x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Selasa, 25 Februari 2020 06:44 WIB

Kenapa Mahasiswa S3 Sering Lambat Selesaikan Disertasi?

Kenapa mahasiswa S3 Program Doktor sering lambat selesaikan disertasi? Inilah 4 sebabnya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Agak sulit menjawab pertanyaan ini, “kenapa mahasiswa S3 sering lambat selesaikan disertasi?”

 

Sebelum membedah jawabannya, ada baiknya “di depan” memahami komitmennya. Bahwa mahasiswa S3 Program Doktor secara normatif itu bisa diselesaikan selama 6 semester alias 3 tahun. Namun faktanya, banyak mahasiswa yang sulit menyelesaikannya. Bahkan survei singkat saya ke teman-teman yang sudah selesai S3, rata-rata mereka kelar dan berhak menyandang “Doktor” butuh 4 sampai dengan 8 tahun. Maka wajar, mahasiswa S3 di belahan Nusantara Indonesia ini lambat selesaikan studi. Akibat, banyak yang “molor” tuntaskan disertasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disertasi itu tugas akhir yang harus ditempuh mahasiswa S3, di manapun, sebagai syarat untuk meraih gelar Doktor. Masalahnya, disertasi pula yang sering jadi momok dan penghambat mahasiswa S3 untuk selesaikan studi tepat waktu. Kenapa disertasi jadi momok? Mungkin banyak mahasiswa S3 yang hanya memikirkannya, bukan mengerjakannya. Sampai saat ini, disertasi masih jadi “makhluk” yang menakutkan bagi mahasiswa S3. Karena faktanya, waktu kuliah 3 semester lancar. Saat tugas bikin paper atau presentasi pun lancar. Ehh pas giliran disertasi, banyak mahasiswa S3 yang tia-tiba “hilang”. Tidak ada kabar, tidak ada berita. Hingga membuat promotr dan ko-promotor malah kebingungan. Kemana mahasiswa calon doktor ini?

Maka menarik untuk membahas, kenapa mahasiswa S3 sering lambat selesaikan disertasi?

Menurut saya, prinsip utama disertasi adalah mampu diselesaikan tepat waktu. Jadi, disertasi harusnya tidak urusan dengan judul yang bagus atau masalah yang keren. Tapi yang paling bagus adalah disertasi yang dikerjakan, dituntaskan tepat waktu. Oleh karena itu, disertasi harus dikerjain, bukan dipikirin. Karena apapun, tidak ada yang selesai bila tidak dikerjakan, bukan dipikirkan.

Kedua, disertasi harusnya tidak sulit diselesaikan bila topik yang dibahas memenuhi syarat 1) disenangi, 2) dekat dengan si mahasiswa, dan 3) mampu dikerjakan. Jadi, buat apa judul bagus atau masalah keren bila akhirnya tidak senangi, tidak dekat dengan kehidupan si mahasiswa S3, dan tidak mampu dikerjakan.

Ketiga, disertasi itu pekerjaan “sakral” seorang mahasiswa S3. Maka jangan dianggap sepele. Oleh karena itu, harusnya mahasiswa S3 tidak boleh “menyambih” disertasi dengan pekerjaan lain. Karena disertasi adalah “hidup mati” mahasiswa S3. Selain itu, agara disertasi berjalan mulus. Mahasiswa S3 pun harus berani menentukan promotor dan ko-promotor yang akomodatif terhadap disertasinya. Jangan sampai “Tarik ulur” dengan promotor dank o-promotor malah bikin demotivasi mahasiswa. Dan suka tidak suka, disertasi harus ditulis secepat-cepatnya dan sedbanyak-banyaknya.

Dan keempat, disertasi harus dihadapi dengan dua strategi penting, yaitu: 1) mampu manajemen waktu dan 2) jalin terus komunikasi. Apapun masalahnya, keberhasilan menuntaskan disertasi hanya bisa dilakukan bila si mahasiswa S3 mampu atur waktu dia sendiri dan mampu komunikasi dengan siapa dia harus berkomunikasi. Dah itu saja cukup.

Mahasiswa S3, siapapun dan di manapun harus menyadari. Bahwa saat menyelesaikan disertasi, masalah tidak hanya terletak pada persoalan akademis semata. Tapi juga soal non akademis. Maka disertasi hakikatnya hanya bisa dirampungkan dengan “kesungguhan”, jangan dianggap sepele atau sambil lalu.

Sebagai contoh, saya pun saat ini tengah mempersiapkan disertasi. Sebagai mahasiswa S3 Program Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, khususnya kelas 2018 KS. Insya Allah, tanggal 12 Maret 2020 nanti sudah ujian komprehensif dan setelah itu seminar judul disertasi. Dari sekelas 24 orang, mungkin apa yang saya sajikan di sini bisa menjadi acuan nanti 3 atau 5 tahun lagi, apakah tulisan ini benar adanya? Karena itu, saya mencoba untuk mendeskripsikan ikhtiar mahasiswa S3 untuk menyelesaikan disertasinya.

Dengan mengambil judul yang telah di-acc Pembimbing Akademik, saya merumuskan judul disertasi “PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT DAN BUDAYA LITERASI MELALUI MODEL TBM EDUTAINMENT PADA TAMAN BACAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BOGOR”. Judul disertasi saya ini termasuk penelitian “R & D” yang dilakukan untuk mengembangkan model atau prosedur pengembangan taman bacaan yang menarik dan menyenangkan sehingga anak-anak punya minat baca dan budaya literasi yang baik, di samping menawarkan model dalam tata kelola taman bacaan dan pemecahan problematikanya secara efektif.

Acuan teoretik dan pengembangan modelnya menggunakan konsep “design thinking” dengan tahapan mencakup: studi pendahuluan, ujicoba pengembangan model, uji produk akhir dan sosialisasi hasil. Adapun variable yang saya kembangkan adalah 1) Minat Baca, 2) Budaya Literasi, dan 3) Model TBM Edutainment.

Maka berangkat dari spirit untuk bisa menyelesaikan disertasi sekaligus studi secara tepat waktu, maka timeline yang saya ajukan (agar dapat menjadi alat kontrol dalam pelaksanaannya) kira-kira sebagai berikut: 1) Survei permulaan dan analisis kebutuhan pada Februari 2020, 2) Konsultasi & Bimbingan PA pada Maret 2020, 3) Seminar Judul Disertasi pada Maret/April 2020, 4) Adminitrasi penunjukkan promotor dank o-promotor pada April 2020, 5) Penyusunan Proposal Bab 123 pada April/Juni 2020, 6) Seminar Proposal Disertasi pada Juli 2020, 7) Pengumpulan Data dan Riset Lapangan pada Agustus/September 2020, 8) Penyusunan Hasil Penelitian Bab 45 pada Oktober/November 2020, 9) Seminar Hasil Disertasi pada Januari/Februari 2021, 10) Ujian Tertutup pada Maret/April 2021, dan 11) Ujian Terbuka Doktor pada-Mei/Juni 2021. Dengan mengacu pada pemahaman saya, maka proses disertasi saya mengindikasikan 1) ada 11 tahapan yang saya tempuh dan 2) sejak mulai hingga berakahir disertasi butuh 16 bulan alias 1 tahun 4 bulan.

Nah, jika demikian, kini hanya dibutuhkan komitmen dan konsistensi untuk merealisasikan penulisan disertasi saya tersebut. Disertasi harus dikerjakan sesuai jadwal tersebut dan lembar demi lembar harus ditulis. Hingga jadi disertasi dengan segala prosesnya. Bila terlaksana, maka sebab mahasiswa S3 sering lambat selesaikan disertasi maka ada solusinya. Buat mahasiswa S3, sudahkah Anda membuat timeline disertasi Anda?

Sungguh, apa yang saya tuliskan ini, spiritnya agar dapat menjadi “solusi bagi mahasiswa S3 Program Doktor agar dapat selesaikan disertasi atau kelar studi tepat waktu”. Minimal, untuk saya sendiri dan teman-teman seperjuangan, mahasiswa S3 Program Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak atau kampus lainnya.

Memang, harapan dan kenyataan selalu bersinggungan. Karena itu harus didekatkan, bukan malah dijauhkan. Agar kuliah S3 tidak jadi kenangan. Disertasi pun hanya jadi omongan. Bila berani masuk maka harus berani keluar. Bila berani memulai maka harus berani mengakhiri. Itulah yang harus dicamkan mahasiswa S3 di manapun.

Ketahuilah, sebaik-baik disertasi bukanlah yang judulnya bagus atau masalahnya kompleks. Melainkan disertasi yang mampu diselesaikan, dituntaskan tepat pada waktunya.

Siapapun boleh jadi apapun. Siapapun boleh hebat seperti apapun.

Tapi tidak ada “pemenang” bila ia gagal menuntaskan pekerjaan yang harus dikerjakannya. Seperti cinta, disertasi pun harus diperjuangkan. Kerjakan disertasi hingga tuntas, jangan sampai bablas #TGS #PascasarjanaUnpak #S3MPKS2 #Unpak

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler