x

Iklan

Victor Rembeth

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 25 April 2020 19:05 WIB

"Keajaiban" Ramadan di era Covid-19, Kemanusiaan Itu indah

Ramadan di era covid ini , kemanusiaan bisa mempersatukan sesama

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keajaiban Ramadhan di era Covid: Kemanusiaan itu indah

 

               Di awal pagi di hari kedua Ramadhan 2020 seorang kolega Save The Children Indonesia memberikan informasi yang mengejutkan. Ada kebutuhan yang sangat urgen di sebuah panti asuhan tunaganda di Condet Jakarta Timur. Tidak lain dan tidak bukan adalah tiga anak dan pengasuh di panti tersebut positif mengidap Covid-19. Bagaikan pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga” ada 3 anak yang tuna ganda tidak bisa diterima di Rumah Sakit manapun karena berbagai kendala yang ada.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

               Sunggguh sebuah kenyataan yang membuat siapapun miris, Ketika para penyandang disabilitas yang hampir mutlak ini harus menderita Covid-19. Siapapun tidak ingin ada satu nyawapun hilang karena tidak mendapat layanan kesehatan yang memadai yang bisa membuat seseorang bertahan hidup. Kejutan di pagi hari di awal Ramadhan ini memang seakan sulit dicari jalan keluarnya. Bukan saja karena sulitnya mencari sumber daya yang bisa membantu secara mendadak, tetapi karena tingkat kesulitan dan risiko menangani anak-anak tuna ganda ini begitu tinggi.

               Dalam kondisi yang genting inilah sebuah “keajaiban” kemanusiaan di bulan yang penuh hikmah ini terjadi. Berbekal keyakinan akan adanya simpul simpul sumberdaya yang masih meninggikan makna nilai kemanusiaan, maka dibagikanlah kebutuhan yang genting ini kepada semua, tidak terkecuali. Siapapun perlu tahu ada kebutuhan mendesak. Latar belakang apapun harus bisa dberi peluang untuk membantu sesama. Kemudian sudah tentu, pasti ada banyak hati yang terbuka Ketika melihat sesamanya menderita dan memerlukan tangan yang terbuka.

               Panti Asuhan dibawah pengelolaan Yayasn Rawinala di Condet Jakarta Timur  adalah tempat dimana 3 anak yang bertuna ganda harus diisolasi karena tidak memungkinkan dirawat di Rumah Sakit yang ada. Lembaga ini ada sebuah lembaga berbasis pelayanan Kristen yang terbuka melayani semua dan juga melibatkan semua untuk pelayanannya. Dalam situasi seperti inilah Ketika semua hati terbuka, maka Covid-19 yang seakan “memisahkan” umat manusia untuk menjaga jarak, malah menjadi pemersatu tangan dan nurani yang saling mau berbagi.

               Ada banyak individu dan Lembaga yang kemudian tergerak membantu. Sebuah forum kemanusiaan antar agama yang bernama Humanitarian Forum Indonesia (HFI) menjadi platform kesibukan di pagi hari untuk sebuah gerak cepat penyelamatan nyawa anak anak manis itu. Salah satu anggota HFI, Dompet Dhuafa langsung terjun melakukan respons pengerahan bantuan kemanusiaan dalam rangka menyelamatkan Yayasan yang sedang dalam kondisi mengenaskan karena para pengasuh dan anak anaknya terdampak  virus jahat pandemic Covid-19 ini.

               Bukan hanya itu saja, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang juga salah satu anggota HFI, sampai melibatkan para pimpinannya di hari libur dan Ramadhan kedua ini untuk bersibuk mengambil keputusan. Semua sepakat harus menolong Ketika informasi yang sangat penting untuk penyelamatan jiwa manusia di pagi hari ini. “Keajaiban” demi “Keajaiban” terjadi. Dari pagi yang hampir menimbulkan keputusasaan karena berita yang menegenaskan, dirajut oleh sang Pencipta menjadi menit menit penuh rahmat dan anugrah. Sudah tentu bukan hanya dua Lembaga itu saja, tetapi banyak yang lain siap membantu sesamanya Ketika masih diperlukan.

               Ramadan hari kedua diisi oleh mereka yang tidak mau diam dibatasi oleh berbagai sekat.  Keindahan bulan penuh rahmat ini adalah Ketika semua anak manusia menolak dipisahkan oleh apapun. Bukan oleh identitas, bukan oleh latar belakang, apalagi bila itu hanya karena wabah pandemik yang memaksa “pemisahan” sosial diantara umat manusia. Ramadan malah menyatukan, mempererat dan mengikat simpul simpul kemanusiaan. Apa yang dianggap “takdir sosial” memisahkan satu dengan yang lain diubah menjadi “ijtihad rohani” untuk sebuah kesatuan umat manusia dalam karya baik terhadap sesama.

               Sungguh sebuah etalase spiritualitas apik yang sedang dipertontonkan oleh anak anak manusia yang berusaha mengisi Ramadhan dan hari hari kebersamaan dalam era Covid-19 ini. Direktur Utama BAZNAS, Arifin Purwakananta, bahkan menyatakan, “Jika ini perjuangan kita yang terakhir bagi kemanusiaan, maka saya mengajak kita semua bersungguh-sungguh untuk mempersembahkan karya terbaik di hadapan Tuhan”. Tiba-tiba saya, kamu dan kita semua terdiam, atau speechless menyadari betapa indahnya spiritualitas kemanusiaan yang banyak diantara kita sedang menggelutinya dalam sekolah Ramadhan di era krisis pandemik di tahun 2020 ini.

               Perjuangan ini belum berakhir. Puji Syukur ketika upaya diakonia kemanusiaan yang dilakukan tidak hanya berhenti sampai pada pemenuhan kebutuhan fisik saja. Alhamdulilah, kerja keras agar hak para penyandang disabilitas akhirnya bisa didengar, ketika mereka bisa dirawat di tempat yang layak yaitu Rumah Sakit rujukan penderita Covid-19. Terjadi berbagai keajaban, ketika para hamba Allah bekerja hanya untuk memuja dan memuji sang pencipta merekapun akan mampu berkarya baik untuk sesamanya. Sekali lagi peragaan aksi keseimbangan Hablumminallah dan Hablumminannas nyata bukan saja dalam ide, tetapi aksi nyata yang manis.

               Inspirasi Ramadhan di era Covid, adalah ketika manusia bisa dan mau dipersatukan dalam panggilan bersama. Terngiang terus indahnya hadits shahih yang mengatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. Tak ada satu pribadi atau kekuasaan apapun yang bisa mengatakan tidak kepada mereka yang meyakini dan melaksanakan  pesan indah tersebut. Kita, saya, kamu dan semua umat manusia kembali disatukan dalam sebuah silaturahmi harmonis dengan pesan kuat “kita bisa pulih bersama” menghadapi ancaman apapun.

Ketika ada keajaiban di setiap menit dalam kehidupan kita untuk bisa bertahan dan mempertahankan hidup, kita siap untuk selamat sebagai umat manusia dihadapan Sang Pencipta. Ramadan 2020 ini adalah sekolah bagi kita semua, dan terima kasih para pejuang kemanusiaan yang mengisi menit demi menit dengan kejaiban di bulan yang peruh rahmat ini. Salam sehat dan tetap berbuat kebaikan untuk mengisi menit demi menit di hari hari yang menjadikan kita lebih dekat kepadaNya dan semakin mengerti siapa kita dan sesama. Ramadan Karim

.

Victor Rembeth

#Pulihbersama   #Menitbertahanhidup #Siapuntukselamat

 

Ikuti tulisan menarik Victor Rembeth lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler