x

gambar diambil dari KOMPAS.com

Iklan

Nikmat Allah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Oktober 2020

Senin, 2 Agustus 2021 15:26 WIB

Perjalanan Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tak terasa sebentar lagi tanggal 17 Agustus 2021 yang tentunya menjadi hari yang spesial bagi warga negara Indonesia. Yah benar, hari kemerdekaan Indonesia yang ke-76.Hari yang dimana orang-orang menyambutnya dengan mengibarkan bendera merah-putih di depan rumahnya, membuat segala pernak-pernik yang unik atas kehadirannya, memasak masaka spesial untuk keluarganya. Hari yang membuat senyum orang yang sedih, membuat lapang bagi yang merasa sempit, membuat cerah langit dunia dari gelapnya masa kelam yang asap hitam  menutupi cerahnya sinar matahari akibat peperangan meletus disana-sini, dan rasa pedih yang semakin menjadi-jadi ketika satu-persatu pejuang gugur mendahului.

Tentunya setiap orang memiliki cara untuk merayakannya. Ada upacara, pawai, tasyakuran, pengajian, do’a bersama, perlombaan panjat pinang, makan kerupuk, balapan egrang, dan sebagainya. Walaupun di tengah susahnya hidup selama pandemi, tetapi kebanyakan orang merayakannya pasti dengan rasa senang dan gembira. Namun, edukasi tentang perjalan perjuangan para pahlawan dan mujahidin untuk meraih kemerdekaan sering ditinggalkan. Sehingga, banyak anak-anak dan para pemuda tak mengetahui apa dibalik hari yang menyenangkan dan menggembirakan ini. Hal itu bisa diketahui ketika mereka memilih merayakannya dengan kumpul kebo, jalan sama pacar, main dan merayakannya dengan hal-hal yang tak berguna.

Mereka bermaksiat dengan senang gembira di hari kakek, nenek, dan para pejuang merasakan kepedihan, ketika orang-orang berjatuhan dari hujaman peluru untuk menghapuskan penjajahan. Dan apakah para pejuang yang telah gugur ingin melihat anak keturunan yang hidup tenang dan nyaman bermaksiat kepada Pemberi anugerah kemerdekaan?. Tentu saja tidak. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan akan sejarah perjuangan kemerdekaan. Maka dari itu, saya mengajak para pembaca untuk mengenal perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Cerita ini dimulai ketika pada zaman renaisans, terjadi perkembangan pengetahuan dan teknologi sangat pesat, terjadi revolusi industry dengan ditemukannya mesin uap untuk kapal laut, begitupun juga dengan ditutupnya jalur perdagangan setelah konstantinopel berhasil ditaklukan oleh Kekaisaran Turki Utsamani pada tahun 1543 M. Hal ini yang menyebabkan datangnya bangsa-bangsa eropa ke indonesia melalui jalur laut sekitar tahun 1500 M yang memiluki tujuan untuk mencari rempah-rempah. Dan negara yang menduduki Indonesia adalah :Portugis, Inggris, Sepanyol, dan Belanda. Setelah melihat kekayaan alam Indonesia yang begitu banyak maka mereka memiliki tujuan lain selain mencari rempah-rempah, yaitu 3G (gold yaitu kekayaan, glory yaitu kekuasaan, gospel yaitu menyebarkan ajaran nasrani).

Singkat cerita, Negara-negara tersebut berhasil menduduki Indonesia. Seperti portugis dan sepanyol yang berhasil menduduki Maluku, Inggris bisa menduduki Banten. Pada tahun 1598 untuk yang kedua kalinya Belanda mendatangi Banten dan bisa menguasai perdagangan di daerah tersebut karena pada saat kedatangan pertama mereka diusir akibat karakter mereka yang kasar. Kemudian, Belanda mendirikan perusahaan dagang yang bernama VOC pada tahun 1602 M . Pada tahun 1605 VOC berhasil meruntuhkan benteng Portugis di Maluku yang menjadikan jalan penjajahan kolonialisme di Indonesia selama tiga setengah abad yang akan datang.

Pada mulainya persaingan terjadi diantara pedagang Belanda. Pemerintah Belanda ingin menyatukan para pedagang tersubut. Sehinga pada 20 Maret 1602 di VOC (vereenig Oostindische Compagnie) atau kongsi dagang Belanda yang prakarsai Prints Maurits. VOC dikelola oleh tujuh belas pengurus pusat yang disebut Heeren Zeventeen yang sekaligus sebagai penanam saham. Tujuan VOC sebenarnya untuk menghindari persaingan antar pedagang Belanda sendiri dan dengan pedagang Eropa, serta untuk memonopoli perdagangan.

Namun dengan seiring berjalannya waktu, VOC menjadi wakil pemerintahan Belanda di Indonesia. VOC berperan di bidang politik, ekonomi, dan militer. VOC memanfaatkan konflik pribumi untuk memperluas daerah kekuasaan. Misalnya Meminta Sultan Hasanudin untuk menyerah dengan melakukan perjanjian Bongaya. Begitu juga VOC melukakn contingenten, menerapkan verplichte leverantie, dan melaksanakan Preanger Stelsel. Akhirnya, secara resmi pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan karena banyak faktor. Misalnya, penetapan Raja Willem IV sebagai pemimpin tertinggi, terlilit banyak hutang, anggaran yang membludak akibat penerapan system feodalisme, dan pegawai yang korupsi dan hidup mewah.

Bubarnya VOC bukan berarti buabarnya kolonialisme di Indonesia. Pada tahun 1800-1811 Indonesia di bawah kekuasaan Republik Bataaf. Republik Bataaf dibentuk ketika Perancis menguasai Belanda setelah Kaum Patriot menyerang Belanda karena hendak menjadikan Belanda negara kesatuan. Pembentukan Republik Bataaf dipimpin oleh Louis Napoleon yang kemudian mengambil alih kekuasaan VOC di Indonesia. Kemudian Louis Napoleon mengutus Deandels untuk memimpin Indonesia yang kemudian digantikan Janssens pada tahun 1811 untuk mempertahankan tanah Jawa dari serangan Inggris. Namun Janssens tidak bisa menahan serangan Inggris pada tanggal 4 Agustus 1811 di Batavia. Kemudian meminta bantuan untuk melakukan perlawanan dengan Inggris, namun usaha tersebut belum mampu menghentikan serang Inggris. Dan diakhiri dengan Perjanjian Tuntang pada 18 September 1811 yang berisi pengakuan kekalahan Belanda dan penyerahan tanah Jawa kepada Inggris.

Inggris berkuasa hanya 5 tahun yang dipimpin oleh Raffles yang kemudian di gantikan Jhon Fendal pada 1815 . Pada 1826 tanah Jawa direbut kembali oleh Belanda yang menjadikan Belanda berkuasa di Indonesia selama dua setengah abad.

Masyarakat Indonesia semakin sengsara kehidupannya ketika Belanda menjajah kembali dengan system culturstelsel atau tanam paksa untuk menyelesaikan masalah krisis ekonomi yang menimpa Belanda dan negara jajahannya pada awal masa kekuasaan Belanda tahun 1816. Sehingga pribumi harus melakukan kerja rodi. Yang pada intinya masyarakat Indonesia diperbudak oleh pemerintah Belanda. Begitupun banyak penyelewengan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan pada sistem tanam paksa.

Sistem tanam paksa mampu memperbaiki perekonomian Belanda. Hal ini bisa dilihat ketika Belanda mampu melunasi hutang-hutang VOC dan mendirikan banteng-benteng. Namun pelaksanaannya sangatlah tidak manusiawi dan melanggar HAM. Secara perlahan system tanam paksa dihapus yag digantikan dengan system ekonomi liberal dengan penyerahan kegiatan ekonomi pada pihak swasta.

Namun sistem ekonomi liberal juga bukanlah solusi yang masih menyengsarakan rakyat. Pemerintah Belanda terus berusaha untuk memperluas daerah kekuasaanya dengan mengurangi tanah-tanah milik kerajaan. Sehingga pendapatan dan kas kerajaan semaikin kecil, karena sumber pendapatan diperoleh dari pungutan pajak wilayah yang dikuasai dan uang ganti dari Pemerintah Kolonial Belanda. Oleh karenanya, untuk mencukupi pembiayaan aparatur kerajaan, maka rakyat dibebani pajak yang semakin banyak. Rakyat semakin menderita dengan sistem multi pajak dari pungutan tersebut.

Dengan semakin berkurangnya wilayah kekuasaan kerajaan, maka kedudukan dan wibawa kerajaan semakin merosot, sedangkan di pihak lain pemerintah colonial semakin kuat. Hal ini dibuktikan, dengan terpecahnya kerajaan mataram menjadi empat kerajaan, yakni Kasunan, Mangkunegaran, Kasultanan, dan Pakualaman. Perpecahan tersebut karena politik colonial Belanda yang juga harus dilawan dengan perlawanan bercorak politik, maka terjadilah perang Diponegoro, perang paderi dsb. Begitupun dengan berbagai gerakan perlawanan dengan pemerintah colonial belanda. Misalnya, pergerakan kyai tambak merang di daerah wonogiri dan pergerakan haji jenal ngarip 1847 di Kudus.

Bisa disimpulkan, bahwasanya corak perjuangan melawan penjajahan sebelum abad 20 adalah bersifat lokal, dipimpin oleh tokoh masyarakat, melakukan perjuangan fisik atau bersenjata, mudah dipecah oleh Belanda, perjuangannya-pun belum terorganisir. Walaupun perlawanan yang sporadic belum membuahkan hasil yang manis, akan tetapi itu adalah bentuk kesadaran awal bagi suatu bangsa atas kemerdekaan tanah airnya.

Perkembangan perekonomian liberal yang berkembang di Nusantara menuai banyak kritik di kalangan orang belanda moralis. Walaupun culture structural sudah dihapuskan, namun belum menjadi solusi untuk kesejahteraan pribumi. Misalnya, C. Th. Van Deventer di majalah Gids, ia menyampaikan kritiknya terhadap Pemerintah belanda dengan tulisan yang berjudul Een Ereschuld atau suatu hutang budi. Menurutnya, kemakmuran Belanda diperoleh dari kerja kerasnya orang primbumi. Maka dari itu, Belanda sebagai negara yang maju dan bermoralh haruslah membayar hutang budi atas rakyat jajahannya.

Ratu Wilehelma mengeluarkan kebijakan baru dalam pidatonya tahun 1901 yang berjudul Ethiasche Ritching (Haluan Baru) atau yang disebut politik etis. Politik etis dengan program utama Trias Politika, yaitu irigasi, edukasi, dan emigras (transmigrasi). Politik etis diharapkan dapat membawa perubahan kepada keadaan yan lebih baik. Namun, dalam praktik kebijakan tersebut masih tetap digunakan untuk memenuhi kepentingan dan keuntungan pemerintah kolonial belanda. Maka dari itu, politik etis sering disebut politik tangan sutera sebagai ganti dari politik tangan baja.

Kita bisa melihat penyimpangan praktik kebijakan tersebut di bidang pendidikan. Pendidikan ditujukan untuk mendapat tenaga kerja yang berkompeten dengan harga yang murah. Dan tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan, hanya orang-orang tertentu dari pegawa pemerintah, anak keturunan bnagsawan, dan anak-anak eropa. Di sisi lain, politik etis mampu memunculkan golongan berintelektual yang kemudian menjadi pelopor kesadaran nasionalisme Indonesia. Ketika memasuki babak baru pada awal abad 20, yaitu masa perjuangan pergererakan nasional, maka merekalah golongan terdidik sebagai penggeraknya.

Pada  masa pergerakan nasional, perjuangan dlakukan melalui organisa-organisasi yang dibentuk oleh golongan terpelajar. Organisasi yang dibentuk tidak hanya sebatas organisas di bidang politik, melainkan di bidang social, pendidikan, dan agama. Misalnya, Sarekat Islam (SI), Budi Utomo, Indische partij, Muhamadiyah, dst.Begitupun juga terbentuk organisasi para pemuda yang berfungsi sebagai penengah solidaritas, penyalur aspirasi dan cita-cita yang dijadikan kader-kader pemimpin di masa depan.

Seperti organisasi tri koro Dharmo yang kemudian menjad Jong Java, Jong Ambon,Jong Minahasa dll. Memang benar, pada saat itu  kata Indonesia belum terlalu dikenal sehingga  organisaso dan perkumpulan pemuda pada saat itu masih bersifat kedaerahan. Namun kemudian mereka-pun bisa disatukan. Sumpah Pemuda sebagai bukti konkrit nasionalisme bangsa indonesia pada dasawarsa awal di abad 20. Mereka sadara bahwa bangsa yang berada dibawah kolonialisme Belanda telah terwujud dengan sebuah ikrar dan janji yang menyatakan persatuan bangsa, tanah air dan Bahasa. Keyang kemerdekaan Indonesia.mudia ikrar tersebut dinyatakan lebih tegas dengan adanya visi dan spirit yang sama yaitu kemerdekaan Indonesia.

Maka pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia  di rumah hubah dari Faradj bin Said bin Awadh Martak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang diketik Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekarno-Hatta setelah melewati peristiwa-perstiwa yang sulit .

 

Ikuti tulisan menarik Nikmat Allah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler