x

popwil depok

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 9 Februari 2020 19:46 WIB

Di bawah Asuhan Taji Prashetio, Tim POPDA Depok 2020 Bersiap Diri

Tim POPDA Kota Depok sudah siap-siap menghadapi putaran babak final POPDA Jabar 2020

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Minggu pagi, 9 Februari 2020, di Lapangan GMC Curug, Kota Depok, geliat persiapan final cabang olahraga sepak bola POPDA Jawa Barat yang akan di gelar di Bandung, Agustus 2020, di mulai.

Seleksi hari pertama yang dipimpin oleh Pelatih Kepala Taji Prashetio didampingi Adjat Sudrajat, juga dihadiri langsung oleh Ketua Askot PSSI Kota Depok, Mayadi Rakasiswi, berjalan lancar. 

Ratusan peserta 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain diikuti oleh Tim POPWIL yang telah berhasil mengantar Kota Depok lolos masuk dalam putaran babak final POPDA Jabar, ratusan peserta dari siswa SMP/SMA/SMK/sederajat se-Kota Depok juga ambil bagian dalam kesempatan seleksi tersebut. 

Pasalnya, meski Tim POPWIL di bawah asuhan Pelatih Kepala Mas Yanto sudah membuktikan diri dapat lolos ke putaran final, melalui perjuangan spartan dalam Kualifikasi Grup 1 POPDA Jabar di bulan Juni 2019, untuk menghadapi putaran final, skuat muda pelajar Kota Depok ini, wajib mendapat suntikan pemain. 

Terlebih, dari 18 pemain Utama POPWIL, teridentifikasi sekurangnya ada tiga pemain yang sudah bergabung dengan Klub Liga 1 dan tim PPLPD. Karenanya, Disporyata dan Askot PSSI Kota Depok yang bertanggungjawab atas misi juara tim pelajar Kota Depok ini, mengundang siswa  sesuai surat informasi resmi bernomor: 426/71/Disporyata, tertanggal 6 Februari 2020, perihal Undangan seleksi POPDA cabor olahraga sepak bola yang ditujukan kepada Kepala SMP/SMA/SMK/sederajat se-Kota Depok, tertulis seleksi di selenggarakan pada Sabtu-Minggu, 8-9 Februari 2020 di Lapangan Sepak Bola YON HUBAD, Jatijajar, Kota Depok, namun seleksi pada Sabtu tertunda karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan (hujan). 

Sehingga, hari dan tempat seleksi mengalami perubahan menjadi Minggu dan Senin, 9-10 Februari 2020 di Lapangan GMC Curug. 

Estafet pelatih 

Patut dihargai dan diacungi jempol, Disporyata dan Askot PSSI Kota Depok, ternyata bukan hanya memberikan kesempatan kepada semua talenta muda pesepak bola Kota Depok, namun setelah Tim POPWIL di bawah asuhan Mas Yanto  berhasil melenggang ke putaran babak final, dalam putaran final bulan Agustus 2020 mendatang, mereka juga memberikan kesempatan kepada pelatih lain di Kota Depok untuk unjuk gigi. 

Mas Yanto  dari SSB Perintis/Perintis FC, sudah berhasil mengantar tim ke babak final. Kini, estafet pelatih diberikan kepada Taji Prashetio dari SSB Metro Kukusan, untuk target merebut juara di putaran final. 

Kendati estafet pelatih diberikan kepada Taji, namun Disporyata dan Askot PSSI Kota Depok, bukan memberikan kursi kepelatihan secara cuma-cuma, padahal Taji adalah mantan pemain Sociedad Anonima Deportiva (SAD) angkatan pertama dan kedua Indonesia tahun 2008 -2009 seangkatan dengan Alvin Ismail Tuasalamony yang berkompetisi dalam kompetisi Quinta Division, di Uruguay, di bawah pelatih Cesar serta telah memiliki lisensi kepelatihan  C AFC. 

Hebatnya lagi, Disporyata dan Askot PSSI Depok juga memaksimalkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) asli Kota Depok. Mas Yanto asli orang Sukmajaya Depok, sementara Taji juga asli warga Beji, Depok. 

Taji tetap mengikuti proses seleksi ketat, bukan sekadar formalitas, tidak seperti pejabat BUMN dan Pemerintahan lain yang hanya dikasih kursi gratis dan gaji dari uang oleh Presiden kita. 

Tim monitoring dan standar fisik

Selain SDM pelatih, sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 ini, untuk urusan monitoring hingga menguji tes fisik seluruh atlet cabang olahraga POPWIL  maupun POPDA Kota Depok, Disporyata juga memanfaatkan tiga tenaga profesional lulusan Sarjana Kepelatihan Olahraga UPI Bandung, Rachmat Ramadhan Maulana, yang kini juga sedang proses penyelesaian Tesis Kependidikan Olahraga di UNJ. Lalu, Aris Suwandi dan Luthfi Kamal yang sama-sama Sarjana Kepelatihan Olahraga UNJ. 

Ketiganya juga mantan pemain POPWIL, POPDA, hingga PORDA Kota Depok yang mengampu kepelatihan SSB Sukmajaya dan Sukmajaya FC.

Semoga ditangan Ramadhan, Aris, dan Kamal, seluruh atlet cabang olahraga yang akan terjun dalam POPDA Jabar 2020 memenuhi standar fisik pemain, hingga sukses meraih prestasi.

Kembali kepada tim sepak bola, di bawah asuhan Taji, yakin, Tim Sepak Bola POPDA Kota Depok 2020 tentu akan memberikan ancaman bagi tujuh tim lain yang lolos ke putaran final termasuk Tim Kabupaten Bogor yang murni diwakili oleh Diklat PPLPD Kabupaten Bogor yang menjadi juara Grup 1, semetara Kota Depok sebagai runner-up.

 Catatan Tim POPWIL 

Kualifikasi Pekan Olahraga Pelajar Wilayah Daerah (Popwilda) Jawa Barat  Wilayah 1 cabang sepakbola yang telah berlangsung sejak 27 Juni hingga 1 Juli 2019, berhasil meloloskan Tim Kabupaten Bogor dan Kota Depok. 

Dalam babak kualifikasi tersebut, mengapa Kota Depok sampai kalah tipis 0-1 dari Kabupaten Bogor di babak final? Selain itu dalam laga-laga penyisihan sebelumnya, anak-anak Depok juga kesulitan mencepoloskan gol ke gawang lawan, malah gol penyelamat Kota Depok berasal dari tendangan pemain gelandang. 

Sebabnya, bukannya kualitas teknik dan speed anak-anak Depok jelek, namun, barisan depan pemain Depok yang sering diberikan kesempatan bermain adalah pemain-pemain yang hanya bagus di teknik dan speed, namun lemah intelegensi dan personaliti. 

Saya melihat, seluruh tim dari kota lain, yang sama-sama membawa skuat 18 pemain, begitu memaksimalkan keberadaan pemain yang telah dipilihnya, sehingga semua pemain dapat mengekspresikan kemampuan sekaligus dapat menunjukkan kekuatan tim secara utuh. 

Kelemahan inilah yang sangat menonjol dari Tim POPWIL untuk diperbaiki dalam skuat bernama Tim POPDA 2020 mendatang. Karena sudah memiliki kerangka 18 pemain, minus yang tidak dapat lagi membela tim, maka Taji wajib membiasakan menarik pemain yang hanya banyak berlari dan berlari di lapangan, namun tidak cerdas intelegensi dan personaliti, sejak proses seleksi ulang, latihan tim, uji tanding tim, hingga di laga putaran final yang sebenarnya. 

Saya menyebut, dari 18 pemain Tim POPWIL semuanya memang lulus standar teknik dan speed pemain. Namun  ada sebagian pemain yang jauh dari standar intelegensi dan personaliti, sehingga membuat tim buntu. 

Ironisnya, pemain yang sering mendapatkan kesempatan adalah yang membikin buntu tim mencetak gol karena hanya dilihat dari segi teknik dan speed. 

Untuk itu, dengan bekal pengalaman sebagai pemain Timnas SAD Angkatan 1 dan 2 Indonesia, maka yakin, Tim POPDA bentukannya, seluruh pemainnya akan memiliki standar teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) yang mumpuni. 

Sepak bola modern adalah kecerdasan, tidak lagi menjual teknik dan speed semata, untuk menang gol, semua pemain wajib memiliki TIPS yang seimbang. 

Mengapa Timnas Senior Indonesia terpuruk, sebab, semua pelatih masih mengutamakan memilih pemain yang hanya dilihat dari standar teknik dan speed. 

Untuk itu, di bawah asuhan Tae-yong di bantu Indra Syafri dan rekan-rekan, tentu pemain yang lemah intelegensi dan personaliti, harusnya tidak berjersey Timnas. 

Selamat bekerja Taji. Tularkan ilmu dalam kompetisi SADnya kepada anak-anak Depok. Sukses. Aamiin.

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB