x

Iklan

Febrianto Edo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 Mei 2019

Sabtu, 5 September 2020 19:30 WIB

Neuralink ala Elon Musk

Siapa Elon Musk? Di kalangan pengusaha dan dunia teknologi namanya tak asing lagi. Founder Tesla dan SpaceX berapa hari lalu menggemparkan dunia. Bawasannya, menanamkan kabel dalam otak manusia yang tersambung dengan komputer (Neuralink).Tepat bulan Januari lalu, Elon Musk pernah mengemukakan akan Luncurkan 1 Juta Orang ke Mars pada 2050, (Kompas, 20/1/20).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapa Elon Musk? Di kalangan pengusaha dan dunia teknologi namanya tak asing lagi. Founder Tesla dan SpaceX ini berapa hari lalu menggemparkan dunia. Bawasannya, menanamkan kabel dalam otak manusia yang tersambung dengan komputer (Neuralink). Tepat bulan Januari lalu, Elon Musk pernah mengemukakan akan luncurkan 1 Juta Orang ke Mars pada 2050, (Kompas, 20/1/20).
 
Minggu lalu, Elon Musk menjalankan misinya yang baru, yakni terobosan dalam integrasi otak dengan mesin, dimana sudah dilakukan uji coba dengan hewan (babi). Dalam gaya uniknya yang tak dapat ditiru, dia menyajikan kemungkinan untuk membaca dan menulis ke dalam otak manusia secara real-time melalui implan Neuralink.
 
Dimana, ide gila dipersentasikan di depan publik akan teknologi masa depan, otak manusia dengan komputer lewat kabel tersambung tanpa efek samping. (Nonton; https://www.youtube.com/watch?v=iOWFXqT5MZ4)
 
Saat persentasi, Elon Musk tampaknya begitu percaya diri akan keberhasilan teknologi yang dirancangnya itu. Meskipun belum dilakukan uji coba kepada manusia, bagaimana efektifnya teknologi neurolink ala Elon Musk.
 
Ide gila Elon Musk membuat chip yang dapat membaca data cukup cepat pada resolusi yang cukup tinggi, merancang algoritma yang dapat secara akurat menafsirkan data, dan merancang cara untuk memasukkan kabel ke dalam ke otak, sehingga chip dapat mengakses lebih banyak aktivitasnya.
 
Oleh karena itu, peran artificial intellegence dan otak manusia yang secara otomatis tersambung. Dimana,masalah keamanan, privasi, politik, hukum, dan etika dimana, menanamkan chip di kepala seseorang, sekaligus membaca data otak mereka dan memungkinkan mereka mengontrol gerakan tubuh mereka, penglihatan, bau, atau pendengaran melalui artificial intellegence (AI).
 
Kata Musk, chip berukuran koin terhubung ke kabel ultra yang tipis dan fleksibel, masing-masing sekitar 5 mikron, sekitar 20 kali lebih tipis dari rambut manusia yang mengandung total 1.024 elektroda dan kipas dalam otak. Elektroda tersebut dapat membaca atau, secara teoritis, menulis aktivitas otak dengan merasakan atau merangsang neuron, sambil mengirimkan data secara nirkabel melalui gelombang radio seperti Bluetooth sehingga peneliti dapat menganalisisnya.
 
Selain itu, Elon Musk juga menyampaikan penting bagi kesehatan dengan demonstrasi langsung Elon Musk dari chip otak Neuralink AI, yang dia klaim suatu hari akan menyembuhkan kelumpuhan dan memberi orang telepati. Dia mengatakan, neuralink selain mengobati kondisi saraf seperti Parkinson, juga Neuralink suatu hari bisa memfasilitasi simbiosis antara manusia dan AI. Dia juga dengan bersemangat mengumumkan pada tahun 2019 bahwa perusahaan telah berhasil mendapatkan monyet untuk mengendalikan komputer dengan otaknya.
 
Yang paling menarik penelitian Elon Musk adalah teknologi Neuralink dapat memungkinkan langkah besar dengan umpan balik haptic. Secara teoritis, jika chip neuralink mencatat area otak mana yang dirangsang, ketika kita menyentuh dan berinteraksi dengan dunia, dan kemudian elektroda dapat menggunakan informasi ini untuk merangsang otak orang yang menggunakan prostesis robot untuk mensimulasikan sensasi ini. Artinya, teknologi neuralink akan merangsang perasaan manusia dalam teknologi. 
 
Banyak ahli yang mengkritik Elon Musk. Kritikan tersebut muncul karena kemustahilan bila itu berhasil dilakukan pada manusia. Kedua, efek samping akan infeksi otak manusia dengan kabel listrik yang dirancang Elon Musk. Ketiga, Elon Musk terlalu ambisius melakukan penelitian ini, bawasannya, teknologi yang ramah kemanusiaan dan berperasaan. Dan masih banyak kritikan yang banyak para ahli teknologi dunia sampaikan terhadap Elon Musk.
 
Di tengah banyak kritikan, banyak juga para ahli yang sependapat bahkan mendukung langkah Elon Musk dengan catatan Elon Musk berhasil merancangnya pada manusia bukan hanya hewan (babi) semata. Dengan kata lain, jika neuralink ala Elon Musk digunakan oleh manusia, apakah teknologi peka terhadap persaan manusia? Menarik untuk kita saksikan.
 
Damianus Febrianto Edo

Ikuti tulisan menarik Febrianto Edo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler