x

Iklan

dhyanitara mitta

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Maret 2021

Senin, 29 Maret 2021 18:03 WIB

Berlayar Menuju Samudra Biru Melalui Inovasi

Artikel ini menceritakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan yang baik harus mampu mencari pangsa pasar yang masih belum banyak memiliki pesaing dengan cara memberikan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejak era revolusi industri, persaingan bisnis pada pasar tidak pernah ada habisnya. Perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk memberikan hal-hal yang paling dibutuhkan oleh konsumen. Dengan ketatnya persaingan bisnis menyebabkan banyak perusahaan yang memilih untuk bersaing dengan cara saling membunuh antar kompetitor pada pasar yang segmentasinya sudah sangat sesak. Akhirnya penerapan low cost strategy, competitive advantage, dan merebut pangsa pasar secara mati-matian hingga titik darah penghabisan menjadi strategi yang dipilih oleh banyak perusahaan atau yang kita kenal dengan sebutan Red Ocean Strategy. Namun, strategi ini semakin lama justru menciptakan titik jenuh hingga tidak lagi memberikan keuntungan yang sehat bagi perusahaan. Untuk keluar dari paradigma bisnis lama ini, diperlukan inovasi, kepekaan dan ketelitian yang tinggi oleh perusahaan sehingga dapat segera belayar menemukan Samudra Biru, tempat dimana tidak ada persaingan pasar dan perusahaan bukan hanya sekedar menjadi pengikut pasar melainkan menciptakan sebuah pasar Samudra Biru baru.

Blue Ocean Strategy di populerkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne. Dikutip dari Jurnal berjudul “The Blue Ocean Strategy” oleh Rostami dan Ehtehsami Akbari (2011), Blue Ocean Strategy merupakan analogi untuk menggambarkan luas dan dalamnya ruang pasar potensial yang sebelumnya tidak dikaji lebih dalam. Samudra Biru akan selalu ada pada lini bisnis apapun, untuk menemukannya, diperlukan kreativitas agar dapat menciptakan dan menemukan sebuah inovasi yang dibutuhkan oleh keadaan saat ini merupakan sebuah kunci karena masa depan sebuah perusahaan akan selalu bergantung kepada kemampuan perusahaan tersebut untuk berinovasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah perusahaan yang ingin menerapkan Blue Ocean Strategy harus dapat mengetahui dan menciptakan suatu produk yang dibutuhkan oleh konsumen dengan menyeimbangkan harga serta inovasi nilai tambah. Keseimbangan harga dilakukan dengan cara penghematan biaya dan mengurangi faktor yang dapat menjadi titik persaingan pada bisnis, diiringi dengan faktor peningkatan nilai yang menambahkan elemen yang sebelumnya tidak ditawarkan oleh kompetitor lain kepada konsumen. Nilai tambah atau value innovation ini akan menjadi keunikan suatu perusahaan sehingga terciptalah sebuah kondisi pasar dengan kompetitor yang sedikit atau bahkan belum ada sama sekali.

Go-Jek yang bergerak pada bidang transportasi online adalah salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang berhasil menemukan samudra biru. Perusahaan yang dibangun oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010 ini berinovasi untuk mempermudah kebutuhan akan transportasi yang murah, aman dan cepat sehingga Go-Jek mampu untuk menciptakan aturan pasarnya sendiri. Terbukti tak lama kemudian, Go-Jek telah berhasil membuat perusahaan besar sekelas Blue Bird harus memutar otak untuk mencari berbagai cara hanya untuk sekedar mempertahankan eksistensinya.

Go-Jek menjadi sebuah inovasi yang cemerlang dikarenakan pada saat itu, ojek konvensional selalu digambarkan dengan pelayanan yang buruk serta harga yang tidak rasional. Inovasi yang dilakukan Go-Jek berhasil menciptakan sebuah positioning yang baik dengan mengabungkan harga dan manfaat nilai tambah secara bersamaan sehingga konsumen dapat menikmati pelayanan yang memuaskan dengan harga yang jelas. Go-Jek selalu menawarkan layanan yang berorientasi pada konsumen sehingga dengan senang hati masyarakat cepat untuk mengadopsi sistem ini.

Namun ada saatnya ketika Go-Jek dan model bisnis lain yang sampai di pasar Samudra Biru berkembang secara terus menerus dan semakin besar memicu kedatangan kompetitor baru. Pada akhirnya ketika sudah sangat banyak kompetitor yang masuk, Samudra Biru akan berubah menjadi Samudra merah. Sama hal nya seperti yang dialami Go-Jek, samudra yang semula dikuasai sendiri sekarang diisi oleh kompetior baru seperti Grab, Maxim, InDriver, dan lain-lain.

Untuk itulah, perusahaan yang sudah berada di Samudra Biru harus mampu untuk terus berinovasi dan berlayar lebih jauh untuk menciptakan pasar Samudera Biru yang baru agar dapat melepaskan diri dari persaingan yang tidak sehat. Blue Ocean Strategy tidak hanya menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan dapat menciptakan atau sampai di pasar Samudra Biru, tetapi juga mengetahui cara untuk melihat kapan saatnya perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat meraih pasar Samudra Biru yang baru. Proses ini menjadi berulang dan dinamis hingga perusahaan dapat menciptakan ruang pasar yang tidak terpengaruh oleh waktu.

Ikuti tulisan menarik dhyanitara mitta lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu