x

sumber gambar: thenextmarketers

Iklan

Tania Adin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Jumat, 5 Februari 2021 20:26 WIB

Perjuangan Dua Pihak Menuju Indonesia yang Lebih Maju

BUMN dan perusahaan swasta tidak jarang dianggap saingan oleh media-media sekaligus publik. Sama-sama bertujuan membantu Indonesia menjadi produsen baterai listrik terbaik di dunia, nyatanya baik BUMN maupun swasta punya caranya masing-masing untuk membangun smelter.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia punya target pasti menjadi pemain baterai lithium (listrik) dunia pada era kendaraan listrik di tahun 2025 mendatang. Hingga saat ini, pemerintah semakin gencar untuk menggaet investor dan pembangunan fasilitas produksi baterai lithium, dan nikel merupakan bahan baku utama dalam pembuatannya.

Meski baru digencarkan sekarang, ternyata pemerintah sudah lama mewajibkan pembangunan pabrik smelter? Undang-Undang Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009 telah dirumuskan dan disahkan sejak 12 tahun silam, namun baru berlaku pada 12 Januari 2014. UU ini membahas mengenai proses nilai tambah mineral dan batubara sebelum diekspor dan mewajibkan pemilik usaha untuk membangun smelter.

Pembangunan pabrik baterai lithium sedang dijajaki oleh perusahaan BUMN dan 7 mitra yang berasal dari luar negeri, salah satu yang ramai diperbincangkan publik yaitu Tesla

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain perusahaan BUMN yang terlibat dalam misi Indonesia menjadi pemain baterai listrik di dunia, beberapa pihak swasta pun juga turun tangan. 

Baik perusahaan negara maupun swasta memiliki satu misi: meningkatkan perekonomian Indonesia, sayangnya beberapa persepsi seakan-akan menggambarkan adanya rivalitas antara BUMN dan perusahaan swasta. Pemberitaan pun tidak sedikit yang berpihak pada satu pihak saja.

Seperti yang tertuang dalam UU Minerba nomor 4 Tahun 2009 dan mulai berlaku di tahun 2014, pembangunan smelter dapat meningkatkan nilai tambah pada mineral, seperti nikel. Diambil dari kontan.co.id pada 20 Oktober 2020 lalu, bahwa pada awal 2014 Indonesia Morowali Industrial Park telah membangun pabrik smelter pertama dengan kapasitas 300.000 ton Nickel Pig Iron (NPI). Setelah IMIP, PT Indonesia Weda Bay Industrial (IWIP) pertama kali mengoperasikan smelter pertamanya di tahun 2018. Selang satu tahun saja tepatnya di bulan Februari PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) sudah mewujudkan targetnya untuk membangun smelter.  

Berbeda dengan perusahaan swasta yang sudah memulainya lebih dulu, BUMN memiliki targetnya sendiri yaitu pada semester I tahun 2021.

Hal tersebut disebutkan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury bahwa perusahaan induk (holding) BUMN baterai listrik yaitu Indonesia Battery Corporation (IBC) akan terbentuk pada semester I tahun 2021. Nantinya, holding tersebut akan mengembangkan industri baterai listrik dari hulu ke hilir.

"Kita berharap pembentukan Indonesia Battery Corporation sebagai holding ini bisa di semester I tahun ini," ungkap Pahala seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/2/2021).

Mari kita hentikan sentimen kepada pihak swasta. Pada BUMN pun kita juga tidak dapat “bereaksi” dengan pertanyaan “mengapa baru sekarang digencarkan, mengapa tidak dari tahun 2014 saja?”. Tidak ada lagi istilah “BUMN dan Swasta adalah saingan”. Mereka memiliki caranya sendiri untuk bersama-sama mencapai Indonesia sebagai pemain baterai listrik dunia.

Ikuti tulisan menarik Tania Adin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler