x

cover buku Mengapa Aku Memilih Islam

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 11 April 2020 14:21 WIB

Mengapa Aku Memilih Islam

Riwayat hidup Sim Song Thian bertemu dengan Islam dan kemudian memilihnya sebagai agamanya. Peran Sim Song Thian dalam dakwah kepada orang-orang Tionghoa di Indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Mengapa Aku Memilih Islam

Penulis: Alifuddin El Islami (Sim Song Thian)

Tahun Terbit: 1992 (cetakan kedelapan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Bina Insaniyah Jakarta                                                                          

Tebal: iv +112

ISBN:

 

Kisah yang ditulis oleh Sim Song Thian atau Alifuddin El Islami, setelah beliau memeluk Islam ini sangat menarik. Sebab dalam kisahnya beliau tidak menjelekkan agama beliau sebelumnya dan tidak menyinggung keburukan agama lainnya. Kisahnya sepenuhnya berisi tentang pertemuan pribadinya dengan Islam yang diyakininya sebagai agama yang cocok bagi beliau.

Sim Song Thian adalah seorang keturunan Tionghoa yang lahir di Perbaungan Sumatra Utara. Sejak kecil ia bergaul dengan anak-anak dari berbagai latar belakang suku dan agama. Dari situlah ia mengenal agama lain (Islam dan Kristen) yang dianut oleh teman-temannya. Ia sendiri dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Toapekkong. Orangtuanya patuh melaksanakan ritual-ritual agama Toapekkong.

Song Thian mulai tertarik untuk memilih agama (Islam) saat tahun 1966-67) dimana pasca G 30 S semua orang Indonesia harus memilih agama tertentu jika tidak mau dibilang komunis. Namun saat itu beliau masih ragu karena meski Islam menarik baginya, tetapi Islam banyak melarang hal-hal yang saat itu menjadi kesenangannya. Ia tidak rela melepaskan kesenangan makan daging babi, minum tuak dan berjudi.

Kesungguhannya memilih Islam terjadi pada tahun 1969 saat beliau mengalami sakit. Malaria yang menyerangnya membuat beliau takut mati. Apalagi mati sebelum dewasa. Dalam pandangan keluarganya mati sebelum dewasa adalah kematian yang membawa sial. Beliau mantab untuk menjadikan Islam sebagai agamanya. Ia meninggalkan rumah dan tinggal di sebuah keluarga Muslim di Simpang Pantai Cermin Perbaungan. Pada tanggal 3 April 1969 beliau di-Islam-kan di Masjid Taqwa di Lubuk Pakam oleh Ustadz Hasan Basri.

Song Thiam sempat pulang ke rumah. Beliau disambut dingin oleh papanya. Namun mamanya merangkulnya dan mengatakan supaya ia sungguh-sungguh mempelajari Islam jika memang memilih Islam sebagai agamanya. Dengan dukungan mamanya inilah beliau semakin mantab memilih Islam.

Beliau kemudian menuju Padang Panjang untuk mempelajari Islam dengan lebih dalam. Beliau belajar agama dari Buya H. Nawawy Arief, H. Daman Hurie, Ustadz Bachtiar Datuk Sempono, Buya Kasim dan Ustadz Mawardi. Song Thiam juga terdaftar sebagai siswa di SP. IAIN (Sekolah Persiapan Agama Islam Negeri) di Padang Panjang.

Sim Song Thian sangat aktif berdawah bersama dengan Persatuan Iman Tauhid Indonesia (PITI). Beliau terlibat dalam pembentukan PITI cabang Makassar, Bima, Tente dan Muntilan.

Sempat bekerja di PT Pupuk Sriwijaya, Song Thiam akhirnya memilih untuk secara penuh waktu berdakwah. Khususnya berdakwah di kalangan masyarakat Tionghoa.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB