x

Iklan

tinon sekar

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Maret 2020

Kamis, 19 Maret 2020 13:23 WIB

Goa Jomblang, Pesona Panorama Bawah Tanah di Gunungkidul

Goa Jomblang ialah goa vertikal yang terletak di Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Goa ini memiliki keindahan sinar matahari yang masuk ke dasar goa melalui lubang yang lebar. Goa Jomblang memiliki kedalaman ±75 meter dengan diameter ±50 meter.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagi penjelajah yang baru pertama kali menjelajah di Goa Jombang sangat dianjurkan menuruni goa vertikal ini melaui lintasan terpendek yang dikenal dengan jalur VIP. 15 meter pertama dari teras tempat pertama di bibir goa ini merupakan slope yang masih bisa ditapaki oleh kaki. Setelah itu dilanjutkan dengan menuruni tali sepanjang ±20 meter untuk sampai di dasar goa.

 

Sensasi bergelantung diatas tali selama ±3 menit untuk menuruni bibir goa diperlukan nyali besar. Tetapi rasa ragu-ragu ketika menggelantung di tali akan terbayar lunas dengan melihat bebatuan dan pohon sepanjang menuruni bibir goa.

 

Penjelajah atau wisatawan yang belum memiliki pengalaman meyusuri ataupun menuruni goa vertikal di Goa Jambong ini disediakan jasa operator. Jasa operator ini sudah merangkup jasa pemandu serta peralatannya. Harga per orangnya dibandrol antara Rp450 ribu -Rp1 juta. Pengelola Goa Jomblang sepakat tidak menggunakan mesin untuk menuruni dan menaiki goa karena mereka tetap ingin mengkaryakan masyarakat setempat dan menghindari kerusakan mesin yang sulit diatasi.

 

Bagi penjelajah yang sudah berbengalaman atau yang sudah terbiasa menjelajah goa vertikal, ketinggian goa vertikal merupakan tantangan tersendiri untuk menjelajahinya walaupun harus memperhatikan keselamatan juga. Goa Jomblang dijelajahi pertamakali oleh Acintyacunyata Speleogical Club (ASC) pada tahun 1984 yang merupakan kelompok penjelajah goa dari Yogyakarta.

 

Pemandangan yang disuguhkan di dasar goa membuat penjelajah kagum. Dari atas hanya akan menemui perbukitan karst dan jati meranggas, maka di dasar Goa Jomblang terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan subur. Hutan dengan vegetasi yang hidup di goa ini sering dikenal dengan nama hutan purba. Sejak terjadi runtuhnya tanah kebawah, vegetasi tetap hidup dan berkembang biak hingga saat ini masih subur. Pada dinding kapur di Goa Jomblang ditumbuhi tanaman perdu. Penjelajah dapat beristirahat pada sebuah bilik bentukan alam.

 

Pada sisi bagian kanan goa terdapat dua batu besar yang terbentuk dari tetesan air yang merembes dari dinding-dinding goa. Salah satu batunya berbentuk menyerupai jamur dan satu lagi berbentuk seperti otak. Pengelola Goa Jomblang melarang baik penjelajah maupun wisatawan agar tidak mengambil gambar diatas kedua batu tersebut dan menginjak ataupun memukul batu, karena dapat merusak tekstur motif yang terbentuk diatas batu. Pemandu wisata Goa Jomblang juga berpesan kepada penjajah atau pun wisatawan untuk menjaga sikap dan perilaku saat menyusuri dasar goa agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

 

Setelah sampai di dasar Goa Jomblang wisatawan harus berjalan menyusuri goa menuju luweng grubug. Ketika menyusuri jalan menuju luweng grubug terdapat sekiar 3 atau 4 lampu disebar sepanjang 250 meter sebagai penunjuk jalan. Hanya butuh ±15 menit wisatawan ataupun penjelajah mendengar suara gemuruh air dan melihat seberkas cahaya terang. Di kedalaman ±90 meter ada kubah seperti Katedral dengan cahaya sang sangat indah. Suara gemuruh air berasal dari sungai bawah tanah yang menimbulkan gema yang memantul di dinding-dinding goa.

Selanjutnya: Kuota penjelajahan

Ikuti tulisan menarik tinon sekar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

36 menit lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB