x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 18 Juni 2020 18:47 WIB

Soal Minat Baca Anak di Masa Pandemi, Harus Ditingkatkan

Saatnya akrabkan anak-anak dengan buku di masa pandemi Covid-19. Wawancara DAAI TV dengan Syarifudin Yunus, Pendiri Taan Baan Lentera Pustaka

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tengah wabah pandemi Covid-19 dan kondisi anak-anak sedang “belajar di rumah”, apa yang bisa diperbuat? Kondisi inilah yang harus dicermati banyak pihak, khususnya orang tua dan lingkungan di rumah.

Atas ketertarikan aktivitas taman bacaan, hari ini (18 Juni 2020), program acara Halo Indonesia DAAI TV mengangkat tema “Minat Baca Anak di Masa Pandemi Covid-19”. Talk show berlangsung secara virtual menanaykan beragam aspek soal aktivitas dan minat baca anak di rumah.

Narasumber yang dihadirkan adalah Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Pria yang berprofesi sebagai konsultan dan Dosen Universitas Indraprasta PGRI ini menekankan pentingnya membangun minat baca anak di masa pandemi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikut petikan wawancara penyiar Imam dan Vince dari DAAI TV dengan Pendiri TBM Lentera Pustaka yang dikenal menerapkan model “TBM Edutainment” sebagai tata kelola taman bacaan yang kreatif dan menyenangkan.  

 

  1. Sejak kapan didirikan dan apa tujuan Taman Bacaan Masyarakat Lentera Pustaka yang Bapak kelola?

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka saya dirikan pada 5 November 2017. Tujuan utamanya adalah untuk menekan angka putus sekolah anak. Karena di wilayah Desa Sukaluyu Kec. Tamansari ini tingkat pendidikan masyarakatnya 81% hanya SD dan 9% SMP. Maka saya ingin mengubah mind set anak melalui buku-buku bacaan. Agar tetap mau sekolah karena pengetahuan dan wawasan bertambah selama ada di taman bacaan. Di saming untuk meningkatkan minat baca dan perilaku membaca anak-anak usia sekolah.

 

  1. Kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di TBM Lentera Pusaka dan jenis buku apa saja yang tersedia?

Di TBM Lentera Pustaka, saya menerapkan model TBM Edutainment, yaitu taman bacaan yang memadukan edukasi dna hiburan. Jadi saya kelola dengan kreatif dan menyenangkan. Maka kegiatan-kegiatannya: ada senam literasi sebelum baca, ada salam literasi dan doa literasi, saat membaca harus bersuara, ada event bulanan dengan mendatangkan tamu dari luar untuk motivasi anak-anak, dan ada jajanan kampung gratis sebagai reward kepada anak-anak yang rajin membaca. Bahkan setahun sekali digelar pula Festival Literasi saat ulang tahun taman bacan. Bahkan sekarang kita punya kebun baca, di situ bisa jadi tempat baca di alam terbuka sambil menanam pohon seperti bayam, kangkong atau cabai. Untuk buku-buku yang diminati antara lain: a) buku ilmu pengetahuan atau ensiklopedia, 2) buku karaktera tau akhlak, dan 3) buku cerita rakyat atau sejarah.

 

  1. Menurut Bapak, seberapa penting menanamkan minat baca kepada anak-anak?

Sangat penting. Karena minat baca jadi pijakan perilaku membaca. Orang yang membaca pasti baik dalam berbahasa. Bila bahasa baik maka pikirannya baik. Apalagi di Indonesia, banyak survei menyebut minat bacanya dianggap rendah. Maka saya terpanggil untuk berkontribusi dalam membangun minat baca anak-anak usia sekolah. Selain untuk masa depan anak-anak nanti, ini juga kepedulian kita terhadap masyarakat yang tidak mampu atau yang butuh uluran tangan kita. Mari kita bangun minat baca anak-anak kita sebelum menyesal nanti.

 

  1. Dari mana Bapak mendapatkan buku-buku yang tersedia di tbm Lentera ini?

Alhamdulillah, saya dan taman bacaan saya dikelilingi orang-orang baik. 95% buku yang ada di TBM Lentera Pustaka adalah donasi kawan-kawan saya. Bahkan biaya operasional Taman Bacaan adalah kontribusi CSR koprorasi dari Asosiasi DPLK, Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dan Bank Sinarmas. Jadi saya hanya mengelola program, selebihnya kawan-kawan baik saya mendukung aktivitas taman bacaan ini.

 

  1. Bagaimana Bapak melihat kondisi dan minat baca warga terutama anak-anak,khususnya pada saat pandemi saat ini?

Secara jujur saya bilang menyedihkan. Sementara aktivitas sekolah terpaksa dihentikan, dan di kampung-kampung anak-anak sekolah praktis tidak ada belajar jarak jauh. Lalu mereka mau apa? Maka di sinilah peran taman bacaan bisa berkontribusi. Untuk menjadi tempat membaca anak-anak selama pandemic Covid-19. Jadi hikmahnya, siapapun harus peduli pada pendidikan nonformal seperti taman bacaan. Jangan hanya peduli pada pendidikan formal semata. Minat baca anak bisa dibangun oleh lingkungan, seperti di taman bacaan.

 

  1. Apakah bapak menerapkan protokol kesehatan kepada anak-anak yang datang ke TBM Lentera Pustaka? Bagaimana anak-anak menyikapinya?

Tentu karena keselamatan dan Kesehatan anak-anak pembaca aktif jadi prioritas. Di masa pandemic Covid-19 ini, kegiatan membaca tetap berjalan sesuai dengan protocol Kesehatan. Anak-anak harus pakai masker, pakai hand sanitizer saat tiba di TBM Lentera Pustaka, tetap jaga jarak saat membaca. Bahkan sekarang sudah tersedia alat pelindung wajah dan mesin cuci tangan untuk ajarkan anak cuci tangan. Anak-anak senang karena tetap bisa membaca walau dengan protocol kesehatan.

 

  1. Apakah ada kerjasama yang dilakukan oleh TBM Lentera Pustaka dengan pihak lain untuk meningkatkan minat baca anak-anak di daerah sekitar taman bacaan?

Tentu, TBM Lentera Pustaka memang menerapkan skema kolaborasi. Maka kita ada CSR korporasi tiap tahun yag membiayai operasional taman bacaan. Begitu pula relawan mahasiswa Faperta IPB ikut membantu mengajar, termasuk komunitas profesional atau koprorasi yang ikut CSR di taman bacaan, termasuk kawan-kawan saya yang peduli mengisi event bulanan di TBM lentera Pustaka.

 

  1. Harapan apa yang ingin Bapak sampaikan kepada pemirsa dari TBM Lentera Pustaka?

Harapan saya sederhana: 1) di masa pandemi jadikan momen untuk anak-anak jadi lebih senang membaca buku, 2) mulailah peduli pada tradisi baca anak-anak kita untuk masa depan mereka, bukan teknologi melulu seperti ponsel, main game dsd. Dan 3) pemerintah dan swasta di manapun harus lebih peduli terhadap taman bacaan. Pendidikan nonformal itu sama pentingnya dengan pendidikan formal. Saya kira itu.

 

Semoga, masyarakat semakin sadar akan pentingnya membangunminat baca anak di masa pandemi. Apalgi di tengah gempuran era digital seperti sekarang. Maka, akrabkan anak-anak dengan buku bacaan …. #TBMLenteraPustaka #MinatBaca #PegiatLiterasi

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler