x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Jumat, 5 Juni 2020 06:16 WIB

Sekolah Masih Tutup, Taman Bacaan Jadi Alternatif Anak Belajar di Rumah Saat Masa Covid-19

Sekolah masih tutup, sementara anak-anak kampung tidak punya fasilitas internet untuk belajar jarak jauh. Maka taman bacaan jadi alternatif anak belajar di rumah. Apa saja yang bisa dipelajari?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peran Taman Bacaan di Masa Covid-19, Alternatif Pembelajaran Anak di Rumah

 

Di saat sekolah “ditutup” akibat wabah virus corona, semestinya taman bacaan masyarakat (TBM) di manapun punya peran yang besar. Sebagai tempat alternatif untuk melangsungkan pembelajaran lingkungan, karakter, dan sosial kepada anak-anak di rumah. Karena harus diakui, belajar jarak jauh dengan sistem daring tidak sepenuhnya dilakukan. Apalagi anak-anak dan guru yang berada di kampung atau di pelosok. Karena soal akses internet yang terbatas, bahkan ponsel maupun laptop yang tidak dimiliki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Belajar jarak jauh itu hanya bisa dilakukan anak-anak kota. Utamanya yang secara ekonomi tidak masalah. Tapi bagi anak-anak di daerah atau di kampung, sudah pasti sulit mengikuti belajar jarak jauh dengan sistem daring. Lalu, bagaimana anak-anak tetap bisa belajar?

 

Maka di masa Covid-19, taman bacaan harus membuktikan peran pentingnya sebagai alternatif pembelajaran anak di rumah. Di samping momentum untuk membangun kesadaran tradisi membaca anak-anak. Taman bacaan bisa menjadi fasilitator untuk pembelajaran lingkungan dan pembentukan karakter anak-anak. Jika perlu, taman bacaan menjadi tempat untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada anak-anak dan  masyarakat terkait wabah virus corona. Apa dan kenapa virus corona?

 

Ada banyak hal yang bisa dipelajari atau diambil hikmahnya dari wabah virus corona. Sementara sekolah secara “tidak siap” harus ditutup. Maka taman bacaan masyarakat bisa mengambil peran untuk menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak selama berada di rumah, seperti:

  1. Pembelajaran Lingkungan, menyangkut pengetahuan tentang pentingnya lingkungan yang bersih, cara hidup sehat, dan sikap untuk melestarikan lingkungan, dan sebagainya.
  2. Pembelajaran Karakter, menyangkut pengetahuan tentang pentingnya karakter manusia dalam menyikapi kesulitan di tengah wabah penyakit, karakter sabar dan syukur dalam setiap keadaan, dan karakter untuk tetap berserah diri kepada Allah SWT, dan sebagainya.
  3. Pembelajaran Sosial, menyangkut pengetahuan tentang pentingnya sikap gotong royong di di masa Covid-19, pentingnya menjaga harmoni sosial, dan sikap toleransi dalam berbagai keadaan, dan sebagainya.

 

Bahkan teman bacaan masyarakat (TBM) tetap bisa melakukan aktivitas dengan menerapkan protokol Kesehatan. Dengan mengajarkan 1) cara mencuci tangan, 2) selalu memekai masker, dan 3) menjaga jarak satu sama lainnya. Agar tidak tertular virus corona, sekaligus pembelajaran akan pentingnya Kesehatan.

 

Upaya inilah yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Selama masa virus corona pun tetap melakukan aktivitas membaca dengan protokol Kesehatan; 1) memakai masker dan 2) jaga jarak. Sebulan penuh di bulan puasa lalu, menggelar program “NGABUBU-READ” untuk optimalkan bacaan terkait akhlak dan karakter anak. Dan kini setelah Idul Fitri 1441 H pun, aktivitas membaca tetap berlangsung di TBM Lentera Pustaka sebagai alternatif pembelajaran di rumah bagi anak-anak. Sekaligus memperkuat bacaan akhlak dan karakter selagi kegiatan sekolah masih “ditutup” akibat PSBB virus corona. Maklum, anak-anak pembaca di lingkungan TBM Lentera Pustaka tergolong anak-anak prasejahtera. Sehingga upaya memperkuat tekad untuk tetap sekolah dan semangat belajar harus terus ditanamkan.

 

“Aktivitas membaca di Taman Bacaan Lentera Pustaka tetap berjalan normal. Sebagai alternati pembelajaran di rumah. Karena di kampung ini, praktis sekolah tutut tidak bisa lakukan belajar jauh. Tidak ada fasilitasnya. Maka taman bacaan mengambil peran. Agar anak-anak tetap membaca dan menambha pengetahun melalui buku bacaan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang juga Dosen Universitas Indraprasta PGRI.

 

Maka ke depan, adalah tantangan bagi taman bacaan. Untuk terus memperkuat peran dan tanggung jawabnya sebagai bagian pendidikan masyarakat. Untuk membangun tradisi baca anak, di samping menjadi sarana alternative pembelajara di rumah yang tidak diberikan di sekolah, seperti 1) pembelajaran lingkungam 2) sosial, dan 3) karakter. Apalagi di tengah wabah virus corona yang tidak tahu kapan akan berakhir..

 

Oleh karena itu, taman bacaan bukan hanya harus mempertahankan eksistensinya di tengah masyaralat. Tapi juga harus mampu menyajikan format pembelajaran yang menyenangkan di taman bacaan. Membaca dengan senang, bergaul dengan senang sehingga anak-anak betah berada di taman bacaan.  #Tamanbacaan #BudayaLiterasi #TradisiBacaAnak

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler