x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Senin, 9 Maret 2020 06:12 WIB

Cara Unik Mengajak Anak-anak Membaca di Kaki Gunung Salak

Terlindas era digital, anak Indonesia kian jauh dari tradisi baca. Maka harus ada cara unik untuk mengajak anak-anak mau membaca. Seperti yang dilakukan taman bacaan di Kaki Gunung Salak

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekalipun kegiatan membaca punya manfaat besar bagi anak-anak. Faktanya, tidak mudah mengajak atau menumbuhkan anak terbiasa membaca buku. Apalagi di era digitral seperti sekarang, anak-anak lebih gemar bermain games daripada membaca.

 

Harus diakui, tidak mudah mengajak anak-anak untuk membaca buku. Maka sulit, tradisi baca dan budaya literasi bisa ditegakkan. Karena tantangannya terlalu besar.  Untuk itu, siapapu pegiat literasi atau pengelola taman bacaan harus punya “daya juang” yang lebih dan “cara kreatif” untuk mengajak anak-anak membaca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Begini ceritanya. Di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor di Kaki Gunung Salak, sejak didirikan 3 tahun lalu, setidaknya tercatat ada 60 anak pembaca aktif, yang rutim membaca seminggu 3 kali. Tadinya anak-anak di TBM ini tidak memiliki akses bacaan. Tapi sejak ada taman bacaan, mereka setidaknya mampu membaca 5-8 buku per minggu. Sebuah tradisi baca dan budaya literasi yang sudah terbentuk, tentu melalui proses yang tidak mudah.

 

Namun apa mau dikata, pada awal tahun 2020 ini, tiba-tiba ada kabar sekitar 6 anak tidak lagi datang membaca. Entah apa sebabnya? Tapi bila dicek data, sebenarnya di kampung sekitar TBM Lentera Pustaka harusnya ada sekitar 200-an anak usia SD-SMP-SMA yang menjadi target pembaca. Itu berarti, selama ini ada “peperangan batin” antara 60 anak pembaca dengan sekitar 140 anak yang belum mau membaca di taman bacaan. Nah, bila anak pembaca berkurang 6. Maka artinya, anak-anak pembaca muali “kalah” dengan anak-anak yang tidak membaca.

 

Sebenarnya, untuk mengajak anak-anak membaca di taman bacaan yang gratis dan hanya baca selama 2 jam di hari Rabu-Jumat-Minggu, TBM Lentera Pustaka sudah melalukan banyak hal. Intinya mengajak anak-anak yang belum mau ke taman bacaan untuk membaca di taman bacaan. Mulai dari 1) memberi imbauan via pengeras suara akan pentingnya membaca, 2) membuat brosur dan surat ke rumah-rumah warga tentang ajakan untuk membaca, dan 3) kampanye keliling mengajak baca. Ternyata, memang belum efektif. Memang susah mengajak anak-anak untuk membaca di taman bacaan. Itu pasti. Jangankan anak-anak, saat ini pun orang dewasa malas membaca. Susah banget.

 

Nah, berangkat dari realitas itulah. TBM Lentera Pustaka akhirnya terpikirkan untuk membuat inisiatif baru yang disebut “LENTERA SEDEKAH”. Sebuah cara sedekah dengan membagikan makan siang secara gratis ke jamaah masjid terdekat pada Jumat minggu ke-1 setiap bulan. Agar para orang tua maupun anak-anak yang usai sholat Jumat mau ke taman bacaan.  Intinya, Lentera Sedekah ini adalah “cara mengajak anak-anak untuk datang ke taman bacaan dan mau membaca buku”. Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka sudah menjalankan dua bulan ini. Pada bulan Feb 2020 lalu, ada tambahan 3 anak yang mau membaca. Dan pada bulan Maret 2020 ini, belum ada infonya?

 

Kenapa Lentera Sedekah?

Lentera Sedekah hanya cara untuk mengajak anak-anak untuk membaca di taman bacaan. Pihak TBM Lentera Pustaka menyediakan 100 boks makan siang untuk jamaah jumatan. Ibu-ibu yang baik hati bergotong-roytong memasak tanoa dibayar, anak-anak pembaca yang putri yang membagikan di masjid. Dari mana dananya? Tentu TBM Lentera Pustaka yang membiayai karena memang TBM Lentera Pustaka selalu punya sponsor CSR Korporasi, yang pada tahun 2020 ini ada 1) Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dan 2) Asosiasi DPLK.

 

Tujuannya sederhana. Bila yang terima makanan bapak-bapak diharapkan bisa menyuruh anaknya untuk membaca di taman bacaan. Bila yang terima makanan anak-anak yang belum membaca, semoga tergerak untuk datang ke taman bacaan. Bila yang terima makanan anak-anak yang sudah membaca, anggap saja sebagai sedekah agar mereka lebih semangat membaca di taman bacaan. Jadi, Lentera Sedekah ini sebuah kolaborasi semua pihak yang peduli terhadap aktivitas taman bacaan. Insya Allah ke ddepan, siapa tahu ada donator yang mau “berbagi” untuk memberi makan siang di jumat ke-2 atau ke-3, atau ke-4 setiap bulannya.

 

Pesan moralnya adalah siapapun, pegiat literasi atau taman bacaan di manapun. Harus terus kampanyekan akan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah. Ajak terus anak-anak agar dekat dengan buku dan taman bacaan. Daripada main atau nongkrong yang tidak karuan. Karena siapa lagi yang mengingatkan anak-anak kalua bukan pegat literasi atau taman bacaan.

 

Sudah pasti, siapa orang tua yang tidak senang. Bila anaknya jadi gemar membaca; terbiasa membaca buku. Apalagi bila membaca sudah jadi kebiasaan. Sungguh, tidak ada dampak membaca selain bertambahnya pengetahuan dan mudahnya jalan menuju keberhasilan sdi anak. Maka jangan biarkan, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan ponsel atau bermain game. Lebih baik mereka membaca buku.

 

Maka teruslah peduli pada ikhtiar membangun tradisi baca dan budaya literasi anak-anak Indonesia. Demi masa depan anak-anak itu sendiri #LenteraSedekah #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan