mitra kami. Pangkalan-pangkalan itu telah siaga tinggi karena indikasi bahwa rezim Iran berencana untuk menyerang pasukan dan kepentingan kami di wilayah tersebut.
Saat kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu A.S. di kawasan.”
Adapun Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan kepada Kepala Pasukan Pertahanan Australia untuk "mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan" pasukan dan diplomat Australia di Irak.
Langkahnya mungkin menarik pasukan Australia keluar dari negara itu. Jumlah pasukan Australia di Timur Tengah tidak besar, sekitar 450 personel, tapi kehadiranya di kawasan itu cukup penting selama ini.
Selanjutnya: Iran manfaatkan keunggulan..
<--more-->
Manfaatkan Keunggulan rudal
Iran saat ini memiliki peluncur roket sebanyak 1.900 unit dibanding AS yang cuma 1.056 unit. Iran memiliki rudal balistik yang akan menjadi senjata utama mereka dalam menghadapi serangan udara musuh.
Seorang pejabat AS mengatakan pasukan rudal Iran sudah siaga tinggi di seluruh wilayah Iran sejak kematian Jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani. Pejabat yang tak bersedia disebut jati dirinya itu tidak memberikan rincian lebih lanjut. Dia enggan mengungkapkan apakah kesiagaan rudal Iran itu untuk membidik target tertentu atau sekedar bertahan.
"Mereka jelas-jelas berada dalam kondisi siaga tinggi. Apakah keadaan siaga yang tinggi itu dipersiapkan dengan lebih baik untuk pertahanan atau untuk serangan? Itu tidak bisa ditentukan pada titik ini," kata dia seperti dikutip Reuters, 6 Januari 2020. “Ada indikasi Iran telah meningkatkan kesiapan pasukan misil balistik jarak pendek dan menengahnya.”
Persenjataan rudal Iran saat ini merupakan yang terbesar di Timur Tengah, baik untuk serangan jarak pendek, menengah, atau jauh. Kekuatan rudal ini untuk menutupi kekurangan mereka dari sisi kekuatan udara. Rudal Iran bahkan mampu menjangkau jarak 2.000 kilometer.
Tetapi tentu saja soal perang bukan hanya masalah penguasaan jumlah rudal saja, tetapi juga kekuatan militer secara menyekuruh. Menurut kajian Global Fire Power (GFP) 2019, AS masihlah merupakan kekuatan militer terkuat di dunia. Ada pun Iran berada di posisi 14 dari 137 negara.
Aljazeera|Guardian|ABCNews
****

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Anies Berlebihan Banggakan Angka Kemiskinan: Data Ini Tunjukkan Prestasi DKI Buruk
Minggu, 26 Januari 2020 18:47 WIB
Kisruh Kawasan Monas, Gubernur Anies Dua Kali Langkahi Pemerintah Jokowi?
Kamis, 23 Januari 2020 11:18 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler