x

Iklan

Elnado Legowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 21 Agustus 2021 08:01 WIB

Cerpen | Kengerian yang Mengintai

Rachel Jovari adalah seorang selebgram baru yang menerima sebuah pesan sms dari nomor anonim dan diduga berasal dari salah seorang penggemarnya. Awalnya isi pesan tersebut membuat Rachel tersanjung, tapi semakin lama isi pesan itu kian menakutkan. Selain itu, Rachel juga mulai mendapati kejadian aneh di dalam kamar apartemennya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Monster itu ada; hantu itu ada; mereka semua bersembunyi di suatu tempat yang tidak kita sadari, yaitu dalam diri manusia. Di tempat itulah mereka akan mengambil alih pikiran inangnya untuk menyamar dan membaur dengan kita, sehingga membuat kita sulit untuk mengenalinya, dan mereka yang berhasil mengambil alih pikiran inangnya disebut kejahatan. Kejahatan itulah yang mengintai dari tempat yang tidak diketahui; mengonsumsi ketakutan; menunggu waktu kita melengah. Perihal tersebut juga terjadi pada seorang selebgram yang bernama Rachel Jovari.

Rachel Jovari adalah seorang perempuan berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah. Kedua orang tuanya tinggal di Tangerang Selatan, tapi dia memilih untuk menetap di Jakarta demi membangun kariernya. Rachel juga memiliki seorang pacar dari bangku kuliah, tapi hubungan mereka tidak terlalu mesra, karena dia lebih memprioritaskan pekerjaannya daripada hubungan asmara. Kini Rachel telah bekerja sebagai seorang karyawati di sebuah kantor bank yang berada di Jakarta Pusat. Meskipun begitu, Rachel tetap aktif berkarya di sosial media seperti Instagram dan TikTok.

Berkat postur tubuhnya yang langsing; cukup atletis karena rutin berolahraga; berkulit cerah; wajah tirus dan hidung mancung; rambut panjang berwarna cokelat walnut dan sedikit bergelombang; membuat dirinya terlihat cantik dan cocok dengan setiap pakaian yang dia kenakan. Tidak sedikit orang yang mengira Rachel sebagai seorang peragawati. Walhasil, Rachel sering menerima tawaran endorse fashion, serta tidak jarang juga dia mendapat tawaran untuk menjadi peragawati dari beberapa majalah busana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga pada suatu hari, Rachel baru saja membeli sebuah kamar apartemen di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, karena lokasinya yang strategis dan menyuguhkan pemandangan kota Jakarta yang memanjakan mata, sekaligus jarak tempuh ke kantornya yang tidak begitu jauh. Akan tetapi, setelah Rachel tinggal beberapa lama di apartemen itu; dia mengalami kesulitan tidur, karena tidak cocok dengan kasur yang dia dapatkan dari apartemen itu. Kasur tersebut terasa keras dan kasar - seperti batu - sehingga menciptakan rasa sakit pada tubuhnya.

Untuk mencari solusi dari permasalahan itu; Rachel berkonsultasi dengan rekan kerjanya di kantor; bertanya-tanya mengenai tempat penjualan kasur terbaik dengan harga murah. Lantas rekan kerja Rachel memberi sebuah alamat dari sebuah toko kasur buatan lokal yang terletak di kawasan Blok M. Arkian - saat akhir pekan - Rachel mendatangi tempat tersebut dan mendapati sebuah bangunan ruko tua yang menjuali kasur. Awalnya Rachel merasa kurang yakin, tapi dia tetap mencoba untuk masuk ke dalam ruko itu untuk sekedar melihat-lihat.

Setibanya di dalam ruko, Rachel langsung disambut oleh salah seorang pemasar. Lantas terjadilah sebuah perbincangan antara pemasar dan pembeli; membahas kasur yang cocok untuk Rachel; berharga murah dengan kualitas terbaik. Lalu si pemasar juga memperlihatkan tempat mereka memproduksi kasur di dalam ruko tersebut, agar Rachel mengetahui kualitas dan keaslian dari kasur yang mereka jual. Selang beberapa waktu kemudian, Rachel akhirnya menemukan sebuah kasur yang cocok - berjenis kasur pegas tebal dengan ukuran single - dan langsung membelinya.

****

Beberapa hari kemudian; setelah Rachel membeli dan mengganti kasur; masalah pada gangguan tidurnya telah teratasi. Akan tetapi, sejak itu jugalah dia mulai mendapat sebuah pesan sms dari nomor anonim yang diduga berasal dari salah seorang penggemarnya.

"Hai, aku suka dengan foto-fotomu. - 831"

Begitulah isi pesannya. Hati Rachel tersanjung setelah mendapat pesan itu; karena dia adalah seorang selebgram baru, sehingga masih sedikit orang yang mengirim pesan pujian secara langsung kepadanya.

"Terima kasih. Tapi kalau boleh tahu, 831 itu apa ya?"

"Delapan huruf, tiga kata, dan satu arti. I Love You!"

Rachel makin tersanjung setelah mendapat balasan itu.

"Terima kasih banyak! Kalau boleh tahu lagi, sosial mediamu apa?"

Dia tidak membalas. Rachel tidak begitu memusingkannya dan menganggap bahwa dia sedang sibuk atau terlalu malu untuk memberitahukan sosial medianya.

Walakin, sejak itulah nomor tersebut sering mengirim pesan ke Rachel setiap malam; sekitar tengah malam hingga jam tiga subuh. Awalnya Rachel hanya menanggapi biasa, tapi semakin lama pesan itu kian menyeramkan. Seakan-akan dia dapat mengetahui seluruh aktivitas dari Rachel.

"Hai, hari ini kamu terlihat cantik dengan gaun batik cokelat. - 831"

Itu salah satu dari pesan yang diterima Rachel. Perihal yang mengerikannya, di hari itu juga Rachel mengenakan gaun batik cokelat, tapi dia tidak menaruhnya ke sosial media.

Selain itu, di satu malam Rachel pulang telat karena menghadiri pesta ulang tahun temannya, sehingga membuat dia langsung tertidur di atas kasur. Kemudian, di keesokan paginya, Rachel terbangun dan mendapati tubuhnya telah diselimuti oleh kain selimut. Padahal semalam dia tidak memakai kain selimut saat tidur. Keadaan makin menakutkan, setelah dia mendapat pesan dari nomor itu yang berisi;

"Hai, kamu habis dari mana? Kok pulang selarut ini? - 831"

Walhasil, Rachel menjadi sangat ketakutan dan menghubungi pihak keamanan apartemen. Lantas mereka segera memeriksa seluruh penjuru kamar apartemen Rachel, beserta kamera pengawas yang berada di sekitarnya. Namun hasilnya nihil. Mereka tidak menemukan seorang-pun di dalam kamar apartemen Rachel. Bahkan, berdasarkan rekaman kamera pengawas; tidak ada orang yang mencurigakan di sekitar kamar apartemen Rachel; lebih-lebih orang yang berlalu lalang - selain tetangga Rachel - juga tidak ada. Alhasil, pihak keamanan apartemen tidak dapat berbuat banyak.

Hari demi hari telah Rachel lalui dengan perasaan resah. Dia selalu merasa sedang diawasi oleh seseorang dari suatu tempat yang tersembunyi. Karena perasaan itulah, Rachel berkonsultasi ke pacarnya mengenai peristiwa yang dialaminya. Awalnya Rachel ingin melapor ke polisi, tapi karena kasus yang dialaminya belum sampai merugikan secara material dan bukti yang tidak cukup, sehingga dia mengurungkan niatnya karena merasa polisi tidak akan memproses kasusnya. Walakin, pacar Rachel bersedia untuk melacak nomor anonim itu, dengan tujuan agar dia dapat mengetahui identitas si pelaku untuk melabraknya. Tetapi nahas, dia tidak berhasil. Seakan-akan si pemilik nomor itu adalah hantu yang tidak dapat disentuh. Akhirnya mereka kembali menempuh jalan buntu dan peristiwa itu terus berlanjut.

Bahkan kian harinya, Rachel mulai mendapati perihal ganjil di kamar apartemennya; di mana makanan dan minumannya sering berkurang - secara misterius - setiap harinya; seolah ada orang yang mengonsumsinya secara diam-diam. Tetapi, setiap Rachel melaporkan perihal tersebut ke pihak keamanan apartemen dan dilakukan pemeriksaan secara intensif di kamarnya; mereka selalu menemukan jalan buntu. Sampai-sampai semua orang yang bekerja di bagian keamanan apartemen menganggap Rachel sebagai orang yang paranoid dan delusional. Alhasil, Rachel tidak bisa mengandalkan mereka lagi.

Rachel sempat memiliki niat untuk melabrak si pemilik nomor itu dan memintanya untuk berhenti mengirim pesan. Akan tetapi, di satu sisi Rachel merasa tidak tega melakukan hal tersebut kepada penggemarnya; mengingat bahwa dia adalah seorang selebgram baru yang belum memiliki banyak penggemar. Akhirnya Rachel memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya, demi menghindari pesan sms itu. Namun sayangnya, itu hanyalah solusi temporer dan Rachel kembali menerima pesan dari nomor tersebut;

"Hai, selamat untuk nomor barunya. - 831"

Rasa takut kian merasuki diri Rachel, sehingga dia segera memblokir nomor itu. Alih-alih masalah terselesaikan, keesokan harinya Rachel kembali mendapat pesan dari nomor yang berbeda;

"Kenapa kamu memblokirku? - 831"

****

Kegilaan dan kengerian dari pesan tersebut makin menyiksa batin Rachel. Dia menjadi sangat takut setiap mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Rachel juga menjadi semakin jarang aktif di sosial medianya. Tetapi, alih-alih karier Rachel sebagai selebgram menurun, ternyata malah sebaliknya. Karier Rachel tetap terbang, meskipun berada di tengah badai yang menerjang. Sampai-sampai Rachel menerima sebuah tawaran sebagai peragawati untuk sebuah majalah busana ternama dengan bayaran yang tidak murah. Alhasil, kesibukan Rachel kian bertambah dan membuatnya mulai melupakan pesan menyeramkan itu secara perlahan-lahan.

Hingga beberapa waktu kemudian, Rachel mendapat tugas untuk menjalani sesi pemotretan di luar kota selama lima hari. Beruntungnya, nomor itu tidak mengirimkan pesan selama Rachel pergi, sehingga dia dapat menghirup udara segar yang selama ini tidak pernah dia dapatkan. Walakin, setelah pulang dari sesi pemotretan, Rachel kembali mendapati makanan dan minuman di kamar apartemennya telah terkuras habis; berserakan di lantai; seakan ada orang yang mengonsumsinya. Keadaan semakin buruk, setelah Rachel kembali mendapati sebuah pesan dari nomor itu yang membuat dirinya kembali merasakan teror. Isi pesan tersebut berisi;

"Kamu ke mana saja selama lima hari ini? Aku sangat merindukanmu! Apakah kamu tidak tahu, betapa kesepiannya diriku tanpamu? - 831"

Keesokan harinya, Rachel menceritakan peristiwa itu kepada manajernya di majalah busana. Beruntung si manajer cukup berpengalaman akan peristiwa tersebut, karena banyak dari peragawati yang bekerja untuk majalahnya yang mengalami hal serupa. Setelah mendengar cerita dari Rachel; si manajer merasa yakin bahwa si pemilik nomor itu masih ada di dalam kamar apartemen Rachel; bersembunyi di suatu tempat yang tidak diketahui. Lantas si manajer memberikan saran untuk memasang kamera pengawas di dalam kamar apartemennya; agar menangkap wajah si pelaku - saat keluar dari tempat persembunyian - sekaligus menjadikannya sebagai alat bukti untuk melapor ke polisi.

Arkian, Rachel segera membeli beberapa kamera pengawas di sebuah ITC yang dekat dengan apartemennya; lalu memasang kamera pengawas itu di beberapa sudut ruangan yang tersembunyi; seperti di kamar tidur, ruang utama, ruang makan dan dapur, dan balkon apartemen. Sesudah itu Rachel kembali beraktivitas seperti biasa.

Hingga pada keesokan harinya - setelah 24 jam kamera pengawas dipasang - Rachel membuka isi rekaman tersebut, saat jam makan siang di kantornya. Awalnya dia tidak menemukan tanda-tanda yang ganjil. Sampai pada rekaman di malam hari - waktu Rachel sedang mandi - dia menemukan perihal aneh pada kasurnya. Lantas Rachel memperbesar gambar rekaman itu, dan mendapati sebuah lekukan yang berbentuk seperti tubuh manusia di permukaan kasurnya; lengkap dengan kepala, dua tangan, beserta perutnya. Tetapi lekukan itu segera menghilang, setelah Rachel keluar dari kamar mandi; lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur; tepat di atas lekukan tubuh manusia itu muncul dan menghilang. Alhasil, Rachel menjadi bergidik ngeri.

Setelah melewati beberapa jam tanpa ada keganjilan terjadi; kamera pengawas kembali menangkap fenomena aneh; di mana kasur Rachel sedikit bergoyang - seperti ada seseorang yang menggerakkannya dari dalam kasur - saat dia sudah tertidur. Kemudian dinding pada pinggir kasur itu mulai terbuka secara horizontal, seperti ada resleting tersembunyi. Kemudian keluarlah seorang pria - berusia sekitar kepala lima - dari dalam kasur itu. Dia hanya memakai celana dalam; bertubuh gemuk dan berkeringat sehingga terkesan menjijikan; warna kulitnya agak gelap dan sedikit mengkerut; memiliki paras yang buruk dengan kepala depan yang gundul. Seketika Rachel terkesiap setelah melihat wajah dari pria itu dan mengenalinya sebagai salah seorang pekerja - pembuat kasur - di tempat Rachel membeli kasur. Tampaknya pria itu terangsang setelah melihat kecantikan Rachel, sehingga dia memodifikasi kasur pesanannya - secara diam-diam - agar dia dapat menyelinap masuk dan bersembunyi ke dalam kasur; demi mengintai aktivitas keseharian Rachel; sekaligus melampiaskan fantasi liarnya saat Rachel sedang merebah atau tertidur di atas kasur.

Sehabis keluar dari dalam kasur, pria itu segera pergi ke ruang makan; menguras isi kulkas dan lemari makanan; mengonsumsi makanan dan minuman yang baru dibeli dengan lahap; lalu pergi ke kamar mandi untuk panggilan alam. Setelah itu, pria itu kembali ke kamar tidur Rachel; melaju ke lemari pakaian dan membukanya; lalu menggutik pakaian Rachel - terutama pakaian dalam - dan menciuminya seperti sedang menghirup ganja, sembari memijat selangkangannya sendiri. Setelah puas menciumi pakaian Rachel, pria itu segera mendekati dirinya yang masih tertidur pulas dengan posisi menyamping membelakangi pria itu. Kalakian dia mulai mengelus, meraba, dan mengendus tubuh Rachel; sehingga membuatnya merasa ngeri dan jijik saat menyaksikan adegan tersebut.

Setelah beberapa waktu kemudian, pria itu menyadari keberadaan dari kamera pengawas di kamar tidur Rachel yang sedang merekam aktivitas kotornya. Tetapi, bukan merasa takut dan segera bersembunyi, pria itu malah mendekati kamera pengawas dan menatapnya, seolah dia sedang mempertunjukan dirinya. Kemudian pria itu segera mencari dan mengambil secarik kertas dan sebuah spidol besar yang ada di dalam kamar tidur Rachel. Lalu dia menulis sebuah pesan di dalamnya.

Rachel merasakan kengerian yang tak ternilai, sekaligus rasa penasaran dengan apa yang sedang pria itu lakukan. Dia terus mengamati gerak-gerik dari pria itu tanpa mengedipkan matanya; jantungnya berdetak kencang; tubuhnya mulai menggeligis ketakutan; keringat dingin mulai bercucuran di sekujur tubuhnya. Seolah-olah Rachel tidak bisa membayangkan betapa mengerikan video yang sedang dia tonton; seperti sebuah film horor yang paling menyeramkan; tapi itu adalah rekaman dari kamera pengawas di kamar tidurnya; merekam dan memperlihatkan sebuah aktivitas yang tidak pernah dia ketahui.

Setelah pria itu selesai menuliskan pesan di atas kertas; lantas dia langsung menatap ke kamera pengawas dan memperlihatkan wajah yang penuh kebejatan moral; kedua mata yang besar penuh dengan obsesi ekstrem dan nafsu erotisme yang tidak sehat; menyeringai dursila yang mengganggu sambil memperlihatkan sebuah pesan yang tertulis di dalam kertas. Lantas wajah Rachel memucat dan nafasnya menyesak. Lalu dia menjerit histeris dan pingsan, setelah membaca isi pesan di dalam kertas itu yang bertuliskan;

"Hai, selamat atas kamera pengawas barunya. Semoga kita bisa bersatu hati untuk selamanya. - 831"

****

Ikuti tulisan menarik Elnado Legowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler