x

Beberapa riset menunjukkan pekerja tetap produktif dari rumah

Iklan

Severina Ratih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Juni 2021

Sabtu, 21 Agustus 2021 07:43 WIB

Sejarah Budaya Nge-kos di Indonesia

Budaya dan bisnis kos-kostan di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial. Konon, ini bermula dari hasrat kaum pribumi menengah ke atas yang ingin meningkatkan status sosial.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapa yang tidak pernah mendengar kos-kosan? Semua pasti sudah pernah mendengar. Kos sebagai pilihan tempat tinggal sangat populer di kalangan perantau. Bahkan, banyak sekali para content creator yang membuat konten mengenai dekorasi kamar kost minimalis.

Kamar kos selalu menjadi pilihan utama para pelajar ataupun pekerja yang merantau di kota orang. Di Indonesia, sudah banyak yang menjalani bisnis kos-kosan ini. Kota seperti Jakarta dan Yogyakarta adalah daerah di Indonesia yang masyarakatnya banyak memiliki menjalani bisnis kos-kosan. Di dua kota itu banyak perantau dengan tujuan bersekolah, kuliah atau bekerja. 

Tetapi bukan berarti semua perantau akan memilih tinggal di kos-kosan. Bagi mereka yang lebih suka memiliki privasi lebih dan menginginkan fasilitas yang lengkap seperti di rumah dalam satu ruang, maka akan lebih memilih apartemen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bisnis kos-kosan sudah hadir sejak zaman kolonial di Indonesia. Bisnis ini awalnya merupakan gaya hidup kaum pribumi kalangan menengah ke atas pada masa itu. Mereka diketahui banyak yang mengagung-agungkan budaya barat.

Pada masa penjajahan, bangsa Belanda memiliki status sosial di atas kaum pribumi. Kaum pribumi kalangan menengah ke atas yang menggemari budaya barat, berharap dapat meningkatkan status sosial setingkat dengan bangsa Belanda. Untuk memperoleh hal itu muncullah budaya kos-kosan ini.

Mereka akan menitipkan anak pada keluarga Belanda dengan membayar sejumlah uang. Anak-anak yang dititipkan tersebut nantinya harus memenuhi sejumlah persyaratan dari pemilik rumah, agar bisa tinggal bersama. Setelah itu anak-anak tersebut dapat menjadi anak angkat dari keluarga Belanda tersebut.

Anak-anak yang sudah menjadi anak angkat dari keluarga Belanda tersebut akan mengikuti budaya dari keluarga angkatnya. Hal ini membuat hubungan antara penyewa dan induk semang pada masa itu sangat mengutamakan kekeluargaan.

Hal ini lah yang diadaptasi oleh masyarakat Indonesia. Gaya hidup in de kost yang sekarang menjadi bisnis kos-kosan di berbagai kota di Indonesia.

Demikian sejarah singkat budaya kost yang mungkin kamu jalani saat ini.

 

Ikuti tulisan menarik Severina Ratih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler