x

Sumber : Dokumentasi pribadi

Iklan

Shofiyah Nada

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 April 2021

Rabu, 9 Juni 2021 16:55 WIB

Menelisik Wajah Alun-Alun Purwokerto Kala Ramadhan Pandemi

Sepi dan senyap. Begitulah kondisi yang dapat digambarkan dari salah satu ruang bermain masyarakat sekaligus ikon kota Purwokerto. Secara administratif, Alun-alun Purwokerto terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, Jawa Tengah. Kemunculan pandemi Covid-19 yang telah beranjak satu tahun ini berhasil mengubah wajahnya. Sebelumnya, ragam hiruk pikuk aktivitas warga yang tengah melakukan kegiatan rekreasi bersama keluarga dapat disaksikan pada halaman Alun-Alun Purwokerto. Namun, saat ini, semuanya nihil. Keramaian itu tidak dapat disaksikan bahkan dirasakan lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah sepeda motor milik teman saya melaju dengan kecepatan rendah sembari melintasi sekeliling Alun-Alun Purwokerto, dari arah utara, barat, timur hingga selatan. Saya menjelajahinya dengan menumpang teman pada Mei lalu. Cuaca sore hari yang mendung ditemani hawa panas turut menjadi teman perjalanan saya. Namun, cuaca yang kurang bersahabat tidak menghentikan saya untuk melakukan perjalanan dalam menelusuri Alun-Alun Purwokerto, khususnya pada hari menjelang akhir bulan Ramadhan kali ini. Dengan ditemani perasaan gembira sekaligus antusias sembari menunggu waktu berbuka puasa sebagai alasan, tibalah kami, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit dari rumah saya.

Monggo minumannya, mba?”. Berikut merupakan pernyataan berisi tawaran yang berasal dari salah satu penjaja minuman hangat, seperti kopi, susu dan sebagainya dalam bentuk sachet dengan cara dipikul. Ya, nyatanya, terdapat beberapa penjaja makanan kecil telah membuka lapak secara berjajar dengan menggunakan gerobak kecil. Walaupun tidak seramai biasanya, hal tersebut membuat saya tertegun. Area tersebut yang biasanya tidak dimanfaatkan oleh pedagang dan dibiarkan kosong, kali ini, cukup berbeda. Dapatkah kondisi ini disebabkan oleh adanya euforia masyarakat yang ingin merasakan hidupnya suasana bulan Ramadhan seperti dahulu? Bisa jadi. Hal ini yang membuat tampilan alun-alun sedikit hidup walau tetap saja, tidak seperti biasanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gambar 2. Kondisi penjaja makanan ringan di samping Alun-Alun Purwokerto

Dua orang pria terlihat sedang mengabadikan momen ngabuburit masyarakat di sekitar alun-alun dengan asyik menggunakan kamera digital canggihnya. Salah satu hal yang cukup membuat saya tertarik yaitu terlihat sebuah keluarga kecil yang tengah menikmati piknik di halaman depan Alun-Alun Purwokerto. Hal ini dikarenakan pengunjung belum dapat mengakses halaman dalam terkait penerapan pembatasan kegiatan yang diberikan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu, seluruh bagian dalam alun-alun masih diberi pagar pembatas demi pembatasan kunjungan.

Pada bagian muka Alun-Alun Purwokerto, terlihat beberapa petugas polisi tengah berjaga di pos penjagaan polisi yang difungsikan sebagai tempat pemantauan masyarakat yang akan melakukan mudik, mengingat terdapat larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah serta terlihat personil lain tengah mengatur lalu lintas di sekitar Alun-Alun Purwokerto. Salah satu personil polisi yang bertugas sebagai pengatur lalu lintas turut andil dalam membantu para penyeberang pertigaan besar. Keadaan lalu lintas pada saat itu terbilang cukup ramai lancar, terutama pada saat mendekati waktu berbuka puasa serta bertepatan dengan malam minggu, masyarakat memilih untuk menghabiskan waktu dengan kerabat dekat mereka walaupun sekadar singgah.

Gambar 3. Pos Penjagaan Mudik yang terletak pada bagian depan Alun-Alun Purwokerto

Sebelah barat Alun-Alun Purwokerto terdapat sebuah masjid legendaris yang telah bertengger sejak tahun 1910, Masjid Agung Baitussalam. Bertepatan dengan bulan Ramadhan yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat yang melakukan kunjungan ke Alun-Alun untuk melaksanakan ibadah setelah ngabuburit, tempat ibadah itu sekarang sedikit berbeda. Disamping tampilan dalamnya yang terdapat pembatasan jarak saf sholat, kondisinya cenderung lebih lengang terlepas dari adanya petugas penerima zakat yang berjaga di halaman depan masjid.

Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Rita Supermall yang terletak di seberang Alun-Alun Purwokerto. Mall tersebut justru semakin malam, semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat. Seolah sebagai alternatif bagi masyarakat yang tidak dapat melakukan rekreasi bersama keluarga di alun-alun. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak masuk menuju  melihat kondisinya yang semakin tidak kondusif.

Gambar 4. Masjid Agung Baitussalam yang terletak di sebelah barat Alun-Alun Purwokerto

Perubahan wajah yang dialami oleh Alun-Alun sebagai dampak dari adanya pembatasan kunjungan dirasakan cukup drastis. Suasana khas bulan Ramadhan, terutama pada waktu ngabuburit yang biasanya terasa, tahun ini sedikit berbeda. Terdapat beberapa pedagang yang berusaha untuk menghidupkan kembali melalui dagangannya, walau tetap saja perbedaan berupa kondisi sepi tersebut masih saja terasa bagi saya. Terlepas dari hal tersebut, Alun-Alun tetap menjadi tujuan atau sekadar tempat persinggahan bagi masyarakat Purwokerto untuk melakukan perjalanan menjelajahi kota.

Ikuti tulisan menarik Shofiyah Nada lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler