x

Indra Sjafri-Supartono JW

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 4 Agustus 2021 14:25 WIB

Sepak Bola Akar Rumput Harap Bersabar, Meski Liga PSSI Digelar

Agar peristiwa 4 Agustus 2019 dapat segera terulang, Indra Sjafri pun dapat mencerahkan dan choaching clinic lagi di IJSL dan tempat lain di seluruh Indonesia, penggiat dan pelaku sepak bola akar rumput wajib bersabar. Belajarlah dari Euro 2020, Copa America 2021, Piala Emas 2021, dan Olimpiade Tokyo 2020 yang sukses karena semua pelaku dan publiknya sudah mengikuti syaratnya vaksinasi, swab test, patuh protokol kesehatan, dan cerdas menyikapi aturan. Ingat, varian delta masih sangat dekat di sekitar kita, jangan menantangnya, sebab nyawa taruhannya. Mari kita dukung Liga 1, 2, dan turunannya hingga sukses, karena pelaku dan publik Indonesia juga sudah memenuhi syarat dan disiplin seperti di sepak bola manca negara. Saksikan laga dari rumah saja seperti Copa America 2021 dan Olimpiade Tokyo 2020

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

mengguyur motivasi sambil coaching clinic di hadapan 1000 anak usia dini peserta Kompetisi Indonesia Junior Soccer League (IJSL) di Sentul City, Bogor.

Tiga bulan, lalu corona

Siapa menyangka, hanya terpaut sekitar 106 hari atau 3 bulan dari acara massal di IJSL itu, tepatnya tanggal 17 November 2019, dari penelusuran media South China Morning, seseorang berusia 55 tahun dari provinsi Hubei, China, adalah orang pertama yang tertular COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru yang kini sudah berpandemi di seluruh dunia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah kasus 17 November, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari dan pada 15 Desember, total infeksi sudah mencapai 27 kasus dan akhirnya pada Rabu pagi (4/8/2021), penyebaran virus corona secara global, melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 200.213.581 (200 juta) kasus.

Rinciannya, sebanyak 180.493.911 (180 juta) pasien telah sembuh dan 4.258.196 orang meninggal dunia. Lalu, kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 15.461.474 dengan rincian 15.369.203 pasien dengan kondisi ringan dan 92.271 dalam kondisi serius.

Meski urutan 5 kasus terbanyak masih dipegang oleh:
Pertama, Amerika Serikat: 36.036.799 kasus, 630.458 orang meninggal, total sembuh 29.753.282,
Kedua, India: 31.767.965 kasus, 425.789 orang meninggal, total sembuh 30.925.348,
Ketiga, Brasil: 19.986.073 kasus, 558.597 orang meninggal, total sembuh 18.746.865
Keempat, Rusia: 6.334.195 kasus, 160.925 orang meninggal, total sembuh 5.659.746, dan
Kelima, Prancis: 6.178.632 kasus, 111.993 orang meninggal, total sembuh 5.717.788,

Tetapi, kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Catatannya, hingga Selasa (3/8/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 33.900. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 3.496.700 orang.
Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan sebanyak 31.324 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 2.873.669 orang. Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 1.598 orang, sehingga totalnya kini menjadi 98.889.

Tambahan 1.598 tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan angka penambahan kematian harian tertinggi di dunia di bawah Brasil dengan 1.238 kematian.

Padahal dibandingkan negara lain, kasus pertama yang terjadi di Tanah Air menimpa dua warga Depok, Jawa Barat dan informasinya langsung diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020), atau sekitar 5 bulan setelah corona 17 November 2019 di temukan di Wujan.

Pencerahan Indra saat itu

Bila saya ingat 4 Agustus 2019, saat itu di tengah kesibukannya menyiapkan pasukan Garuda, Timnas U-22 (23) untuk SEA Games dan Piala Asia, pelatih nasional bertangan dingin dan penuh prestasi, Indra Sjafri, tetap dengan langkah ringan hadir di Lapangan Sepak Bola Sentul City, Minggu pagi (4/8/2019).
Bukan hanya hadir, di tengah lanjutan Kompetisi IJSL tahun 2018/2019 untuk kategori U-8 dan U-10, serta babak final U-12 yang di komando oleh Direktur Kompetisi Dede Supriyadi, Indra pun memberikan ilmunya khusus untuk anak-anak usia dini (di bawah 12 tahun) dalam bentuk nasihat sekaligus coaching clinic.

Di hadapan 1000 anak-anak dan para orangtuanya dari seluruh SSB peserta Kompetisi IJSL, sebelum kegiatan coaching clinic, Indra memberikan motivasi yang berisi pengalaman-pengalaman pahit dan manis saat membesut Timnas hingga melahirkan Evan Dimas dan kawan-kawan untuk para calon penggawa Timnas masa depan yang seluruhnya adalah teregistrasi di IJSL.
Bahkan saat Indra memotivasi dan bercerita tentang pengalamannya, terutama saat berbagi kisah, perjuangan dan doa,  beberapa orangtua terlihat terharu.

Yang pasti, tentu, apa saja yang diungkapkan Indra, petuah, arahan, nasihat, dan pengalamannya, sangat membekas di pikiran dan hati anak-anak dan para orangtua.

Andai saja kegiatan yang sangat edukatif ini memliki ruang dan waktu yang tidak terbatas, serta terbuka untuk umum dan juga untuk SSB umum, yakin jutaan anak-anak akan hadir di Sentul City.
Dengan peserta terbatas 1000 anak-anak saja, panitia Kompetisi IJSL harus menyiapkan kantung-kantung parkir seperti area parkir Plaza niaga1, Area Parkir Padepokan volly, Area Parkir Plaza niaga 2, Area Parkir Telkom, dan Area Parkir Opus park yang semuanya berdampingan dengan area kompetisi IJSL.

Kegiatan yang sangat mencerahkan inipun tak kurang di dukung penuh oleh Askab PSSI Bogor. Hadir dalam kesempatan ini, Anggota Komite Eksekutif, Bapak Cakra.

Akankah peristiwa 4 Agustus 2019 di Sentul City atau di tempat lain dapat terulang? Sebab itulah peristiwa pencerahan dan coaching clinic massal untuk pesepak bola usia dini  satu-satunya di Indonesia dan terakhir sebelum wabah corona  berpandemi.

Virus delta nyata bahaya

Kini, varian baru virus delta yang berawal dari India, dan dibiarkan masuk Indonesia, bahkan membikin Indonesia menjadi episentrum corona baru di dunia dan faktanya seperti yang sudah saya ulas tentang laporan terbaru tanggal 3 dan 4 Agustus 2021.

Varian delta terbukti sangat berbahaya. Sebab, saudara saya, tetangga dekat, teman dekat, sahabat dekat, dll sudah merasakan ganasnya virus ini, sudah merasakan terpapar, isolasi mandiri, berjuang untuk dalam proses pengobatan, meski akhirnya ada yang menghadapNya.

Bahkan adik dan sahabat dekat saya, yang saya sebut pejuang sepak bola akar rumput, Rezza Mahaputra Lubis pun, dipanggilNya karena virus ini. 

Hingga detik ini, saya masih tak percaya dan betul-betul kehilangan Rezza. Sebab, sebelum Rezza dinyatakan positif hingga Allah memanggilnya, komunikasi dan diskusi saya dan Rezza terus berlangsung intens via whatsapp maupun sambungan telepon. Pagi atau siang atau malam, di saat saya dan Rezza sama-sama senggang, pasti kita manfaatkan untuk diskusi sepak bola akar rumput, kompetisi, PSSI, masalah corona, hingga humaniora, politik, dan pemerintahan yang minimal hingga satu setengah jam bercengkerama.

Kini, Rezza sudah tak ada karena corona. Tapi semangat perjuangan nyata dan pemikiran-pemikirannya, masih tetap abadi. Semoga Indonesia Junior League nantinya tetap ada penerusnya, meski nilai rasanya akan berbeda, IJL wajib tetap eksis untuk kawah candradimuka sepak bola akar rumput Indonesia.

Harapan saya, adik saya Dede Supriyadi dan pasangan duet sekaligus istri, Intan Fitriani, tetap sehat, hingga IJSL  pun turut mengawal IJL yang telah ditinggal Rezza. Aamiin.

Liga 1 dan 2 digelar, akar rumput sabar, 

Bila kini PSSI sudah menyatakan kompetisi Liga 1 2021/2022 akan dimulai pada 20 Agustus mendatang setelah berkonsultasi dengan Menpora, Zainudin Amali dan pihak Mabes Polri. Kemudian Liga 2 dan turunannya menyusul, maka, sepak bola akar rumput harus tetap bersabar. Tidak ikut-ikutan aktif latihan hingga turnamen atau kompetisi dulu, sebelum situasi corona dengan varian delta aman dan terkendali.

Ikuti program vaksinasi. Pastikan semua anak dan orang tua yang terlibat dalam sepak bola akar rumput sudah memiliki sertifikat vaksin 1 dan 2. Dan harus diperhatikan, meski sudah vaksin, tetap saja ada yang terpapar corona, karena mengabaikan protokol kesehatan dan menyepelekan virus corona.

Masyarakat Indonesia, selama ini juga banyak yang sangat percaya diri karena pernah melakukan test corona dan hasilnya negatif. Padahal sifat test corona hanya berlaku untuk saat itu atau sebagai acuan paling lama 1x24 jam.

Ada pelajaran dari Windy Cantika Aisah peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020. Dalam wawancara live di stasiun tv swasta Rabu pagi (4/8/2021), Windy menyebut pengalaman swab test corona 3 kali sehari di Tokyo. Artinya, atlet Olimpiade benar-benar harus dipastikan negatif corona sebelum berlaga.

Begitu pun, suksesnya gelaran sepak bola di manca negara. UEFA dengan Euro 2020, Conmebol dengan Copa America 2021, Cocancaf dengan Piala Emas 2021, dan IOC dengan sepak bola Olimpiade Tokyo 2020, namun semua dapat terselenggara karena dukungan negara-negara pesertanya terutama dengan program vaksinasi, protokol kesehatan ketatnya, dan sikap disiplin seluruh publik pecinta sepak bolanya.

Euro 2020 dan Piala Emas 2021 sukses digelar bahkan stadion pun dipenuhi suporter, karena suporter yang dapat masuk stadion wajib sudah vaksin dan ada bukti test corona negatif. Sementara, Copa America 2021 dan sepak bola Olimpiade Tokyo 2020 yang tinggal menyisakan laga final pun sukses. Namun tanpa penonton dan tak terdengar ada keributan atau kerusuhan suporter di luar stadion. Artinya, sikap disiplin suporter menjadi garansi suksesnya turnamen dan suksesnya pencegahan pandemi corona.

Lebih hebat, Piala Emas 2021 di gelar di Amerika Serikat, negara nomor 1 dalam kasus corona dunia, tapi stadion penuh penonton. Lalu, Copa Amerika 2021di gelar di Brasil, negara nomor 3 dalam kasus corona dunia. Dan Euro 2020 di gelar di 11 negara Eropa di mana ada Rusia dan Prancis yang duduk di peringkat 4 dan 5 kasus corona terbanyak di dunia. Tapi, penyelenggaraan sukses dan tak ada berita klaster corona baru dari sepak bola itu.

Belajar dari manca negara

Untuk itu, agar peristiwa 4 Agustus 2019 dapat segera terulang, Indra Sjafri pun dapat mencerahkan dan choaching clinic lagi di IJSL dan tempat lain di seluruh Indonesia, penggiat dan pelaku sepak bola akar rumput wajib bersabar.

Belajarlah dari Euro 2020, Copa America 2021, Piala Emas 2021, dan Olimpiade Tokyo 2020 yang sukses karena semua pelaku dan publiknya sudah mengikuti syaratnya vaksinasi, swab test, patuh protokol kesehatan, dan cerdas menyikapi aturan.

Ingat, varian delta masih sangat dekat di sekitar kita, jangan menantangnya, sebab nyawa taruhannya.

Mari kita dukung Liga 1, 2, dan turunannya hingga sukses, karena pelaku dan publik Indonesia juga sudah memenuhi syarat dan disiplin seperti di sepak bola manca negara. Saksikan laga dari rumah saja seperti Copa America 2021 dan Olimpiade Tokyo 2020.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler