x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 6 Juli 2021 10:28 WIB

Investasi Saham: Siap Untung dan Siap Rugi, loh

Belajar dari pengalaman kerugian dalam investasi saham, investor makin disadarkan pentingnya siap sedia menerima setiap potensi cuan maupun kerugiannya. Ini penting karena banyak investor saham yang siap untuk cuan, tetapi tidak siap untuk rugi. Jangan putus asa jika mengalami kerugian. Orang sekelas Warren Buffett juga pernah rugi, tapi ia mampu bangkit lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dijuluki Oracle of Omaha, Warren Buffett boleh dibilang sebagai salah satu investor sukses sepanjang masa karena memilih strategi investasi jangka panjang untuk perusahaan-perusahaan dengan fundamental sehat yang diperdagangkan jauh di bawah nilai intrinsiknya.

Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, ia membangun kekayaannya dengan menggunakan strategi investasi saham yang sederhana namun kuat dan tajam dalam analisisnya.

Beberapa contoh keberhasilannya dalam investasi saham adalah saham-saham Coca-Cola, Gillette, dan Dairy Queen. Terkait saham Coca-Cola ia punya alasan unik kenapa pilihannya jatuh pada perusahaan ini. Buffett menyukai saham ini karena banyak orang dari berbagai belahan dunia membeli dan mengonsumsi Coca-Cola.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah mendalami laporan keuangannya, ia pun memutuskan untuk membeli saham-sahamnya secara bertahap dan menahannya hingga kini, dimana saham Coca-Cola sudah berkali-kali lipat dari saat ia membelinya untuk pertama kalinya. 

Namun di tengah kesuksesannya dalam investasi saham dengan analisis fundamentalnya yang tajam, apakah ia tidak pernah rugi? Jangan salah paham dulu, ternyata Buffett juga pernah mengalami yang namanya kerugian dalam investasi saham. 

Saat krisis ekonomi dunia pada 2008, ia memborong saham migas Conoco Phillips senilai USD 7 miliar dengan analisis fundamentalnya yang diyakininya mumpuni. Namun apa mau dikata, beberapa tahun kemudian ia terpaksa menjual saham tersebut dan merugi sebesar USD 2,6 miliar. Jumlah kerugian yang tidak sedikit bukan. Selidik punya selidik ia ternyata abai dengan kondisi makro ekonomi dimana harga minyak dunia terus merorot. Namun, ia tidak putus asa.

Investasi saham memang tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya risiko konkret yang bernama kerugian. Ada kalanya investor tidak melulu mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli saham yang disebut dengan capital gain.

Nah, saat inventor mengalami kerugian dari selisih harga beli dan jual inilah ada istilah yang namanya capital loss atau kerugian modal. Saham yang diyakini akan mendatangkan cuan, ternyata justru menggerus modal dan saat terpaksa dijual maka kerugian itu menjadi nyata.

Jika mau belajar dari pengalaman kerugian dalam investasi saham, investor justru makin disadarkan pentingnya sikap siap sedia menerima setiap potensi cuan maupun kerugiannya. Hal ini penting karena banyak investor saham yang siap untuk cuan, tetapi tidak siap untuk rugi. Nah, ketiga merugi, ia menjadi putus asa dan nggak mau investasi lagi.

Oleh sebab itu, di tengah kemudahan investasi saham berbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT besutan sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi, kesadaran sejak awal akan adanya potensi cuan sekaligus rugi dalam investasi saham itu penting untuk dimiliki semua investor saham.

Alhasil, setiap investor memiliki kesadaran tidak hanya untuk cuan, tetapi juga siap untuk rugi. Toh, pada kenyataannya potensi kerugian itu bisa diminimalkan dengan analisis fundamental dan teknikal yang kuat. Kerugian adalah saat untuk melihat kembali analisis fundamental dan teknikal serta psikologi investasi apakah sudah tepat dan tajam atau belum.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler