x

Iklan

Febrianto Edo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 Mei 2019

Sabtu, 29 Agustus 2020 09:38 WIB

Energi Baru Terbarukan Untuk Indonesia Maju

Penggunaan energi baru terbarukan harus ditingkatkan untuk mengurangi emisi karbon di negeri ini. Indonesia mempunyai potensi energi baru terbarukan hingga 801.200 megawatt, tetapi hanya satu persen yang dimanfaatkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penggunaan energi baru terbarukan harus ditingkatkan untuk mengurangi emisi karbon di negeri ini. Indonesia mempunyai potensi energi baru terbarukan hingga 801.200 megawatt, tetapi hanya satu persen yang dimanfaatkan.

Bauran energi baru terbarukan ditargetkan naik dari 5 persen menjadi 23 persen pada 2025 dan menjadi 31 persen pada 2050. “Pemanfaatan energi baru terbarukan adalah bentuk nyata komitmen Indonesia pada pengurangan emisi karbon sebagaimana kita sampaikan pada Persetujuan Paris 2016,” kata Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto.

Di dunia, hampir 90% dari energi masih dihasilkan dari batubara, minyak dan Gas alam. Menghadapi tantangan sangat besar dan pengembangan energi karbon dan sumber-sumber prioritas dalam menggunakan energi baru terbarukan yang segera dimplementasikan, sehingga peran inovasi untuk terciptanya energi terbarukan memenuhi target masa yang akan datang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah pandemi Covid-19, masifnya kembali penggunaan energy fosil menyebabkan meningkatnya emisi karbon dan gas rumah kaca. Bahkan, pertengahan Februari dan Maret 2020 harga minyak dunia sempat negatif, harga minyak dunia anjlok. Hal ini, dipicu terhentinya kegiatan penerbangan dan bisnis serta perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia di Timur Tengah meredah.

Kerinduan dunia untuk menjaga dan melestarikan alam kembali menggelora tak terkecuali Indonesia. Banyaknya emisi karbon dan polusi udara yang menganggu kesehatan manusia dan keharmonisan alam. Ini merupakan cika bakal, untuk diterapkannya energi terbarukan untuk masa depan dunia yang berkelanjutan. Dimana, membeludaknya, populasi dunia dan kerusakan alam dan polusi udara yang mengancam peradaban dunia.

Oleh karena itu, Maxx Dilley, Direktur Layanan Iklim WMO, mengatakan, permodelan itu memperingatkan warga dunia tentang apa yang seharusnya ingin kita capai pada 2050, dengan upaya mengurangi emisi karbon. Penundaan dan kemungkinan suhu bumi akan naik hanya dalam beberapa tahun ke depan saja, menurut dia, menjadi alarm bagi semua pihak untuk tidak mengalihkan usahanya mengurangi emisi gas karbon.

Tak ayal, permintaan energi global diperkirakan hampir tiga kali lipat selama beberapa dekade mendatang. Perkiraan pertumbuhan populasi dunia, dikombinasikan dengan peningkatan standar hidup akan menyebabkan pemakaian energi terbarukan diperkirakan mencapai sekitar 350.000 TWh pada tahun 2050 dari tingkat 2010 130.000 TWh. Untuk menempatkan peningkatan ini, akan memerlukan setara dengan menyiapkan 750 besar batubara pembangkit listrik yang membakar per tahun selama 40 tahun untuk memenuhi permintaan peningkatan energi dalam dekade mendatang.

Di Indonesia, sudah berjalan di berapa daerah meningkatkan energy baru terbarukan. Pengembagngan energi baru terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan misalnya, PLTB yang menggunakan kuncir angin sudah beroperasi sejak Mei 2020. Tentu ini hal yang membanggakan bagi terciptanya energi baru terbarukan seluruh Indonesia. Mengingat Indonesia memiliki banyak sumber energy baru terbarukan, baik angin, matahari, maupun gas alam yang kaya raya.

Selain tantangan memenuhi kebutuhan energi ,pertumbuhan populasi dunia dengan sumber energi konvensional, implikasi dari ketergantungan pada bahan bakar fosil yang diyakini sangat rentan dengan polusi dan cita -cita perubahan iklim. Namun demikian, tolok ukur untuk mencapai "zero emisi" telah menyebabkan Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia lebih fokus mempromosikan inovasi dalam teknologi energi terbarukan dalam beberapa tahun terakhir.

Energi baru terbarukan merupakan kemajuan dari inovasi yang akan memungkinkan kita untuk melompat dari status quo, apakah itu energi terbarukan atau sumber-sumber energi lain lebih konvensional yang ramah terhadap lingkungan. Kita mengkaji sumber-sumber teknologi dan organisasi seperti inovasi dalam energi terbarukan, dengan fokus pada peran modal ventura ‐ didukung kewirausahaan.

Munculnya industri-industri baru seperti semi konduktor, bioteknologi, internet, dan juga pengenalan beberapa inovasi di seluruh spektrum dari bidang kesehatan, dan bahan-bahan baru, didorong di  atasa dasar ketersediaan modal ventura bagi startup baru.

Atribut utama usaha didukung  dengan inovasi dengan kolaborasi pasar modal swasta dan pemerintah untuk membiayai berbagai pendekatan terutama terciptanya energ terbarukan  yang ramah lingkungan, sekaligus terciptanya lapangan kerja baru di sektor ini.

Data yang dilangsir, Global Renewables Outlook menunjukkan lapangan kerja bidang energi terbarukan jadi 42 juta secara global pada 2050, atau 4 kali lebih banyak dibandingkan sekarang. Secara keseluruhan, 30 tahun mendatang, pekerjaan energi akan mencapai 100 juta atau 40 juta lebih dari saat ini (sumber: mongabay.com).

Untuk itu, lintasan teknologi yang akan sukses diekspos, penting untuk membuat kemajuan teknologi yang cepat, kita perlu untuk melanjutkan dengan melakukan berbagai "percobaan ekonomi" di sektor energi (Rosenberg, 1994; Stern 2003; Kerr, Nanda dan Rhodes ‐ Kropf, 2013). Hal ini membuat modal ventura memainkan peran dalam pembiayaan inovasi dalam teknologi energi terbarukan.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Untuk mewujudkan sumber energi terbarukan konsep yang memadai untuk energi yang berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan. Dengan demikian, kolaborasi inovasi dalam teknologi perlu didorong serius oleh pemerintah, dengan melakukan riset besar besaran di universitas-universitas. Pemerintah juga diharapkan menggandeng generasi muda yang cakap dalam bidang teknologi inovasi. Sehingga, merdeka energi baru terbarukan 2025 dan 2050 akan terwujud.

 

Profil

Nama: Damianus Febrianto Edo, Peminat Isu Sosial dan Media

Alamat Email: damianusfebrianto760@gmail.com

Ikuti tulisan menarik Febrianto Edo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler