x

Iklan

Yose Marsty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 November 2021

Rabu, 10 November 2021 06:16 WIB

Pembunuh Bayaran

Cerita fiksi tentang pembunuh bayaran yang mendapat tugas menghabisi nyawa saksi kunci tindak pidana korupsi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Minta satu, bang.”

Lelaki berbadan tegap dan berwajah dingin itu memesan es cendol pada seorang pedagang keliling yang mangkal di pinggir jalan. Ada banyak pedagang yang berjualan di jalan sebuah kawasan rumah kos di sana. Tapi lelaki tegap itu memilih es cendol di antara minuman lain di tempat itu. Dia mungkin sedang haus dan ia ingin membasahi tenggorakannya dengan es cendol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Rumah kos di depan banyak penghuninya, ya?” tanya lelaki itu sambil ia menunjukk rumah kos di seberang tempat tukang cendol berada.

“Ya selalu ada saja penghuninya. Keluar masuk lah,” jawab tukang cendol.

“Kos cewek, kan?”

“Setahu saya iya.”

“Rata-rata mahasiswi, karyawati, atau…”

“Macam-macam, tapi memang kebanyakan karyawati.”

“Ada yang kerja malam ngga, ya?”

“Maksudnya purel?”

Lelaki itu tidak menjawab pertanyaan tukang cendol karena hapenya tiba-tiba bordering. Ia mengangkat panggilan dari telepon genggamnya itu. Ia berjalan menjauh dari gerobak cendol saat ia berbicara dengan seseorang di ujung telepon. Kemudian, lelaki itu kembali mendekat gerobak cendol dan ia melanjutkan minum es cendol yang tersisa.

“Ini uangnya, bang.”

Lelaki tegap itu menyerahkan uang pada tukang cendol.  Lelaki itu mungkin tergesa mengembalikan dompet ke saku belakang celana, sehingga dompet itu terjatuh. Ia buru-buru membungkuk untuk mengambil dompetnya. Saat itu, tukang sendol tanpa sengaja melihat benda hitam berkilat terselip di punggungnya yang tersingkap. Lalu, ia melangkah ke rumah di seberang jalan yang mereka bicarakan sedari tadi. Tukang cendol mengikuti langkah lelaki tegap itu diam-diam. Salah satu tangan pedagang  itu disembunyikan di balik kemeja lusuhnya. Kini, keduanya tampak sudah masuk ke dalam rumah dan tak lama terdengar letusan.

 

Dor! Dor! Dor!

 

***

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com

***

 

“Sebuah baku tembak terjadi selama kurang lebih 15 menit di sebuah rumah kos di kawasan pusat kota. Baku tembak di tersebut menewaskan salah satu pelaku. Belakangan polisi mendapatkan identitas korban sebagai mantan narapidana teroris yang baru saja dibebaskan. Sedangkan pelaku penembakan masih dalam pengejaran polisi…..”

Seorang laki-laki menekan tombol mute dari remote di tangannya ke arah tayangan siaran berita televisi itu. Ia menempelkan telepon genggam dan ia berbicara pada seseorang di ujung telepon.

“Sudah nonton beritanya, kan? Ya, aman. Dia memang pembunuh bayaran yang dapat pesanan untuk menghabisi saksi kunci tersangka korupsi yang sedang kau tangani itu. Si koruptormu memang benar-benar kakap. Baik, sama-sama.”

Laki-laki itu meletakkan telepon genggamnya di atas meja di samping tempat tidurnya. Ia melepaskan kemeja lusuh yang ia sudah kenakan saat berdagang es cendol siang ini. (yos)

Ikuti tulisan menarik Yose Marsty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB